Lompat ke isi

Bahasa Tionghoa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Bahasa Cina)
Bahasa Tionghoa
Hànyǔ (Bahasa Tionghoa) ditulis dalam aksara tradisional (kiri) dan sederhana (kanan)
Dituturkan diTiongkok Daratan, Taiwan, Jepang, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Kanada, Britania Raya, Irlandia, Australia, Selandia Baru, Indonesia, Filipina, dan tempat-tempat lain dengan masyarakat Tionghoa perantauan yang signifikan
EtnisHan
Penutur
(1.200 milyar per 1984–2001)[1]
Perincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[2]

  • 1.299.877.520
Bentuk baku
Dialek
Jin (terkadang dianggap sebagai dialek dari mandarin)
Wu (termasuk orang Shanghai)
Huizhou
Gan
Xiang
Min (termasuk Amoy, Tiochiu, Fuzhou)
Ping
Aksara Tionghoa, zhuyin fuhao, Latin, Arab, Kiril, braille. Penggunaan kuno Aksara Phagspa.
Status resmi
Bahasa resmi di
 Tiongkok (sebagai Putonghua)

 Hong Kong (sebagai Kanton)
 Makau (sebagai Kanton)
 Taiwan (sebagai Guoyu)
 Singapura (sebagai Huayu)
Myanmar Negara Wa, Burma
 Perserikatan Bangsa-Bangsa
Organisasi Kerja Sama Shanghai

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
Diatur olehTiongkok Komite Kerja Bahasa dan Aksara Negara[3]
Republik Tiongkok Komite Bahasa Nasional
Singapura Dewan Promosi Bahasa Mandarin
Malaysia Dewan Standardisasi Bahasa Tionghoa
Kode bahasa
ISO 639-1zh
ISO 639-2chi (B)
zho (T)
ISO 639-3zhokode inklusif
Kode individual:
cdo – Min Dong
cjy – Jinyu
cmn – Mandarin
cpx – Pu Xian
czh – Huizhou
czo – Min Zhong
gan – Gan
hak – Hakka
hsn – Xiang
mnp – Min Bei
nan – Bahasa Hokkian
wuu – Wu
yue – Yue
och – Bahasa Tionghoa Kuno
ltc – Bahasa Akhir Tengah
lzh – Bahasa Klasik
LINGUIST List
LINGUIST list sudah tidak beroperasi lagi
chin
Glottologsini1245
Linguasfer79-AAA
IETFzh
Informasi penggunaan templat
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Not Endangered

Bahasa Tionghoa diklasifikasikan sebagai bahasa aman ataupun tidak terancam (NE) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [4][5]

Lokasi penuturan
Peta dunia Sinofon

Legenda:

Negara-negara dengan bahasa Tionghoa sebagai bahasa utama, resmi, atau bahasa ibu
Negara-negara dengan lebih dari 5.000.000 penutur bahasa Tionghoa
Negara-negara dengan lebih dari 1.000.000 penutur bahasa Tionghoa
Negara-negara dengan lebih dari 500.000 penutur bahasa Tionghoa
Negara-negara dengan lebih dari 100.000 penutur bahasa Tionghoa
Permukiman utama penutur bahasa Tionghoa
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Tionghoa atau Bahasa Cina) adalah bagian dari rumpun bahasa Sino-Tibet. Meskipun kebanyakan orang Tionghoa menganggap berbagai varian bahasa Tionghoa lisan sebagai satu bahasa, variasi dalam bahasa-bahasa lisan tersebut sebanding dengan variasi-variasi yang ada dalam misalkan bahasa Roman; bahasa tertulisnya juga telah berubah bentuk seiring dengan perjalanan waktu, meski lebih lambat dibandingkan dengan bentuk lisannya, dan oleh sebab itu mampu melebihi variasi-variasi dalam bentuk lisannya.

Sekitar 1/5 penduduk dunia menggunakan salah satu bentuk bahasa Tionghoa sebagai penutur asli, maka jika dianggap satu bahasa, bahasa Tionghoa merupakan bahasa dengan jumlah penutur asli terbanyak di dunia. Bahasa Tionghoa (dituturkan dalam bentuk standarnya, Mandarin) adalah bahasa resmi Tiongkok dan Taiwan, salah satu dari empat bahasa resmi Singapura, dan salah satu dari enam bahasa resmi PBB.

Istilah dan konsep yang digunakan orang Tionghoa untuk berpikir tentang bahasa berbeda dengan yang digunakan orang-orang Barat; ini disebabkan oleh efek pemersatu aksara Tionghoa yang digunakan untuk menulis dan juga oleh perbedaan dalam perkembangan politik dan sosial Tiongkok dibandingkan dengan Eropa. Tiongkok berhasil menjaga persatuan budaya dan politik pada waktu yang bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Romawi, masa di mana Eropa terpecah menjadi negara-negara kecil yang perbedaannya ditentukan oleh bahasa.

Perbedaan utama antara konsep Tiongkok dan konsep Barat tentang bahasa ialah bahwa orang-orang Tiongkok sangat membedakan bahasa tertulis wén dari bahasa lisan yǔ. Pembedaan ini diperluas sampai menjadi pembedaan antara kata tertulis zì dan kata yang diucapkan huà. Konsep untuk bahasa baku yang berbeda dan mempersatukan bahasa lisan dengan bahasa tertulis ini dalam bahasa Tionghoa tidaklah terlalu menonjol. Ada beberapa varian bahasa Tionghoa lisan, di mana bahasa Mandarin adalah yang paling penting dan menonjol. Tetapi di sisi lain, hanya ada satu bahasa tertulis saja. (Lihat paragraf di bawah ini).

Bentuk karakter cetak kuno dari zhongwen.

