Budaya Arab-Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Budaya Arab-Indonesia merujuk kepada jenis kebudayaan peranakan Arab yang berakulturasi dan/atau berasimilasi dengan kebudayaan Indonesia juga budaya Arab yang berkembang di Indonesia.

Musik gambus merupakan salah satu akulturasi budaya antara budaya Arab dengan budaya Indonesia.

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Bahasa Arab adalah salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit dan berkerabat dengan bahasa Ibrani serta bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa ini dibawa oleh bangsa Arab di Indonesia saat datang ke Nusantara sebelum pada abad ke-18. Bahasa Arab pun eksis di Indonesia. Bahasa Arab menarik minat jutaan penduduk dunia untuk mempelajarinya, karena sebagian istilah dalam agama Islam berasal dari bahasa Arab. Bahasa Arab juga telah diajarkan di pesantren-pesantren dan sekolah-sekolah di Indonesia. Bahasa ini digunakan saat beribadah, utamanya salat. Bahasa ini pun kerap dipergunakan saat pengajian atau kenduri. Sekiranya, 1.494 kosakata bahasa Arab diserap dalam bahasa Indonesia.

Kesusastraan[sunting | sunting sumber]

Lukisan Scheherazade dan Raja Shahryār oleh Ferdinand Keller, 1880, yang merupakan salah satu bagian dari dongeng Seribu Satu Malam.

Hikayat[sunting | sunting sumber]

Dalam seni sastra, bangsa Arab membawa dongeng yang bernama Seribu Satu Malam. Dongeng ini berasimilasi dengan hikayat sebagai sastra asli Nusantara. Hikayat merupakan salah satu bentuk sastra prosa (terutama dalam bahasa Melayu) yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama.

Babad[sunting | sunting sumber]

Babad mirip dengan hikayat. Penulisan babad seperti tulisan sejarah, namun isinya tidak selalu berdasarkan fakta. Sehingga, isinya merupakan campuran antara sejarah, mitos, dan kepercayaan.[1]

Syair[sunting | sunting sumber]

Syair merupakan karya sastra yang mana berupa sajak-sajak yang terdiri atas empat baris setiap baitnya.[1]

Kasidah[sunting | sunting sumber]

Kasidah merupakan bentuk syair epik kesusastraan Arab yang dinyanyikan. Penyanyi menyanyikan lirik berisi puji-pujian (dakwah keagamaan dan satire) untuk kaum Muslim.

Seni[sunting | sunting sumber]

Seni khat[sunting | sunting sumber]

Seni pertunjukan[sunting | sunting sumber]

Musik[sunting | sunting sumber]

Gambus[sunting | sunting sumber]

Gambus adalah genre musik populer di kalangan orang Arab-Indonesia, biasanya selama pernikahan atau acara khusus lainnya. Musik ini dimainkan oleh ansambel musik yang terdiri dari lute, biola, marawis, dumbuk, bongo drum, tamborin, suling, dan kadang-kadang disertai dengan akordion, keyboard elektronik, gitar elektrik, bahkan drum kit. Pemain gambus (muthrib) biasanya bernyanyi saat bermain lute. Musiknya sangat mirip dengan musik Yaman dengan lirik terutama dalam bahasa Arab, mirip dengan musik Khaliji, di mana irama dikategorikan sebagai Dahife, Sarh, atau Zafin.

Zapin[sunting | sunting sumber]

Zapin merupakan musik pengiring tari zapin yang terdiri atas dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marawis.

Dangdut[sunting | sunting sumber]

Dangdut merupakan genre musik asli Indonesia yang di dalamnya terkandung unsur-unsur budaya Hindustani (India), Arab, dan Melayu.

Marawis[sunting | sunting sumber]

Marawis merupakan musik kolaborasi antara musik budaya Arab dengan Betawi yang mana perkusi sebagai alat musik utamanya.

Kasidah[sunting | sunting sumber]

Tari[sunting | sunting sumber]

Zapin[sunting | sunting sumber]

Zapin merupakan tari yang diperkirakan berasal dari Yaman. Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh Arab. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zafin yang didendangkan.

Busana[sunting | sunting sumber]

Gamis[sunting | sunting sumber]

Gamis merupakan busana yang bentuknya berupa baju kurung sepanjang mata kaki, umumnya dengan lengan panjang, serupa dengan jubah, kaftan, atau tunik. Gamis sering kali dipadukan dengan izaar (sarung) atau bantholun (celana pantalon) di bagian dalamnya. Kadang digunakan bersama bisyt (mantel) berwarna gelap.

Sorban[sunting | sunting sumber]

Sorban merupakan busana yang dikenakan di kepala dengan cara diikatkan atau digelung yang berupa kain.

Perayaan dan festival[sunting | sunting sumber]

Hari raya dan festival yang digelar oleh peranakan Arab sangat sama dengan perayaan dan festival umat Muslim.

Hidangan[sunting | sunting sumber]

Martabak telur yang biasa dijual di Indonesia.

Pengaruh hidangan Arab oleh para imigran Hadhrami (Arab) dalam masakan Indonesia dapat dilihat pada kehadiran masakan Yaman di Indonesia, seperti nasi kebuli, nasi mandi, kue kaak, martabak, roti mariyam, dan sup domba.[2]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Budaya peranakan lainnya:

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Merujuk buku Sejarah Indonesia kelas X cetakan ke-3 tahun 2016, diakses 27 November 2018.
  2. ^ https://en.wikipedia.org/wiki/Arab_Indonesians?wprov=sfla1, diakses 26 November 2018