Beji, Nguntoronadi, Wonogiri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Beji
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenWonogiri
KecamatanNguntoronadi
Kodepos
57671
Kode Kemendagri33.12.06.1008
Kode BPS3312080005
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Beji adalah kelurahan di kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Statusnya sebagai salah satu dari 43 kelurahan di Kabupaten Wonogiri.

Kelurahan ini menjadi salah satu kelurahan yang mengembangkan kelurahan berbasis organik holtikultura. Komoditas utama yang dihasilkan di Kelurahan Beji berupa Buah Naga, Jagung, Padi, Sapi, Pisang, dan Tempe. Pengembangan desa organik ini bertujuan mengubah perilaku masyarakat dari hulu sampai hilir dengan menerapkan aktivitas non kimiawi dalam usaha taninya dan juga dengan tujuan besar yakni menjadikan kelurahan ini menjadi Agrowisata yang menawarkan hasil pertaniannya tersebut.

Pembagian Wilayah[sunting | sunting sumber]

Kelurahan Beji terdiri dari beberapa lingkungan, antara lain:[1]

  • Beji
  • Bodeh
  • Gubugan
  • Ngasinan
  • Nglarangan
  • Ngresik
  • Pandan
  • Pudak

Potensi[sunting | sunting sumber]

Buah naga adalah salah satu komoditas unggulan Kelurahan ini. Bahkan, kegiatan ini sudah melalui tahap sertifikasi oleh Lesos yaitu Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman. Komoditas lainnya yakni jeruk pamelo, pepaya kalina, jenis beras merah wangi, beras merah mendel, beras varian rojolele, dan beras cinta nur sudah diajukan untuk sertifikasi komoditas organik.

Beras organik pun juga menjadi salah satu komoditas unggulan lainnya di daerah ini selain buah naga dan tanaman sayuran yang ditanam oleh masyarakat. Untuk menunjang kegiatannya, di masing-masing desa sudah tersedia koperasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu fungsinya adalah untuk memfasilitasi pinjaman modal usaha masyarakat.

Di Kelurahan Beji terdapat Wisata Kampung Organik yang merupakan wisata baru yang mulai berkembang sejak tahun 2014 sejak sosialisasi pertanian organik melalui lembaga Kelompok Wanita Tani (KWT). Pada tahun 2016 hingga tahun 2018 wisata ini berkembang dengan peningkatan sertifikasi kelas yaitu dengan memperoleh Sertifikat Nasional hingga Sertifikat Organik Internasional Standar Eropa dan Amerika dari Control Union untuk persiapan komoditas skala ekspor.

Dalam pengelolaan kelompok usaha ekonomi, kegiatan usaha ekonomi masih dilakukan oleh rumah tangga yang bersedia. Meski demikian, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa para pelaku usaha siap untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin belajar dan memulai menggeluti dunia usaha. Mengingat potensi yang dimiliki untuk melakukan pengembangan usaha. Beberapa usaha yang dapat dikembangkan diantaranya adalah usaha meubel, pembuatan pabrik tahu skala, rumah pembuatan tempe basah, rumah pembuatan keripik tempe, pembuatan souvenir dari kain perca dan songket, budidaya ikan lele, serta pembuatan mokav dari tepung singkong.

Mata Pencaharian[sunting | sunting sumber]

Bekerja sebagai petani adalah kegiatan yang dilakukan sehari-hari oleh masyarakat di Kelurahan ini. Meski begitu banyak masyarakat yang memiliki pekerjaaan di samping menjadi petani. Dalam hal nilai tambah produk, sarana dan teknologi, terdapat sarana dan teknologi yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat di antaranya adalah traktor, mesin semprot, mesin perontok padi dan lain sebagainya. Warga menyadari dengan adanya teknologi, pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah dan dengan waktu seefisien mungkin.

Warga Kelurahan Beji biasa mengoptimalkan lahan pekarangannya. Usaha tani di pekarangan jika dikelola secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, selain dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi keluarga. Warga Kelurahan Beji memanfaatkan dengan cara menanam tanaman produktif seperti sayur-sayuran dan tanaman rempah-rempah di dalam polybag untuk dikonsumsi sendiri karena dapat menghemat pengeluaran untuk belanja dapur. Tanaman yang ditanam seperti sawi, kangkung, bayam, cabai, tomat, jahe, kunyit, dan lengkuas.

Karakteristik Sosial[sunting | sunting sumber]

Masyarakat di Kelurahan Beji sama seperti masyarakat Indonesia pada umumnya, atau bahkan lebih. Masyarakat di sini sangatlah ramah kepada warga lokal maupun wisatawan lokal dan asing. Menyapa dengan senyuman adalah kebiasaan di daerah ini. Di jalan, di tempat umum, di manapun, warga Kelurahan Beji selalu dipenuhi dengan senyuman dan sapaan. Hal ini membuat Kelurahan ini nyaman untuk didatangi.

Banyaknya kegiatan yang berjalan di daerah ini membuat hubungan antar warganya menjadi harmonis dan dekat. Contohnya kegiatan perkumpulan rukun warga, rukun tetangga, perkumpulan ibu-ibu, pengajian anak-anak dan ibu-ibu, dan masih banyak lagi.

Terdapat kegiatan yang unik juga yakni kegiatan Karawitan. Karawitan adalah salah satu jenis musik tradisional yang berasal dari Jawa, tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta hingga Jawa Timur. Kesenian ini terkenal di Pulau Jawa dan Bali. Istilah karawitan berasal dari bahasa Jawa yaitu kata "rawit" yang berarti halus dan lembut. Di kelurahan Beji Karawitan menjadi salah satu kegiatan yang menarik dan dengan antusias tinggi dari warganya. Terbukti dari latihan rutin mingguan yang dilakukan oleh kumpulan lelaki dewasa dan juga anak-anak.

Masyarakat secara partisipatif membangun lingkungan tempat tinggal baik dari segi sarana maupun prasarana. Meski keputusan pengambilan adalah kepala desa atau lurah, namun tidak menutup kemungkinan bahwa aspirasi masyarakat tetap menjadi prioritas. Sehingga berbagai bentuk kebijakan dan pembangunan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar dari petugas medis yang telah ditempatkan di masing-masing desa, dengan tersedianya pelayanan tersebut masyarakat tidak perlu menjangkau sarana pelayanan kesehatan yang ada di kota, kecuali dengan kebutuhan yang memerlukan tenaga medis yang lebih jauh.

Dalam hal sarana prasarana dan trasnaportasi, Kelurahan Beji memiliki keterbatasan dalam sarana transportasi antar daerah, seperti jarang ditemukannya terminal atau halte di sekitar daerah ini. Masyarakat biasanya menempuh perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil, motor atau mini bus.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Daftar Pustaka[sunting | sunting sumber]

  1. Purnama, R. A., Setyowati, R., & Wibowo, A. (2021). Perilaku Petani terhadap pertanian Buah Naga secara organik di desa beji kecamatan nguntoronadi Kabupaten Wonogiri. Jurnal Agribest, 5(1), 1–8. https://doi.org/10.32528/agribest.v5i1.4120
  2. Siti Aminah, Pawito, & Mahendra Wijaya. (2023). Marketing communication strategy of Organic Argotourism Beji Makmur by Gapoktan in increasing the number of visitors in Wonogiri. Formosa Journal of Social Sciences (FJSS), 2(1), 25–36. https://doi.org/10.55927/fjss.v2i1.3058
  3. Purnaningsih, N., & Purnamadewi, Y. (2019). PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO DI KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI JAWA TENGAH. Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No. 2, Page 73-83