Dinasti Saffariyah
Dinasti Saffariyah adalah salah satu dinasti yang berada dalam kekuasaan Kekhalifahan Abbasiyah. Pendiri Dinasti Saffariyah adalah Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar. Wilayah kekuasaan terluasnya meliputi Khurasan, Sijistan, Persia, Isfahan, Sindh dan Karman. Dinasti Saffariyah hanya bertahan selama 41 tahun. Wilayah kekuasaan Dinasti Saffariyah beralih ke Dinasti Samaniyah.
Awal kekuasaan
[sunting | sunting sumber]Dinasti Saffariyah didirikan oleh Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar. Dinasti Saffariyah menggantikan kekuasaan Dinasti Tahiriyyah di wilayah Persia bagian timur hingga ke Afghanistan bagian barat daya. Masa kekuasaan Dinasti Saffariyah dimulai sejak tahun 885 M.[1]
Khalifah
[sunting | sunting sumber]Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar
[sunting | sunting sumber]Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar merupakan pendiri dari Dinasti Saffariyah. Ia adalah seorang keturunan Bangsa Persia yang tinggal di kota Al-Qarnain. Awalnya, ia bekerja sebagai pengrajin tembaga. Ia kemudian menjadi relawan dalam pasukan yang memerangi Khawarij di Sijistan yang dipimpin oleh Shaleh bin An-Nadhir Al-Kannani. Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar diangkat menjadi wakil komandan setelah memperoleh kepercayaan dari Shaleh bin An-Nadhir Al-Kannani.[2]
Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar mendirikan Dinasti Saffariyah di Sijistan pada tahun 867 M.[3] Pada tahun 255 H atau 868 M, Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar menguasai wilayah Karman di Persia. Penguasaan ini dilakukan setelah ia memasuki kota Shiraz. Saat itu, kedua wilayah tersebut diberikan kepada seorang wali kota yang dipilih oleh khalifah Kekhalifahan Abbasiyah. Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar kemudian mengirimkan bukti kesetiaan kepada khalifah di Bagdad. Bukti ini berupa hadiah yang mewah.[4] Al-Mu'tamid yang berkuasa sebagai khalifah kemudian menetapkan wilayah Balakh, Thakharistan dan Sindh menjadi wilayah kekuasaan Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar. Penetapan ini dilakukan pada tahun 257 H atau 870 M.[5]
Amr bin Al-Laits Ash-Shaffar
[sunting | sunting sumber]Amr bin Al-Laits Ash-Shaffar menjabat sebagai khalifah menggantikan Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar. Ia adalah saudara dari Yaqub bin Al-Laits Ash-Shaffar. Amr bin Al-Laits Ash-Shaffar juga menyatakan kesetiaan kepada khalifah Kekhalifahan Abbasiyah. Khalifah kemudian menetapkannya sebagai wali kota untuk wilayah Khurasan, Sijistan, Persia, Isfahan, Sindh dan Karman. Selain itu, Amr bin Al-Laits Ash-Shaffar memperoleh kekuasaan atas keamanan wilayah Bagdad dan Samara.[6]
Keruntuhan
[sunting | sunting sumber]Kekuasaan Dinasti Saffariyah di Persia hanya bertahan selama 41 tahun. Dinasti Saffariyah berakhir pada tahun 908 M. Wilayahnya dikuasai oleh Dinasti Samaniyah.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Abdurahman, Dudung (2014). Komunitas-Multikultural dalam Sejarah Islam Periode Klasik (PDF). Yogyakarta: Penerbit Ombak. hlm. 111.
- ^ Zaghrut 2022, hlm. 67.
- ^ Susilo, J., dan Ridwan, M. (2016). Ridwan, M., ed. Mozaik Pemikiran dan Kebijakan Ekonomi Islam: Telaah Historis Kebijakan Ekonomi Sultan Alauddin Khalji (PDF). Jakarta Barat: Halaman Moeka Publishing. hlm. 36. ISBN 978-602-269-190-7.
- ^ Zaghrut 2022, hlm. 68-69.
- ^ Zaghrut 2022, hlm. 69.
- ^ Zaghrut 2022, hlm. 71.
- ^ Yahya, W., Siddiq, A. A., dan Saepudin, A., ed. (2017). Sejarah Peradaban Islam: Buku Panduan Pendidikan Agama Islam (PDF). Bandung: Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK) Universitas Islam Bandung. hlm. 96. ISBN 978-602-50123-1-0.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Zaghrut, Fathi (April 2022). Artawijaya, ed. Tragedi-Tragedi Besar dalam Sejarah Islam. Diterjemahkan oleh Irham, Masturi. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar. ISBN 978-979-592-978-9.