Brinji emas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Brinji Emas)
Brinji Emas
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A. affinis
Nama binomial
Alophoixus affinis
(Hombron & Jacquinot, 1841)
Sinonim

Thapsinillas affinis

Brinji emas (Alophoixus affinis) adalah spesies burung kicau dari keluarga Pycnonotidae . Burung jenis ini menyebar terbatas (endemik) di pulau-pulau sekitar Sulawesi dan Maluku. Burung Brinji emas (Alophoixus (Hypsipetes) affinis) endemik karena hidup di wilayah kepulauan yang terisolir satu sama lain

Deskripsi[sunting | sunting sumber]

Brinji emas memiliki tubuh yang agak besar dengan ukuran 21 – 26 cm. Tubuh bagian atas diselimuti bulu zaitun-kekuningan dan tubuh bagian bawah seluruhnya atau sebagian kuning. Iris mempunyai warna coklat-tua hingga kemerahan atau jingga.

Tempat hidup dan Kebiasaan[sunting | sunting sumber]

Mudah ditemui disemua tipe habitat yang memiliki pohon rapat, termasuk hutan, semak, dan lahan budidaya (kecuali di areal perkebunan di pesisir pulau Seram) sampai ketinggian 1800 mdpl.

Persebaran dan ras[sunting | sunting sumber]

Endemik atau hanya hidup di sub kawasan Sulawesi, Kep.Sula, dan Maluku. Terdiri atas 9 sub-spesies, dengan daerah persebaran:

  • mysticalis (Wallace, 1863): P. Buru.
  • affinis (Hombron & Jacquinot, 1841): P. Seram. Memiliki bintik-kekang kuning, tubuh bagian bawah zaitun-kekuningan lebih terang, ujung bulu-bulu ekor luar kuning-terang lebar
  • flavicaudus (Bonaparte, 1850): P. Ambon. Sangat mirip dengan T. a. affinis.
  • longirostris (Wallace, 1863): Kepulauan Sula (Taliabu, Mangole dan Sanana)
  • platenae (Blasius, WH, 1888): P. Sangihe. Mirip dari T. a. longirostris tetapi memiliki bintik-kekang kuning-terang, coretan pada tangkai bulu bagian atas agak terang, dan sisi-sisinya zaitun
  • aureus (Walden, 1872): Kepulauan Togian. Warna bulu di tunggir lebih kuning dari T. a. longirostris dan bulu bagian bawah kuning-keemasan
  • harterti (Stresemann, 1912): Kepulauan Banggai (Peleng, Banggai, Labobo dan Banda). Warna bulu dada lebih zaitun dari T. a. longirostris
  • chloris (Finsch, 1867): P. Morotai, P. Halmahera, P. Bacan dan P. Kasiruta. Bulu tubuh bagian atas, dada, dan sisi-sisinya lebih hijau, kekang dan bulu bagian bawah mata agak gelap.
  • lucasi (Hartert, E, 1903): P. Obi. Warna bulu-bulunya lebih terang dan lebih kuning dari T. a. chloris, serta memiliki warna bintik-kekang kuning keemasan

Referensi[sunting | sunting sumber]

  • Brinji emas dalam daftar merah IUCN [1]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]