Androsentrisme

Charlotte Perkins Gilmas, pencetus androsentrisme

Androsentrisme adalah sebuah pemahaman yang menjadikan laki-laki sebagai pusat dari dunia. Lelaki dipahami sebagai patokan untuk memandang tentang dunia, tentang kebudayaan, dan tentang sejarah. Pemahaman ini juga menjadikan lelaki atau pengalaman lelaki sebagai norma bagi perilaku manusia. Dalam pemahaman Androsentrisme, peran perempuan tidak mendapat perhatian. Pemahaman Androsentrisme mempunyai hubungan dengan struktur patriarki. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang tokoh feminis yang bernama Charlotte Perkins Gilman pada awal abad ke 20. Pemahaman androsentrisme juga turut mempengaruhi dunia pendidikan dan dunia bahasa. Lawan dari pemahaman androsentrisme adalah gynosentrisme.

Teori

Sampai tahun 1970an, hampir sebagian besar teori secara tidak sadar didasarkan pada kehidupan lelaki dan pengalaman lelaki. Lelaki adalah norma, sedangkan wanita adalah sesuatu yang asing. Pada Awal tahun 1911, Charlotte Perkins Gilman mengemukakan bahwa sebagian besar kebudayaan menganut pemahaman androsentris. Gilman juga mengemukakan bahwa sifat manusia sebagian besar hanya dilihat dari sifat lelaki.

Ada beberapa contoh teori yang memperlihatkan bagaimana pemahaman Androsentrisme bekerja sebagai inti asumsi dalam pikiran manusia. Pada Tahun 1993, Sandra Bem merujuk kepada Androsentrisme sebagai salah satu dari tiga lensa gender untuk melihat dunia. Dua lensa yang lain adalah polarisasi gender dan esensi biologis. Polarisasi gender merupakan suatu cara pandang yang melihat lelaki dan perempuan sebagai pihak yang berlawanan. Esensi biologis merupakan cara pandang yang melihat bahwa perbedaan gender merupakan suatu bawaan. Bagi Sandra Bem, Androsentrisme sangat cocok dengan struktur patriarki. Struktur patriarki menggambarkan bahwa lelaki dan pengalamanya adalah sesuatu yang istimewa. Struktur patriarki menunjukkan siapa yang mempunyai kuasa dan androsentrisme menunjukkan bagaimana kuasa itu dipraktikkan secara psikologis dan kebudayaan. Teori lain yang dipengaruhi oleh paham androsentrisme adalah teori Sigmund Freud yaitu psikoanalisis dari perilaku manusia. Teori ini muncul pada awal tahun 1900an. Dalam teorinya, terdapat sebuah tahap yaitu tahap phallic. Dalam tahap ini dikatakan bahwa pada usia tiga sampai lima tahun, anak laki-laki dan perempuan sangat peduli dengan kenyataan bahwa anak laki-laki mempunyai penis sedangkan anak perempuan tidak. Dalam tahap ini, penis dilihat sebagai organ superior. Dari teori ini, Freud memakai lelaki sebagai norma. Teori Sigmund Freud ini ditentang oleh seorang tokoh bernama Karen Horney yang mengemukakan bahwa perempuan pun memiliki organ vital yang mempunyai peranan sentral dalam sistem reproduksi yaitu rahim.

Salah satu contoh lain dari androsentrisme dalam teori psikologi dapat ditemukan dalam teori David McClelland's tentang pencapaian motivasi. Teori ini menjelaskan mengenai keragaman manusia dalam pencapaian perilaku. McClelland mengemukakan bahwa pencapaian perilaku pada level individual dengan motivasi personal untuk dapat mencapai harapan individual akan kesuksesan dan melampirkan nilai untuk sebuah kesuksesan individual. Model teori McClelland ini dapat dengan baik diterapkan dalam memperkirakan pencapaian perilaku dari lelaki, namun tidak bagi perilaku perempuan. Dalam teori ini, pencapaian perilaku perempuan dilihat dari sudut pandang perilaku lelaki.

Bahasa

Bahasa menyampaikan sebuah pesan yang melampaui makna dari kata-kata. Bahasa perdana dalam bahasa Inggris memperlihatkan bahwa lelaki adalah norma dan perempuan adalah pengecualian. Pemahaman androsentrisme dalam dunia bahasa dapat dengan mudah dikenal dalam beberapa pola yaitu mengabaikan perempuan, stereotip perempuan, dan merendahkan perempuan. Dalam bahasa Inggris, ada beberapa kata yang mengandung pemahaman androsentrisme seperti chairman yang berarti ketua, mankind yang berarti manusia, mailman yang berarti pengantar pos. Kata man dalam susunan kedua kata tersebut menunjukkan pemahaman androsentrisme. Kata man dalam susunan kedua kata tersebut juga memperlihatkan bahwa chairman dan mankind hanya menunjuk kepada kaum laki-laki. Nancy Henley mengemukakan bahwa umumnya masyarakat membaca kata-kata tersebut dan berpikir terutama mengenai tentang laki-laki, bukan laki-laki dan perempuan secara seimbang. Bahasa androsentrisme mempengaruhi persepsi masyarakat tentang siapa yang cocok untuk sebuah pekerjaan. Dalam hal ini, kata "mailman" memperlihatkan konotasi bahwa pekerjaan sebagai tukang pos tidak cocok bagi seorang perempuan.

Selain dalam bahasa Inggris, androsentrisme juga dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris terdapat dua kata yang berpasangan yaitu husband and wife yang berarti suami istri. Letak kata suami yang mendahalui istri memperlihatkan bahwa laki-laki adalah primer dan perempuan adalah sekunder.