Kedatuan Seran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Datu Seran)

Kedatuan Seran atau Kerajaan Seran adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di pulau Sumbawa, lokasi tepatnya di kecamatan Seteluk, kabupaten Sumbawa Barat, provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Kerajaan Seran dipimpin oleh Datu Seran. Kerajaan Seran, Kerajaan Taliwang, dan Kerajaan Jereweh masing-masing merupakan kerajaan vasal dari Kesultanan Sumbawa. Ketiga kerajaan taklukan ini masing-masing memiliki kedudukan yang sederajat yang disebut Kamutar Telu.[1][2]

Kemutar Telu (de drie vazalstaten) Seran, Taliwang dan Jereweh sebagai tanda bernaung di bawah kekuasaan Kerajaan Sumbawa mempunyai delapan macam kewajiban, menurut istilah adatnya Sonap lawang blau balu (melalui pintu delapan) yaitu:

  1. Nguri yakni persembahan berupa uang dalam bilangan tertentu menurut kedudukan sesuaru pejabat kepada raja, bila Raja ditimpa duka / suka.
  2. Turut membuat kuta ( benteng ) negeri Sumbawa, membuat tembok Dalam dan mengumpulkan kayu sepang.
  3. Mengumpulkan kain dan orang, serta ikut mengiringi Raja bila berkunjung ke Makassar.
  4. Membawa hantaran (istilah adatnya: perisi atau tekan tonang) dan menghadiri upacara kematian.
  5. Sama dengan empat pada upacara perkawinan, khitan dan sebagainya.
  6. Membuat / mengerjakan bendungan dan selokan bersama rakyat dari Mata hingga Sekongkang
  7. Memberi bantuan jika terjadi peperangan
  8. Membayar uang peti.

Tahun 1623[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1623, di bawah pemerintahan Raja Gowa I Mangarangi Daeng Manrabia, Sultan Sultan Alauddin Tuminanga ri Gaukanna, Kerajaan Seran bersatu bersama tujuh kerajaan satelit lainnya, yaitu Kerajaan Utan Kadali, Taliwang, Jereweh, Ngali, Sampar Samulan, Gunung Galesa, dan Gunung Setia. Dari kedelapan kerajaan ini, lima diantaranya merupakan kerajaan tertua, salah satunya Kerajaan Seran. Dalam Kakawin Nagarakretagama karangan Empu Prapañca, Kerajaan Seran disebut setidaknya dua kali.

Menjadi Kademungan[sunting | sunting sumber]

Pada masa kekuasaan Sultan Muhammad Jalaluddinsyah III penataan bidang pemerintahan Kesultanan Sumbawa mendapat perhatian khusus. Beberapa kali sistem pemerintahan mengalami perubahan. Pada Tahun 1920 terjadi perubahan besar dalam sistem perintahan Kesultanan Sumbawa dimana penghapusan district menjadi onderdistrict dan kemudian beralih nama menjadi Kademungan. Dengan perubahan struktur ini maka Kedatuan dalam Kamutar Telu, Seran, Taliwang dan Jereweh dihapus pula dan berubah status menjadi Kademungan.[3]

Daftar Datu Seran[sunting | sunting sumber]

  • Raja Tua Datu Bala Sawo Dewa Loka Ling Sampar / Datu Seran (Sultan Sumbawa 1723-1725)
  • Dewa Maspakil Dewa Lengan Seran[4]
  • Harunurrasyid II / Datu Seran (Sultan Sumbawa 1777-1791)

Makam Datu Seran[sunting | sunting sumber]

Makam Datu Seran secara geografis berada di ujung Desa Seran, kecamatan Seteluk, kabupaten Sumbawa Barat, provinsi Nusa Tenggara Barat. Makam yang Nisannya terbuat dari ukiran batu dari zaman Belanda ini telah berumur ribuan tahun. Lokasi Makam ini memiliki luas keseluruhan ± 60 M2. Kompleks pemakaman ini sudah banyak yang tertimbun tanah akibat tergerus air. Makam Utamanya yaitu Makam Raja Seran (Datu Seran) berada pada sebuah rumah kecil yang telah direnovasi oleh Pemerintah Daerah sebagai lokasi pemakaman bersejarah.

Hubungan silsilah kekerabatan dengan trah Sultan Sumbawa[sunting | sunting sumber]

Datu Seran merupakan salah satu leluhur Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV Raja Sumbawa m. 2011-sekarang.[3][5][6][7][8]

Tahun pemerintahan Sultan Bima.[9][10][11]

RAJA-RAJA SERAN
DATU SERAN
♂ Dewa Maspakil Dewa Lengan Seran[4]
♀ Ran Tambas♀ Lala Tambas
SULTAN SUMBAWA XIV m. 1777-1791
DATU SERAN
♂ Sultan Harunnurasyid II
Hasan Rasyid
Datu Budi
Lalu Mahmud
(+ 9 Juli 1791)[12][13]
SULTANAH SUMBAWA XII m. 1791-1795
♀ Dewa Masmawa Sultanah Shafiyatuddin
Daeng Massiki
♀ Datu Giri
Daeng Sagiri
(adik Daeng Massiki)


