Azmatkhan
Azmatkhan (bahasa Arab: عظمات خان; Transliterasi: Aẓamāt Khān) al-Husaini, juga dieja Azmat Khan, al-Azhamatkhan atau al-Azhamat Chan (bahasa Urdu: عظمت خان) adalah salah satu marga komunitas Hadramaut[1] yang banyak tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara[2]. Nama Azmatkhan berasal dari penggabungan dua kata dalam bahasa Urdu, Azmat yang berarti mulia atau terhormat; dan Khan yang memiliki arti komandan, pemimpin, atau penguasa[3].
Azmatkhan | |
---|---|
![]() Logo Rabithah Azmatkhan | |
Suku bangsa | Arab |
Region saat ini | Hampir seluruh dunia |
Etimologi | Azmat (Mulia) Khan (Pemimpin) |
Anggota | Keluarga Walisongo (Termasuk keturunan Keluarga Kesultanan yang didirikan anggota Walisongo seperti Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon, para penguasa Surabaya Trah Ampel dan Kedatuan Giri) dan Keluarga Kerajaan Kelantan (Long Yunus) |
Keluarga terkait | Bani Alawi, Al Ahdal, Al Qudaimi, Al Jadid (Punah), Al Basri (Punah), Al Uraidhi |
Tanda kehormatan | Sa'adah, Raden, Tubagus, Mas |
Tradisi | Walisongo dan tradisi intelektual Pesantren |
Banyak tersebar di Nusantara, umumnya keluarga Kyai dan tokoh politik. Generasi awal di Nusantara awalnya bergelar bangsawan, namun karena penjajahan dan lain sebagainya, generasi berikutnya yang tidak diwarisi kekuasaan duniawi, lebih banyak yang khummul atau bersembunyi. |
Merupakan keturunan dari Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Alawi Ammul Faqih, keturunan Husain bin Ali[4]. Sayyid Abdul Malik berimigrasi dari Hadhramaut ke India pada abad ke-14 Masehi[5], lebih awal dari para imigran lain dari Hadhramaut[6].
Marga Azmatkhan ال عظمت خان | |
---|---|
Nama keluarga | |
![]() Lambang Rabithah Azmatkhan | |
Pengucapan | Azmatkhan (Umum) Khan Azhomatu Khon |
Arti | Azmat: (Mulia) Khan: Pemimpin |
Wilayah asal | Hadramaut, India, Indocina, Nusantara |
Nama terkait | Bani Alawi, Al Ahdal, Al Qudaimi, Al Jadid (Punah), Al Basri (Punah), Al Uraidhi |
Sayyid Abdul Malik kemudian menikahi putri bangsawan Nasirabad dan mendapatkan gelar "Azmat Khan". Gelar "Khan" diberikan oleh bangsawan Nasirabad agar ia dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain[3]. Selain itu, mereka menyematkan gelar "Azmat" yang berarti "mulia" karena Abdul Malik berasal dari garis keturunan sayyid. Sebagian keturunannya tetap mempertahankan nama ini sebagai patronimik sampai hari ini[7].
Riwayat[sunting | sunting sumber]
Sayyid Abdul Malik lahir di kota Qasam, Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah[2]. Ia juga dikenal dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah", karena dia hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad al-Muhajir yang hijrah dari Irak ke Hadhramaut untuk berdakwah[8]. Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Azmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo[9]) adalah dari Qabilah Ba'Alawi asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di nusantara dalam rangka penyebaran Islam[8].
Asimilasi[sunting | sunting sumber]
Karena sejarah panjang perkawinan silang yang ekstensif, terutama dengan bangsawan lokal, kebanyakan dari keturunan Azmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat. Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Azmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Tubagus[10], Masagus, Masayu, Kemas, atau Nyimas. Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Azmatkhan pada saat bersamaan[4], bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi[8].
Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Azmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara[8]. Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Azmatkhan adalah Kesultanan Banten[4], Kesultanan Palembang[11][12], Kesultanan Pajang, dan Kerajaan Sumedang Larang. Sedangkan di Kerajaan Champa[13], Kerajaan Pattani[13], Kesultanan Kelantan[13], Kesultanan Cirebon, dan Kesultanan Demak[14], para keturunan Azmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan[4].
