Derby Istanbul

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Galatasaray melawan Fenerbahçe dalam lanjutan Liga Super Turki pada 2009.

Derby Istanbul atau juga terkadang disebut sebagai Intercontinental Derby adalah sebutan bagi persaingan dan permusuhan antara dua klub sepak bola yang berasal dari Istanbul, Turki, yakni Fenerbahçe S.K. dan Galatasaray S.K.[1] Masalah yang melatarbelakangi permusuhan antar dua klub sepak bola yang sudah ada sejak zaman Kesultanan Utsmaniyah itu cukup kompleks, mulai dari masalah internal klub Turkkulubu, konflik kelas, masalah politik, hingga persaingan antara sisi Eropa dengan Asia.[2]

Latar Belakang[sunting | sunting sumber]

Di era Kesultanan Utsmaniyah masih berkuasa, klub sepak bola di kota Istanbul hanya ada 1 klub, yaknit Turkkulubu. Masalah mulai muncul dalam internal Turkkulubu, salah satunya dikarenakan Perang Balkan pada 1913, satu tahun sebelum pecahnya Perang Dunia I. Perselisihan internal Turkulubu kemudian mendorong dua petingginya, yakni Galk Kulaksizoglu dan Ali Sami Yen keluar dari Turkkulubu dan mendirikan klub masing-masing. Kulaksizoglu menjadi presiden Fenerbahçe, sementara Yen menjadi presiden Galatasaray.[3]

Kota Istanbul yang terbelah oleh Selat Bosporus, menjadikan kota ini berada di dua benua, yakni Eropa dan Asia.

Masalah Eropa-Asia[sunting | sunting sumber]

Dua tim Istanbul ini memang berada di kota yang sama, tetapi mereka berdiri di dua benua yang berbeda. Fenerbahçe didirikan di distrik Kadıköy yang masuk wilayah Asia, sementara Galatasaray didirikan di distrik Galata yang masuk ke wilayah Eropa. Posisi kota Istanbul yang berada dekat Selat Bosporus memisahkan dua wilayah yang dikuasai dua kelompok elit berbeda. Dari sinilah sebutan Intercontinental Derby mendapatkan namanya.[4]

Konflik Politik[sunting | sunting sumber]

Perang Balkan bukan satu-satunya masalah yang membuat sepak bola Istanbul terpecah, masalah politik dan ideologi nasional Turki juga menjadi faktor yang tidak dapat dikesampingkan. Kedua klub pada awalnya adalah klub elit, Galatasaray mewakili bangsawan sementara Fenerbahçe mewakili pengusaha.[4] Seiring munculnya gejolak nasionalisme Turki yang dibawa oleh Mustafa Kemal Atatürk, Fenerbahçe perlahan menjadi klub yang lebih merakyat dan anti-Ottoman.[2]

Persaingan di Lapangan[sunting | sunting sumber]

Graeme Souness menjadi musuh pendukung Fenerbahçe sejak selebrasinya yang dianggap provokatif dalam final Piala Turki 1996.

Pertemuan pertama kedua klub terjadi pada 17 Januari 1909, hasil dari pertandingan tersebut dimenangkan oleh Galatasaray dengan skor 2-0. Tetapi Galatasaray dan Fenerbahçe butuh waktu hingga 25 tahun sejak mereka berdiri untuk benar-benar bermusuhan. Pada 23 Februari 1934, diselenggarakan pertandingan yang mempertemukan kedua klub. Pertandingan berjalan keras dan menghasilkan banyak pelanggaran. Pertandingan yang keras semakin diperparah dengan kerusuhan suporter di luar lapangan, hal ini kemudian menjadi puncak dari permusuhan kedua tim hingga saat ini.[3]

Para Aktor Lapangan[sunting | sunting sumber]

Tensi tinggi dalam derby ini juga mempengaruhi tensi para pemain dan pelatih di kedua klub. Graeme Souness adalah salah satu aktor lapangan yang merasakan panasnya derby. Souness yang saat itu menjadi pelatih Galatasaray berhasil mengantarkan klubnya menang atas Fenerbahçe di ajang final Piala Turki 1996. Souness yang kegirangan meluapkan euforianya dengan mengibarkan bendera Galatasaray berukuran besar di tengah lapangan yang merupakan kandang dari Fenerbahçe. Dianggap sebagai provokasi, suporter Fenerbahçe berusaha menyerang Souness, tetapi gagal. Sejak saat itu Souness menjadi musuh bagi publik Fenerbahçe.[2]

Sementara itu dari sisi Fenerbahçe ada Jailson Siquiera yang menjadi musuh bagi publik Galatasaray. Pada 2018, Fenerbahçe yang ketinggalan dari Galatasaray berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2, gol penyeimbang itu dicetak Siquera. Setelah selesai pertandingan, Siquera diburu oleh suporter Galatasaray. Imbas dari insiden ini Siquera dan dua pemain Fenerbahçe lainnya, yakni Badou Ndiaye dan Roberto Soldado harus absen dalam pertandngan berikutnya.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ INDOSPORT.com (2018-11-10). "Inilah 5 Laga Derby Terpanas Sepanjang Sejarah". INDOSPORT.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-14. 
  2. ^ a b c d Randy Aprialdi (2019-03-11). "Panasnya Derby Galatasaray vs Fenerbahce yang Membelah Benua". Ligalaga. Diakses tanggal 2021-01-14. 
  3. ^ a b Aprialdi, Randy (2017-10-21). "Intercontinental Derby, Rivalitas Abadi Antara Fenerbahce dan Galatasaray". Pandit Football Indonesia. Diakses tanggal 2021-01-14. 
  4. ^ a b "Derbi Istanbul: Menabur Benih Kebencian dari Dua Sisi Bosphorus". kumparan. Diakses tanggal 2021-01-14.