Bur Rasuanto

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bur Rasuanto (06 April 1937 – 15 Mei 2019) adalah seorang sastrawan dan eks wartawan Indonesia. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang penulis buku, cerpen, novel, dan skenario film.

Karier kepenulisan[sunting | sunting sumber]

Bur Rasuanto memulai penulisan karya sastra dengan mengarang cerita pendek. Cerita pendek pertamanya diterbitkan dalam majalah Sastra tahun 1960. Ia belajar membuat cerita pendek dari Hans Bague Jassin.[1] Tiga cerpen Bur Rasuanto yaitu Discharge, Ethyl Plant, dan Pertunjukan memperoleh hadiah tahunan majalah Sastra sebagai cerita pendek terbaik. Dengan terbitnya dua buku kumpulan cerpen yang berjudul Bumi yang Berpeluh dan Mereka yang Bangkit, Bur Rasuanto terkenal sebagi penulis cerita pendek. Ciri khas cerita pendeknya berlatar kehidupan kaum buruh industri perminyakan. H. B. Jassin menyatakan bahwa cerita pendek yang berlatar belakang lingkungan perkilangan minyak merupakan daerah baru bagi pengarang Indonesia dan Bur Rasuanto pertama kali yang mengungkapkan soal itu dalam sastra dengan pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya selama bekerja di kilang minyak PT. Stanvac.

Sebagai pengarang, Bur mengaku tidak cukup produktif, khususnya dalam hal mengarang novel. Menurut Bur (Kompas, 22 Juni 1980), mengarang cerpen terasa lebih ringan dan mudah daripada menciptakan novel. Walaupun demikian, ada empat novel yang telah ditulisnya, yaitu Manusia Tanah Air (semula berupa cerita bersambung dalam harian Sinar Harapan (1969), Sang Ayah (Jakarta: Budajata, 1969), Tambang Emas bagi Wan Muda, (novel anak-anak, 1976), dan Tuyet (Jakarta: Gramedia, 1978). Selain sebagai pengarang, Bur Rasuanto juga berkerja sebagai wartawan perang di Harian Kami. Tahun 1967 ia meliput Perang Vietnam. Di samping pernah bertugas di harian Kami, Bur juga pernah bekerja sebagai redaktur harian Indonesia Raja. Dia menulis berbagai artikel, antara lain artikel kebudayaan, politik, dan tinjauan umum, terutama yang berkaitan dengan tugasnya meliput perang. Tulisan-tulisannya antara lain "Sketsa-Sketsa Eksklusif dari Laos" dalam Sinar Harapan, 18 Juli 1968–14 Agustus 1968, yang mengungkapkan pengalamannya selama bertugas sebagai wartawan perang di Laos. Selain itu, "Masalah Mediator dalam Konflik Vietnam" dalam Kompas, 2 Desember 1967, "Vietnam di Selatan Sungai Ben Hai" dalam Harian Kami, 12 Desember 1967, dan "Dengan Pasukan Korea Selatan di Vietnam" dalam Sinar Harapan, 5 Juli 1968.[1]

Kehidupan pribadi[sunting | sunting sumber]

Dia lahir di Palembang, Sumatera Selatan, tanggal 6 April 1937. Istrinya bernama Masnun, dikaruniai tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki.[2] Bur Rasuanto meninggal dunia pada tanggal 15 Mei 2019 di usianya yang ke-82 tahun. Ia meninggal dunia setelah tujuh tahun mengidap penyakit Parkinson.[3][pranala nonaktif permanen][2][3]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Sugono, D., dkk., ed. (2003). Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern (PDF). Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 71. ISBN 979-685-308-6. 
  2. ^ Wuragil, Zacharias (2019-05-18). "Meninggal Karena Parkinson, Begini Bur Rasuanto Dikenang Keluarga". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-01. 
  3. ^ MEDIA, PT AKURAT SENTRA (2019-05-15). "Sastrawan dan Mantan Wartawan Bur Rasuanto Telah Tiada". akurat.co. Diakses tanggal 2021-06-01.