Untuk mencatat dan mempertahankan silsilah keluarga Azmatkhan, para habaib Azmatkhan sedunia mendirikan Lembaga Asyraf Azmatkhan Ahlulbait Internasional, sebuah organisasi nasab internasional yang bertujuan untuk mencatat silsilah setiap keturunan Muhammad datuk dari seluruh sayyid[8].
Tokoh terkenal[sunting | sunting sumber]
Tokoh agama[sunting | sunting sumber]
- Jamaluddin Akbar Azmatkhan al-Husaini - tokoh agama, leluhur Walisongo[9]
- Syekh Datuk Kahfi - tokoh agama
- Syekh Qurotul Ain (Syekh Quro) - tokoh agama
- Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan - Sunan Gresik, tokoh agama
- Raden Rahmat Azmatkhan - Sunan Ampel, tokoh agama
- Raden Maulana Makdum Ibrahim Azmatkhan - Sunan Bonang, tokoh agama
- Raden Qasim Azmatkhan - Sunan Drajat, tokoh agama
- Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan - Sunan Kudus, tokoh agama
- Maulana Ishaq Azmatkhan - Sunan Giri, tokoh agama, pendiri Giri Kedaton
- Raden Said Azmatkhan - Sunan Kalijaga, tokoh agama
- Raden Umar Said Azmatkhan - Sunan Muria, tokoh agama
- Syarif Hidayatullah Azmatkhan - Sunan Gunung Jati, tokoh agama
- Syekh Nawawi al-Bantani - ulama, imam Masjidil Haram
- Syekh Raden Asnawi, Kudus - ulama
- Syekh Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri (Mama Sempur) - ulama
- K.H. Hasan Asy'ari - ulama
- K.H. Hasan Genggong - ulama, pimpinan Pesantren Zainul Hasan Genggong
- K.H. Tubagus Muhammad Falak Abbas (Mama Falak) - ulama
- Abuya Dimyathi al-Bantani - ulama
- Abuya Muhtadi Dimyathi - ulama
- K.H. Ma'ruf Amin[15] - ulama, Ketua MUI, Rais Aam Syuriah PBNU
- K.H. Said Aqil Siradj[16][17] - ulama, Ketua Umum PBNU
- Shohibul Faroji - ulama, ,syekh,
Tokoh kerajaan[sunting | sunting sumber]
- Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan - raja Champa
- Maulana Hasanuddin dari Banten - raja Banten pertama
- Sri Susuhunan Abdurrahman - raja Palembang pertama
- Prabu Geusan Ulun (Pangeran Angkawijaya) - raja Sumedang Larang Islam pertama
- Pati Unus - raja Demak kedua
- Fatahillah - Pangeran Jayakarta, pendiri Jakarta
- Pangeran Tubagus Angke - Pangeran Jayakarta II
- Syarif Muhammad ash-Shafiuddin dari Banten - Sultan Banten sekarang
Pejuang dan pahlawan nasional[sunting | sunting sumber]
- Ageng Tirtayasa dari Banten - sultan Banten, Pahlawan Nasional Indonesia
- Sultan Mahmud Badaruddin II - sultan Palembang, pahlawan nasional
- Radin Inten II - pahlawan nasional
- Hasyim Asy'ari[18][catatan 1] - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Nahdlatul Ulama
- Ahmad Dahlan - pahlawan nasional, tokoh agama, pendiri Muhammadiyah
- As'ad Samsul Arifin - pahlawan nasional, tokoh Nahdlatul 'Ulama
- Wahid Hasyim[19] - pahlawan nasional, Menteri Agama Indonesia pertama
- Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani - pejuang, residen Banten
Tokoh lain[sunting | sunting sumber]
- Abdurrahman Wahid[19] - ulama, Presiden Indonesia ke-4
- Tubagus Anis Angkawijaya - Inspektur Jenderal Polisi, Kapolda Jawa Barat
- Tubagus Armand Maulana - penyanyi
- Tubagus Dedi Gumelar - politikus
- Tubagus Tema Mursadat - pemain sepak bola
Nasab[sunting | sunting sumber]
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Catatan[sunting | sunting sumber]
- ^ Terdapat tiga versi terkait nasab Hasyim Asy'ari: Versi pertama menyebutkan bahwa nasabnya bersambung kepada Azmatkhan, sedangkan versi kedua bersambung kepada Basyaiban dan terakhir kepada Prabhu Brawijaya IV dengan asumsi Handayaningrat merupakan trah Rajasa.
