Buddhisme di Amerika Serikat

Istilah Buddhisme Amerika dapat digunakan untuk menggambarkan semua kelompok Buddhis di Amerika Serikat , termasuk Buddhis Asia-Amerika yang lahir dalam kepercayaan tersebut, yang merupakan persentase terbesar Buddhis di negara tersebut.

Buddhisme , yang terutama dipraktikkan di Asia, tidak memerlukan "pertobatan" formal apa pun, karena umat Buddha Amerika dapat dengan mudah memasukkan praktik dhamma ke dalam rutinitas dan tradisi normal mereka. Hasilnya adalah umat Buddha Amerika berasal dari setiap etnis, kebangsaan, dan tradisi agama. Pada tahun 2012, UT San Diego memperkirakan praktisi A.S. berjumlah 1,2 juta orang, di antaranya 40% tinggal di California Selatan . Dalam hal persentase, Hawaii memiliki penganut Buddha terbanyak yaitu 8% dari populasi, karena komunitas Asia-Amerikanya yang besar.

Meliputi 15 acre (61.000 m ^{2 ),} Kuil Hsi Lai California adalah salah satu kuil Buddha terbesar di belahan bumi barat.

Berkas:Hongwanji Buddist Temple.jpg

Kebaktian di Kuil Buddha Hompa Hongwanji, Los Angeles , sekitar tahun 1925.

Zen

Rinzai Jepang

D.T. Suzuki

Artikel utama: D. T. Suzuki

D. T. Suzuki mempunyai pengaruh kesusateraan yang besar. Melalui buku dan esai berbahasa Inggris, seperti Essays in Zen Buddhism (1927), dia menjadi penjelas yang nampak dari Buddhisme Zen dan perwakilan tak resminya untuk para pembaca Barat. Pada 1951, Daisetz Teitaro Suzuki pergi ke Amerika Serikat untuk mengambil jabatan gurubesar kunjungan di Universitas Columbia, ketika kuliah terbukanya menarik banyak anggota elite sastra, seni, dan budaya.

Beat Zen

Pada pertengahan 1950-an, para penulis berkaitan dengan Beat Generation menaruh perhatian yang serius dalam Zen, meliputi Gary Snyder, Jack Kerouac, Allen Ginsberg, dan Kenneth Rexroth, yang meningkatkan penglihatannya. Sebelum itu, Philip Whalen telah menarik perhatian sebelum 1946, dan D. T. Suzuki mulai mengajar pada Buddhisme di Columbia pada 1950. Pada 1958, untuk mengantisipasi penerbitan karya Kerouac yaitu The Dharma Bums selama tiga bulan, majalah Time berujar, "Buddhisme Zen berkembang lebih elok setiap menitnya."