Busuk akar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cicer arietinum terkena busuk akar dengan gejala perubahan warna pada daun

Busuk akar adalah penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh patogen jamur yang menyerang bagian akar sehingga akar-akar tanaman membusuk.[1] Gejala penyakit busuk akar adalah menguningnya daun, sampai kelayuan yang diikuti kematian mendadak.[1] Penyebaran busuk akar dapat melalui penyiraman dengan air yang membawa patogen.[1] Patogen penyebab busuk akar antara lain jamur Phytophthora parasitica, Phellinus spp. dan Ganoderma spp.[1][2] Pada pohon Acacia mangium busuk akar menyebabkan kematian dengan tingkat serangan antara 3,2-28,2% sedangkan pada selada busuk akar dapat menurunkan hasil sampai dengan 70%.[2][3][4]

Gejala dan jenis[sunting | sunting sumber]

Tanaman yang terkena busuk akar biasanya kecil karena pertumbuhan terhambat.[5] Tanaman kurang kokoh, dan ketika tanaman dicabut rambut akar akan tertinggal dan menyisakan akar utama, selain itu dapat ditemukan benang (hifa) berwarna putih dan tercium bau busuk.[2][5] Daun yang dihasilkan sedikit atau kecil, dibandingkan dengan tanaman sehat dengan usia sama.[5] Pembungaan dapat tertunda ketika akar membusuk sehingga kualitas tanaman tidak seragam.[5] Terdapat banyak jamur penyebab busuk akar, biasanya nama penyakit mengikuti nama jamur penyebabnya, nama penyakit tersebut antara lain:[5]

Busuk akar merah[sunting | sunting sumber]

Busuk akar merah disebabkan oleh patogen jamur dengan famili Basidiomycetes yaitu Ganoderma spp. yang menyerang Acacia mangium.[2] Jamur ini umum dijumpai di daerah tropis dan menyerang tanaman perkebunan seperti karet dan kelapa sawit.[2] Identifikasi tanda-tanda jamur Ganoderma dapat dilakukan dengan mengamati morfologinya seperti bentuk dan warna tubuh buah serta bentuk dan warna miselium.[2] Selain itu pengenalan jenis jamur juga dapat dilakukan secara molekuler dengan menggunakan penanda DNA.[2]

Busuk akar Phytophthora[sunting | sunting sumber]

Penyakit busuk akar phytophthora disebabkan oleh cendawan Phytophthora palmivora, dengan gejala awal serangan tanaman terlihat layu dan terjadi penguningan pada daun muda, tanaman tampak seperti mengalami cekaman air, klorosis dan pertumbuhannya terganggu.[6] Daun yang baru muncul lebih kecil dan berwarna hijau terang sampai kuning.[6] Jaringan akar yang terserang menjadi lunak dan berubah warna menjadi coklat gelap.[6] Busuk akar yang disebabkan oleh Phytophthora dapat menyerang berbagai jenis tanaman antara lain; durian, selada, dan kacang hijau.[6][7][8]

Deteksi[sunting | sunting sumber]

Banyak jamur yang dapat menyebabkan busuk akar, mendeteksi jamur yang menjadi patogen dapat dilakukan dengan mengobservasi struktur dari jamur menggunakan mikroskop ataupun menumbuhkan jamur pada media buatan.[5] Ketika parameter morfologi untuk mendeteksi penyebab penyakit tidak tersedia dapat dilakukan secara molekuler menggunakan metode PCR.[2] Pemastian jamur dilakukan secara spesifik, data genetik dari jenis jamur diklon dan disekuensing.[2] Informasi sekuensing ini digunakan untuk mendesain spesifik primer untuk jenis jamur tersebut.[2] Proses metode PCR ini meliputi proses ekstrasksi DNA jamur dengan menggunakan metode Raeder dan Broda.[2][9]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d "Busuk Akar dan Pangkal Batang (Brownrat gumosis)" (PDF). Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Diakses tanggal 25 April 2014. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ a b c d e f g h i j k Puspitasari, Desi; Rimbawanto, A.; dan Hidayati, N. (September 2009). "Karakterisasi Morfologi dan Verifikasi DNA Ganoderma philippi Penyebab Busuk Akar Acacia mangium" (PDF). Jurnal Pemuliaan tanaman Hutan. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. 3 (2): 83-94. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Irianto, R.S.B.; Barry, K.M.; and Mohammed, C.L. (2006). "Indence, spatial analysis and genetic trials of root rot of Acacia mangium in Indonesia". Journal of Tropical Forest Science. 18 (3): 157-165. 
  4. ^ Semangun, H (2007). Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press. ISBN 979-420-137-5. 
  5. ^ a b c d e f (Inggris) Moorman, G.W. "Fungal Root Rots And Chemical Fungicide Use". Penn State University. Diakses tanggal 25 April 2014. 
  6. ^ a b c d "Waspada: Phytophthora palmivora Mengancam Kebun Durian Anda". Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Diakses tanggal 25 April 2014. [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ "Penurunan Penyakit Busuk Akar dan Pertumbuhan Gulma pada Tanaman Selada yang Dipupuk Mikrob" (PDF). Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. 5 (2): 48-57. 2003. ISSN 1411-0067. 
  8. ^ Hardaningsih, Sri (7 Juni 2011). "Phytophthora sp. Penyebab Penyakit Rebah Semai Pada Kacang Hijau dan Pengendaliannya" (PDF). Seminar dan Pertemuan Tahunan XXI, PFI Komda Sulawesi Selatan dan Dinas Perkebunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar: Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. 
  9. ^ (Inggris) Raeder, U dan Broda, P (28 Juni 2008). "Rapid preparation of DNA from filamentous fungi". Wiley. doi:10.1111/j.1472-765X.1985.tb01479. Periksa nilai |doi= (bantuan).