↓(bersuami)


SULTAN BIMA IX m. 1773-1817
♂ Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah
anumerta: Mantau Asi Saninu (yang mempunyai istana cermin)
(b. 1762, + 14 Juli 1817)
(duda dari Sultanah Shafiyatuddin Daeng Massiki)
SULTAN BIMA X m. 1818-1854
♂ Sultan Ismail Muhammad Syah
Rumata Mawa’a Alus
anumerta: Mantau Dana Sigi (yang mempunyai tanah mesjid)
(b. 28 Mei 1797, + 30 Mei atau 4 Juni 1854)


↓(beristeri)


♀ Putri Ma Wa'a Kali
SULTAN BIMA XI m. 1854-1868
♂ Sultan Abdullah Muhammad Syah
anumerta: "Rumata Mawa’a Adil" (yang membawa keadilan)
(b. 1844, + 10 Agustus 1868)


↓(beristeri)


♀ Siti Saleha Bumi Pertiga
binti
Lalu Cela Tureli Belo
bin
Lalu Abdullah Syahbandar
bin
Dewa Masmawa Sultan Lalu Onye Datu Ungkap Sermin Dewa Lengit Ling Dima SULTAN SUMBAWA IX m. 1761-1752
SULTAN BIMA XII m. 1868-1981
♂ Sultan Abdul Aziz
Mawa'a Sampela
SULTAN BIMA XIII m. 1881-1915
♂ Sultan Ibrahim
anumerta: Rumata Mawa’a Taho Perange (yang baik perangai)
(b. 19 Februari 1866; + 6 Desember 1915)


↓(beristeri)


♀ Sitti Fatimah
binti
Lalu Yusuf Ruma Sakuru
SULTAN BIMA XIV m. 1915-1951
♂ Sultan Muhammad Salahuddin

anumerta: Marrbora di Jakarta, Ma Kakidi Agama (yang meninggal di Jakarta, yang menegakkan agama)
(b. 14 Juli 1889)


↓(beristeri)


♀ Sitti Maryam
binti
Muhammad Qurais bin Muhammad Hidir Raja Bicara Bima
♀ Siti Khodijah Daeng Ante Ruma Pa'duka


↓(bersuami)


♂ Sultan Muhammad Kaharuddin III SULTAN SUMBAWA XVII m. 1931-1975
♀ Nindo Siti Rahayu Daeng RisompaSULTAN SUMBAWA XVIII m. 2011-sekarang


♂ Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin IV
Muhammad Abdurrahman Daeng Rajadewa
Daeng Ewan
(b. 5 April 1941)
↓(beristeri)


Dewa Maraja Bini
♀ Andi Bau Tenri Djadjah
Datu Tenri
(b. 23 Oktober 1946)
binti
♂ Andi Burhanuddin Karaeng Pangkajene = ♀ Andi Tenri Ampareng Datu Sengngeng Pamanna Wajo[14]
♀ Daeng Nadia Indriana Hanoum♀ Daeng Sarrojini Naidu


↓(bersuami)


♂ Sentot Agus Priyanto
♂ Raehan Omar Hasani Priyanto♂ Raindra Saadya Ramadhan Priyanto♂ Rayaka Ali Kareem Priyanto

Hubungan silsilah kekerabatan dengan trah Sultan Bima[sunting | sunting sumber]

Datu Seran merupakan salah satu leluhur Sultan Haji Fery Zulkarnain Raja Bima XVI m. 4 Juli 2013-23 Desember 2013.

DATU SERAN
♂ Lalu ......
♀ Ran Tambas
Lala Tambas


↓(bersuami)


SULTAN SUMBAWA XIV m. 1777-1791
DATU SERAN
♂ Sultan Harun Ar Rasyid II
Datu Budi
Lalu Mahmud
(+ 9 Juli 1791)[12][13]
SULTANAH SUMBAWA XII m. 1791-1795
♀ Dewa Masmawa Sultanah Shafiyatuddin
Daeng Massiki
♀ Datu Giri
Daeng Sagiri


↓(bersuami)


SULTAN BIMA IX m. 1773-1817
♂ Sultan Abdul Hamid Muhammad Syah
anumerta: Mantau Asi Saninu (yang mempunyai istana cermin)
(b. 1762, + 14 Juli 1817)
(duda dari Sultanah Shafiyatuddin Daeng Massiki)
SULTAN BIMA X m. 1818-1854
♂ Sultan Ismail Muhammad Syah
Rumata Mawa’a Alus
anumerta: Mantau Dana Sigi (yang mempunyai tanah mesjid)
(b. 28 Mei 1797, + 30 Mei atau 4 Juni 1854)


↓(beristeri)


♀ Putri Ma Wa'a Kali
SULTAN BIMA XI m. 1854-1868
♂ Sultan Abdullah Muhammad Syah
anumerta: "Rumata Mawa’a Adil" (yang membawa keadilan)
(b. 1844, + 10 Agustus 1868)