Bahasa Tionghoa lisan adalah semacam bahasa intonasi yang berhubungan dengan bahasa Tibet dan bahasa Myanmar, tetapi secara genetis tidak berhubungan dengan bahasa-bahasa tetangga seperti bahasa Korea, bahasa Vietnam, bahasa Thai dan bahasa Jepang. Meskipun begitu, bahasa-bahasa tersebut mendapat pengaruh yang besar dari bahasa Tionghoa dalam proses sejarah, secara linguistik maupun ekstralinguistik. Bahasa Korea dan bahasa Jepang sama-sama mempunyai sistem penulisan yang menggunakan aksara Tionghoa, yang masing-masing dipanggil Hanja dan Kanji. Di Korea Utara, Hanja sudah tidak lagi digunakan dan Hangul ialah satu-satunya cara untuk menampilkan bahasanya sementara di Korea Selatan Hanja masih digunakan. Bahasa Vietnam juga mempunyai banyak kata-kata pinjam dari bahasa Tionghoa dan pada masa dahulu menggunakan aksara Tionghoa.

Hubungan antara bahasa Tionghoa lisan dan bahasa Tionghoa tulis

[sunting | sunting sumber]
Peta penyebaran dialek sinitik di dataran Tiongkok.

Untuk informasi mengenai bahasa Tionghoa lisan dan tertulis, lihat bahasa Tionghoa lisan dan bahasa Tionghoa tertulis

Hubungan antara bahasa Tionghoa lisan dan tertulis cukup kompleks. Kompleksitas hubungan ini makin dipersulit dengan adanya berbagai variasi bahasa Tionghoa lisan yang telah melewati evolusi selama berabad-abad sejak zaman akhir Dinasti Han. Meskipun begitu, bentuk tulisannya tidak mengalami perubahan yang besar.

Hingga abad ke-20, sebagian besar tulisan Tionghoa formal berbentuk Tionghoa Klasik wényán yang sangat berbeda dari semua varian lisan Tionghoa seperti halnya bahasa Latin Klasik. Hal ini sangat berbeda dari bahasa Roman modern. Aksara Tionghoa yang lebih mirip dengan bahasa lisannya digunakan untuk menulis karya-karya informal seperti novel-novel yang mengandung bahasa sehari-hari.

Sejak Gerakan 4 Mei (1919), standar formal tulisan Tionghoa adalah Pinyin: báihuà yaitu bahasa tionghoa vernakular atau bahasa sehari-hari yang mempunyai tata bahasa dan kosakata yang mirip, namun tidak sama dengan tata bahasa dan kosakata bahasa Tionghoa lisan modern. Meskipun hanya sedikit karya baru yang ditulis dalam bahasa Tionghoa Klasik, bahasa Tionghoa Klasik masih dipelajari di tingkat SMP dan SMU di Tiongkok dan menjadi bagian dari ujian masuk universitas.

Aksara Tionghoa adalah karakter kata yang tidak berubah meskipun dalam berbagai dialek cara pengucapannya berbeda-beda. Dengan demikian, meskipun angka satu dalam bahasa Mandarin berbunyi "yī", sedangkan dalam bahasa Kantonis berbunyi "yat" dan dalam bahasa Hokkien bunyinya adalah "tsit/cit", semuanya berasal dari satu kata Tionghoa yang sama dan masih menggunakan satu karakter yang sama, yaitu: 一. Namun, cara penggunaan karakter tersebut tidak sama dalam setiap dialek Tionghoa. Kosakata yang digunakan dalam dialek-dialek tersebut juga telah diperluas. Selain itu, meski kosakata yang digunakan dalam karya sastra masih sering mempunyai persamaan antara dialek-dialek yang berbeda (setidaknya dalam penggunaan hurufnya karena cara bacanya berbeda), kosakata untuk bahasa sehari-hari sering kali mempunyai banyak perbedaan.

Interaksi yang kompleks antara bahasa Tionghoa tertulis dan lisan bisa digambarkan melalui bahasa Kantonis. Terdapat dua bentuk standar yang digunakan untuk menulis bahasa Kantonis: Kantonis tertulis formal dan Kantonis tertulis biasa (bahasa sehari-hari). Kantonis tertulis formal sangat mirip dengan bahasa Tionghoa tertulis dan bisa dimengerti oleh seorang penutur bahasa Tionghoa tanpa banyak kesulitan, tetapi Kantonis tertulis formal cukup berbeda daripada Kantonis lisan. Kantonis tertulis biasa lebih mirip dengan Kantonis lisan tetapi sulit dimengerti oleh penutur bahasa Tionghoa yang belum terbiasa.

Bahasa Kantonis mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan bahasa-bahasa daerah non-Tionghoa lainnya karena mempunyai bentuk tulisan standar yang digunakan secara luas. Bahasa-bahasa daerah lainnya tidak mempunyai bentuk tulisan standar alternatif seperti Kantonis namun mereka menggunakan huruf-huruf lokal atau menggunakan huruf-huruf yang dianggap kuno di "baihua".

Selain bahasa diatas, ada pula jenis bahasa Tionghoa lain yang dituturkan seperti bahasa Hakka atau khek dan bahasa Tiochiu.


Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Lewis, Simons & Fennig (2015).
  2. ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (Edisi 25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790
  3. ^ china-language.gov.cn (Tionghoa)
  4. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  5. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
  • Hannas, William. C. 1997. Asia's Orthographic Dilemma. University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-1892-X (paperback); ISBN 0-8248-1842-3 (hardcover)
  • DeFrancis, John. 1990. The Chinese Language: Fact and Fantasy. Honolulu: University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-1068-6
  • Norman, Jerry. 1988. Chinese. New York, NY: Cambridge University Press. ISBN 0-521-22809-3 (hardcover).

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]