Biofiltrasi
Biofiltrasi merupakan instalasi pengolahan limbah padatan dan limbah cair (penyaringan) domestik untuk meminimalkan dampak lingkungan di perairan, udara, dan tanah.[1] Biofiltrasi dapat menjadi solusi alternatif untuk membantu biodegradasi limbah domestik dan reduksi zat pencemar dengan menggunakan bioreaktor.[2]
Jenis biofiltrasi
[sunting | sunting sumber]Biofiltrasi dapat dibedakan berdasarkan sumber polutannya menjadi biofiltrasi udara, biofiltrasi air, dan biofiltrasi tanah. Biofiltrasi udara merupakan instalasi pengolahan limbah gas buang industri dan domestik untuk mengurangi polutan udara. Biofiltrasi ini dapat menggunakan bioreaktor untuk mengurai biogas H2S, CO2, NH3, siloksana dan senyawa organik yang mudah menguap.[3] Biofiltrasi air merupakan instalasi pengolahan limbah cair untuk mengurangi polutan pada perairan. Salah satu indikator biofiltrasi dan masalah di badan air yaitu kebutuhan oksigen kimiawi dan kebutuhan oksigen hayati yang dapat dipengaruhi oleh suhu, pH dan limbah cair yang dihasilkan.[4] Biofiltrasi tanah merupakan instalasi pengolahan limbah padatan pada permukaan tanah dengan melibatkan bioreaktor sebagai pengontrol dan remediasi lingkungan.[5]
Sistem biofiltrasi
[sunting | sunting sumber]Biofiltrasi dapat terjadi dalam sistem aerob maupun anaerob. Sistem aerob merupakan keadaan bioreaktor dengan oksidasi dengan oksigen untuk memaksimalkan biodegradasi limbah.[6] Sementara itu, sistem anaerob merupakan keadaan bioreaktor tanpa oksigen untuk memaksimalkan biodegradasi limbah domestik. Pada umumnya sistem anaerob digunakan untuk mengolah komposisi organik yang stabil dengan besar volume yang tinggi (toleran terhadap fluktuasi bahan organik yang tinggi).[1]
Peranan biofiltrasi
[sunting | sunting sumber]Biofiltrasi berperan sebagai agen biodegradasi atau bioremediasi lingkungan untuk meminimalisir polutan dengan memanfaatkan bioreaktor sebagai agen pengolah dan mengontrol polutan dalam lingkungan. Biofiltrasi berperan dalam teknologi manajemen lingkungan dan ekosistem sesuai dengan standar mutu lingkungan (derajat kebutuhan dasar lingkungan).[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- 1 2 Sirajuddin, Fivi Elvira; Saleh, Muhammad Fadly (2020-04-16). "Efektifitas Biofiltrasi Dengan Media Arang Tempurung Kelapa Dan Batu Apung Terhadap Penurunan Kadar COD, Nitrat Dan Amoniak Dalam Air Limbah Domestik". Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL) (dalam bahasa Inggris). 5 (1): 27–35. doi:10.33084/mitl.v5i1.1146. ISSN 2655-2000.
- ↑ Zairinayati, Zairinayati Rina; Shatriadi, Heri (2019-04-02). "Biodegradasi Fosfat pada Limbah Laundry menggunakan Bakteri Consorsium Pelarut Fosfat". Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 18 (1): 57–61. ISSN 2502-7085.
- 1 2 Das, Jewel; Ravishankar, Harish; Lens, Piet N. L. (2022-02-15). "Biological biogas purification: Recent developments, challenges and future prospects". Journal of Environmental Management. 304: 114198. doi:10.1016/j.jenvman.2021.114198. ISSN 0301-4797.
- ↑ Ramadani, Randy; Samsunar, Sigit; Utami, Maisari (2021-06-10). "Analisis Suhu, Derajat Keasaman (pH), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Biologycal Oxygen Demand (BOD) dalam Air Limbah Domestik di Dinas Lingkungan Hidup Sukoharjo". INDONESIAN JOURNAL OF CHEMICAL RESEARCH (dalam bahasa Inggris): 12–22. doi:10.20885/ijcr.vol6.iss1.art2. ISSN 2614-5081.
- ↑ Dewi, Sonia Rasmadita; Winardi; Sulastri, Aini (2023-10-30). "Bioremediasi Tanah Tercemar Limbah Oli Bekas Dengan Metode Composting". Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan (dalam bahasa Inggris). 15 (2): 149–154. doi:10.33005/envirotek.v15i2.153. ISSN 2623-1336.
- ↑ Apelabi, Maria Margareta; Rasman, Rasman; Rostina, Rostina (2021-07-23). "PENGARUH PROSES BIOFILTER AEROB ANAEROB TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD PADA LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA (STUDI LITERATUR)". Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat (dalam bahasa Inggris). 21 (1): 104–111. ISSN 2622-6960.