↓(beristeri)


♀ Siti Saleha Bumi Pertiga
binti
Lalu Cela Tureli Belo
bin
Lalu Abdullah Syahbandar
bin
Dewa Masmawa Sultan Lalu Onye Datu Ungkap Sermin Dewa Lengit Ling Dima SULTAN SUMBAWA IX m. 1761-1752
SULTAN BIMA XII m. 1868-1981
♂ Sultan Abdul Aziz
Mawa'a Sampela
SULTAN BIMA XIII m. 1881-1915
♂ Sultan Ibrahim
anumerta: Rumata Mawa’a Taho Perange (yang baik perangai)
(b. 19 Februari 1866; + 6 Desember 1915)


↓(beristeri)


♀ Sitti Fatimah
binti
Lalu Yusuf Ruma Sakuru
SULTAN BIMA XIV m. 1915-1951
♂ Sultan Muhammad Salahuddin

anumerta: Marrbora di Jakarta, Ma Kakidi Agama (yang meninggal di Jakarta, yang menegakkan agama)
(b. 14 Juli 1889)


↓(beristeri)

♀ Siti Aisyah
binti
Sultan Muhammad Sirajuddin SULTAN DOMPU XX
♀ Siti Maryam Salahuddin Rachmad
Ruma Ina Ka'u Mari
Bumi Partiga
(b. 13 Juni 1927, + 18 Maret 2017)
SULTAN BIMA XV
♂ Sultan Haji Abdul Kahir II
Ama Ka'u Kahi
anumerta:Ruma Ma Wa'a Busi Ro Mawo
(b. 5 Mei 1925, + 24 Oktober 2001)


↓(beristeri)


♀ Hj. RM Zubaidah
SULTAN BIMA XVI m. 4 Juli 2013-23 Desember 2013
♂ Putra (Iskandar) Zulkarnain
Sultan Haji Fery Zulkarnain
Dae Ferry
(mantan Bupati Bima 2015-26 Desember 2013)
(b.1 Oktober 1964, + 26 Desember 2013)


↓(beristeri)


♀ Hj. Indah Damayanti Putri
(Bupati Bima)
♂ ............Jena Teke SULTAN MUDA BIMA XVII
♂ Muhammad Putera Ferryandi
(b. 12 Desember 1995)
♂ ............

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Julmansyah (2008). "Sumbawa (Indonesia: Kabupaten)". Sumbawa menjelang setengah abad. Indonesia: Pemerintah Kabupaten Sumbawa. hlm. 35. ISBN 9791583269. ISBN 9789791583268
  2. ^ Peninggalan sejarah dan kepurbakalaan Nusa Tenggara Barat. Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat, Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Nusa Tenggara Barat. 1997. 
  3. ^ a b "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Pemerintahan Sultan Bagian 2". Universitas Teknologi Sumbawa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-18. Diakses tanggal 18 Mei 2019. 
  4. ^ a b Mantja, Lalu (1984). Sumbawa pada masa dulu: suatu tinjauan sejarah. Indonesia: Rinta. hlm. 131. 
  5. ^ "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Sultan-sultan Sumbawa". Universitas Teknologi Sumbawa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-18. Diakses tanggal 18 Mei 2019. 
  6. ^ "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Pemerintahan Sultan Bagian 1". Universitas Teknologi Sumbawa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-18. Diakses tanggal 18 Mei 2019. 
  7. ^ "Sejarah Kesultanan Sumbawa". Website Resmi Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Diakses tanggal 2019-08-06. 
  8. ^ https://www.scribd.com/document/403789226/Data-Kesejarahan-Kesultanan-Sumbawa-bagian-1-docx
  9. ^ Chambert-Loir, Henri (Juli 2004). Henri Chambert-Loir, ed. Kerajaan Bima dalam sastra dan sejarah (edisi ke-2). Jl. Palmerah Selatan No. 21, Jakarta 10270, Indonesia: (KPG) Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 121. ISBN 9799100119.  ISBN 978-979-9100-11-5
  10. ^ Susanto Zuhdi, Triana Wulandari (1 Januari 1997). Tawalinuddin Haris, ed. Kerajaan Tradisional di Indonesia : BIMA. Indonesia: Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 55. 
  11. ^ http://repositori.kemdikbud.go.id/7488/1/KERAJAAN%20TRADISIONAL%20%20DI%20INDONESIA%20BIMA.pdf
  12. ^ a b "Rulers in Asia (1683 – 1811): attachment to the Database of Diplomatic letters" (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia (dalam bahasa Inggris). hlm. 57. Diakses tanggal 2019-01-05. 
  13. ^ a b Ben Cahoon. "Indonesian Traditional States II". WORLD STATESMEN.org. Diakses tanggal 3 Juni 2019. 
  14. ^ "Ensiklopedia Kebudayaan Sumbawa, Lahirnya Kesultanan Sumbawa". Universitas Teknologi Sumbawa. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-18. Diakses tanggal 18 Mei 2019. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]