Bisayak
Nama lokal: Kabisay·an (Rumpun bahasa Bisayak), Kabisayaan (Bahasa Tagalog) | |
---|---|
![]() Lokasi kepulauan dengan Filipina | |
Geografi | |
Lokasi | Asia Tenggara |
Kepulauan | Filipina |
Pulau besar | Bohol, Cebu, Leyte, Negros, Panay, dan Samar |
Luas | 61.077 km2 |
Titik tertinggi | Kanlaon (2.435 m) |
Pemerintahan | |
Negara | Filipina |
Regions | Bisayak Tengah, Bisayak Timur, Wilayah pulau Negros and Bisayak Barat. |
Kota terbesar | Kota Cebu |
Kependudukan | |
Penduduk | 18.003.940 jiwa (2010)[1] |
Kepadatan | 278 jiwa/km2 |
Kelompok etnik | Aklanon, Boholano, Caluyanon, Capiznon, Cebuano, Eskaya, Hiligaynon, Karay-a, Masbateño, Porohanon, Romblomanon, Waray, Ati and other ethnic_groups. |

Bisayak (bahasa Sugbo: Kabisay·an; bahasa Spanyol: Bisayas; bahasa Inggris: Visayas) ialah salah satu dari 3 kelompok kepulauan di Filipina bersama dengan Luzon dan Mindanao. Terdiri atas beberapa pulau, membentuk bagian tengah kepulauan di negeri ini.
Pulau-pulau utama ialah:
Kawasan dan Provinsi[sunting | sunting sumber]
Secara politis, Bisayak terbagi atas 3 kawasan yang lebih lanjut dibagi kembali menjadi 16 provinsi.
Bisayak Barat (Region VI)[sunting | sunting sumber]
Bisayak Barat terdiri atas pulau Palawan dan Panay dan setengah Negros di bagian barat. Provinsi-provinsinya ialah:
Bisayak Tengah (Region VII)[sunting | sunting sumber]
Bisayak Tengah termasuk Cebu dan Bohol, dan setengah Negros di bagian timur. Provinsi-provinsinya ialah:
Bisayak Timur (Region VIII)[sunting | sunting sumber]
Bisayak Timur terdiri atas pulau Leyte dan Samar. Provinsi-provinsinya ialah:
Sejarah[sunting | sunting sumber]
Penduduk Bisayak pertama kali berhubungan dengan Spanyol di akhir abad ke-16 oleh penjelajah Portugis dan Spanyol, dipimpin oleh Ferdinand Magellan, Ruy López de Villalobos dan Miguel López de Legazpi pada 1521, 1543 dan 1565 yang datang, menjelajah dan mengkolonisasi daerah itu.
Legenda[sunting | sunting sumber]
Ada sebuah legenda, yang dikumpulkan dalam buku Maragtas, yang memberitahukan kisah 10 tetua (Datu) yang melarikan diri dari tirani Datu Makatunaw dari Kalimantan dan Pulau Panay. Para tetua dan pengikutnya dipercaya sebagai nenek moyang orang Bisayak. Kedatangan itu diperingati dalam Festival Ati-Atihan di Kalibo, Aklan. Walau ini hanya hikayat, dipercaya ini berdasarkan pada fakta dan peristiwa aktual yang dikumpulkan dalam buku oleh Pedro Alcantara Monteclaro, ditulis pada 1907.
Lihat juga[sunting | sunting sumber]
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ "Population and Annual Growth Rates for The Philippines and Its Regions, Provinces, and Highly Urbanized Cities" (PDF). 2010 Census and Housing Population. National Statistics Office. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-04-04. Diakses tanggal 15 August 2014.