<ref>
yang didefinisikan di <references>
memiliki atribut kelompok "catatan" yang tidak ditampilkan di teks sebelumnya.Referensi[sunting | sunting sumber]
Catatan kaki[sunting | sunting sumber]
- ^ Assegaf, Ali bin Ja'far. "Himpunan Nasab Alawiyyin". Naqobatul Aysrof al-Kubro. Diakses tanggal 2017-09-08.
- ^ a b Al-Hamid Al-Husaini, H.M.H. (2012). Pembahasan Tuntas Perihal Khilafiyah (PDF) (edisi ke-VI). Bandung: Pustaka Hidayah. hlm. 727–927. ISBN 9791096171.
- ^ a b Syaibani, Aeni (2013-12-16). "Inilah Asal-usul Marga Azmat Khan (Sejarah Islam Dari India, Thailand Hingga Indonesia)". islamidia.com. Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ a b c d bin Muhammad al-Masyhur, Sayyid Abdurrohman (1984). شمس الظهيرة في نسب أهل البيت من بني علوي [Syamsu Azh Zhahirah fi Nasabi Ahli al-Bait min Bani 'Alawi] (PDF). Jeddah: 'Alim al-Ma'rifat. hlm. 521–531.
- ^ al-Masyhur, Idrus Alwi (2012). Membongkar Kebohongan Sejarah dan Silsilah Keturunan Nabi SAW di Indonesia. Saraz Publishing. ISBN 9786029826142.
- ^ Hasib, Kholili (2015-03-13). "Mengenal Mazhab Leluhur Bani Alawi". www.rabithah-alawiyah.org (dalam bahasa Inggris). Rabithah Alawiyah. Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ Sardar, Ziauddin; Yassin-Kassab, Robin, ed. (2013). Critical Muslim 07: Muslim Archipelago. Oxford University Press. hlm. 159. ISBN 978-1-849043847.
- ^ a b c d e Majeliswalisongo (2010-11-08). "Manakib Alawiyyah ke-1 (al-Imam Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammul Faqih)". Majelis Dakwah Wali Songo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ a b Niam, Mukafi (2016-07-16). "Habib Zen Minta Maaf Jika Ada Keturunan Rasulullah Minta Dilayani". nu.or.id. NU Online. Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ administrator (2013-10-22). "Asal-usul Gelar Ratu dan Tubagus". Tempo Nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ bin Thahir Al-Haddad, Al-Habib Alwi (1997). Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh. Jakarta: Lentera Basritama. hlm. 67. ISBN 9789798880087.
- ^ Noegraha, Nindya (2001). Asal-usul Raja-raja Palembang dan Hikayat Nakhoda Asyiq dalam Naskah Kuno: Koleksi Perpustakaan Nasional RI. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. ISBN 9789799316455.
- ^ a b c Buyers, Christopher (2008). "Kelantan Genealogy (2)". www.royalark.net. Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ Suhardy, Haydar (2015-07-30). "Kisah Raja Muda dari Demak yang Menantang Portugis". National Geographic Indonesia. Diakses tanggal 2017-09-12.
- ^ Suriyanto (2017-02-03). "Ma'ruf Amin Kiai Nomor Satu NU dan Cicit Imam Masjidil Haram". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2017-10-11.
- ^ Fathoni (2017-01-18). "Mengenal Lebih Dekat KH. Said Aqil Siroj". Situs resmi Nahdlatul Ulama. Diakses tanggal 2017-10-13.
- ^ Nahdlatululama.id (2017-05-23). "Silsilah Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj". Nahdlatul Ulama. Diakses tanggal 2017-10-13.
- ^ Irawan (2016), hlm. 668.
- ^ a b Irawan (2016), hlm. 670.
Bibliografi[sunting | sunting sumber]
- Irawan, Aguk (2016). Penakluk Badai: Novel Biografi KH. Hasyim Asy'ari (edisi ke-IV). Yogyakarta: Qalam Nusantara. hlm. 668-670. ISBN 9786027128958.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- (Indonesia) Himpunan Nasab Al-Alawiyyin di Naqobatul Ayrof al-Kubro
- (Arab) Situs Darus Sadat al-Ashraf, Aal Azhamat Khan Al-Ba'Alawi