Budi Sejati
Budi Sejati merupakan organisasi yang didirikan oleh penerus ajaran Budi Sejati R. Imam Subroto pada tanggal 30 Juli 1978 di Kebonsari Kabupaten Tuban. Tujuan organisasi ini adalah membina warganya berbudi luhur menuju ketentraman lahir dan batin di dunia dan akhirat. Ajarannya yaitu mengenai budi sejati yang artinya pambudi doyo luhuring budi, dengan cara :
- Lahir : berperilaku baik, yaitu tindakan, ucapan yang tidak mengecewakan orang lain. menjauhi segala kebohongan dan sejenisnya yang bertentangan dengan keutamaan.
- Batin : menuju kesempurnaan kasidan jati (dipanggil kembali ke asalnya) dan diterima oleh Tuhan. Berpikiran luas, berlapang dada, dan memperbanyak semedi untuk mengedepankan pikiran daripada nafsu dan menjernihkan tingkah laku yang tidak baik untuk membuka pintu kesucian.
Pangeran Sambernyawa adalah penerima pertama ajaran Budi Sejati, kemudian diteruskan oleh Manguntiyoso dan dilanjutkan oleh R. Imam Subroto yang kemudian mendirikan Organisasi Budi Sejati. Ajaran Budi Sejati pada awalnya diajarkan oleh Eyang R. Imam Subroto kemudian diteruskan oleh muridnya yang bernama Oesman Sastrowidjojo yang lahir pada tahun 1918 di Lamongan, Jawa Timur. Tiga puluh lima tahun lamanya Bapak Oesman mempelajari, mendalami ilmu kejawen atau ngangsu kawruh kepada Bapak Imam Subroto. Kemudian, pada tahun 1978 beliau mulai diberi kepercayaan untuk mejang atau memberi pelajaran ngelmu kejawen kepada siapa saja yang menjadi warga yang intinya Purwa, Madya wasana, yakni dengan memahami jati diri manusia, bagaimana asal-usulnya, apa tujuan hidup manusia, dan bagaimana kembali menjadi sempurna.
Lambang Organisasi Budi Sejati berbentuk bintang segilima, merah putih cakra tujuh, bintang dan warna biru putih.[1] Organisasi Budi Sejati berpusat di Jalan Raya Timur Lapangan Bahagia, PO BOX 001 Rengel, Tuban dengan anggota tersebar di Kabupaten Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Probolinggo, Surabaya, Mojokerto, Lumajang dan Nganjuk. Susunan pengurus organisasi sekarang terdiri atas Pinisepuh R. Oesman Sastroeidjojo, Ketua: Imam Sugesang, Sekretaris: Huda Lil Muttakhin. dan Bendahara: Suwandi. Jumlah warga Organisasi Budi Sejati 200 orang yang terdiri dari berbagai kalangan antara lain pegawai negeri, petani, pedagang dan sebagainya.
Sebagai Organisasi kemasyarakatan kegiatan yang dilaksanakan warga Budi Sejati tidak terlepas dari ajaran organisasi, antara lain: pengobatan, dan menolong sesama yang menghadapi kesulitan tanpa pamrih. Selain itu, salah satu bentuk kegiatan yang selalu dilakukan Organisasi Budi Sejati adalah sarasehan warga. Di dalam sarasehan dibicarakan masalah-masalah keorganisasian, silaturahmi dan sambung rasa maupun hal-hal yang berhubungan dengan ajaran kepercayaan Budi Sejati.
Ajaran Organisasi Budi Sejati selalu diberikan oleh Sesepuh atau Bapa wajib melalui wejangan atau nasihat. Ajaran itu menekankan tentang manembah kepada Tuhan yang Maha Esa dengan selalu ingat Kepada-Nya. Selain itu, juga melaksanakan laku dengan mengurangi makan dan tidur dan berbuat kasih terhadap sesama, memberikan pertolongan tanpa pamrih. Dalam hubungan dengan diri sendiri didasari rasa eling dan taat terhadap kaidah-kaidahnya yang baik dijalankan, yang tidak baik ditinggalkan, harus mawas diri dan berbudi luhur. Dalam hubungan dengan alam diajarkan untuk selalu menjaga, merawat dan melestarikan demi kelangsungan hidup bersama.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Ensiklopedi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Indonesia. Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. [Jakarta]: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2006. ISBN 9789791607117. OCLC 424338489.