Anak Manusia (Kristen)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Anak Manusia sedang bersabda

Anak Manusia (atau Putera Manusia; Inggris: Son of Man) adalah sebuah istilah dalam kekristenan yang merujuk pada keturunan Adam (manusia pertama). Teologi ini menyoroti kedudukan seseorang yang memiliki otoritas untuk menyampaikan suatu pesan dari Allah pada manusia.[1] Alkitab menyebutkan Anak Manusia dalam kerangka yang berbeda-beda dan bermakna luas seperti menunjuk pada kemanusiaan Yesus, walaupun bukan suatu penyangkalan terhadap ketuhanan-Nya.[2] Anak Manusia menjadi bentuk penjelmaan Kristus sebagaimana Yesus dengan tegas menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan dalam berbagai kesempatan dan sebagai manusia.[3] Hakikat Anak Manusia adalah keilahian dan manusiawi yang menyatu dalam satu pribadi.[2]

Dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini diuraikan bahwa Anak Manusia dalam Perjanjian Baru tampak dari ucapan Yesus sebagai Anak Manusia untuk menerangkan watak dan misi-Nya.[4] Perkataan Yesus yang didasarkan pada wahyu Daniel dalam Daniel 7:13.[4] Sementara dalam Perjanjian Lama, istilah Anak Manusia mengacu pada keberadaan seseorang manusia yang berbeda dari Yesus, seperti sapaan Allah kepada Yehezkiel yang disebutkan sembilan puluh kali.[3] W.R.F Browning menjelaskan, istilah Anak Manusia mengacu pada sebutan umat Israel yang dipertentangkan dengan binatang supranatural dalam simbol budaya dari bangsa-bangsa sekitar.[2] Seperti perumpamaan Henokh bahwa Anak Manusia adalah makhluk surgawi atau tokoh supranatural yang memerintah atas suatu kerajaan yang universal di mana terdapat pelaksana keselamatan dan penghakiman.[2]

"Anak manusia" dengan sebuah pedang dan tujuh tiang pelita, dalam penglihatan Yohanes, dari Apokalipse Bamberg, abad ke-11.

Catatan Alkitab[sunting | sunting sumber]

Ekspresi "Anak manusia" muncul 81 kali dalam teks Yunani dari empat injil kanonikal, dan digunakan sekali dalam perkataan Yesus.[5] Ekspresi Ibrani singular "anak manusia" (בן–אדם i.e. ben-'adam) juga muncul dalam Alkitab Ibrani lebih dari seratus kali.

Perjanjan Lama[sunting | sunting sumber]

Istilah Anak Manusia dalam Perjanjian Lama dihubungkan dengan tradisi Yudaisme, khususnya kitab Apokalips atau Apokaliptik.[6] Dalam versi Alkitab bahasa Ibrani, istilah Anak Manusia mengacu pada kata adam yang artinya anak atau kata enos yang berarti istilah kolektif manusia.[7] Setiap manusia bagi orang Yahudi disebut ben adam dan sejumlah manusia disebut benê adam.[8] Menurut Alan Richardson, anak ben adam sinonim dari kata anak ben enos yang merupakan bahasa bahasa Semitik yang biasanya digunakan sebagai jabatan nabi.[9]

Perjanjian Baru[sunting | sunting sumber]

Istilah Anak Manusia dalam Perjanjian Baru mengacu pada bahasa Ibrani, benê adam dan bahasa Aram benê enos sedangkan bahasa Yunani ho hyios tou anthropou.[3] Sedangkan dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai "putra manusia" atau "anak laki-laki manusia".[3] Aktivitas Anak Manusia dilihat sebagai figur seseorang yang memiliki kuasa mengampuni dosa dalam Markus 2:10 dan Tuhan atas hari Sabat dalam Injil Markus 2:28.[3] Dengan kata lain, Anak Manusia digambarkan sebagai hamba yang melayani, menderita dan mati.[3]

Anak Manusia

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Dianne Bergant, Robert J. Karris. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta: Kanisius. 2002. 592
  2. ^ a b c d W.R.F Browning. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2007. 217, 22
  3. ^ a b c d e f Samuel Benyamin Hakh. Pemberitaan tentang Yesus menurut injil-injil sinoptik. Bandung: Jurnal info media. 2007. 159
  4. ^ a b Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid II. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. 2002. 586
  5. ^ Lord Jesus Christ: Devotion to Jesus in Earliest Christianity by Larry W. Hurtado, ISBN 0-8028-3167-2 Wm B. Eerdmans Publishing Co., 2005 pages 290-293
  6. ^ David L. Baker. Satu Alkitab, Dua Perjanjian. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2006. 25
  7. ^ Martin Harun. Inilah Injil Yesus Kristus. Yogyakarta: Kanisius. 2000. 182
  8. ^ Ludwig Köhler, Walter Baumgartner. Lexicon in Veteris Testamenti Libros. Netherland: EJ. Brill, Leiden. 1958. 12
  9. ^ Alan Richardson. An Introduction The Theology of The New Testament. London: SCM Press LTD. 1961. 128

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Borgen, Peder. Early Christianity and Hellenistic Judaism. Edinburgh: T & T Clark Publishing. 1996.
  • Brown, Raymond. An Introduction to the New Testament. New York: Doubleday. 1997.
  • Buth, Randall. "A More Complete Semitic Background for bar-enasha 'Son of Man'" in Craig A. Evans and James A. Sanders, eds. The Function of Scripture in Early Jewish and Christian Tradition (JSNT Suppl 154) Sheffield Academic Press, 1998: 176-189.
  • Essays in Greco-Roman and Related Talmudic Literature. ed. by Henry A. Fischel. New York: KTAV Publishing House. 1977.
  • Dunn, J. D. G., Christology in the Making, London: SCM Press. 1989.
  • Ferguson, Everett. Backgrounds in Early Christianity. Grand Rapids: Eerdmans Publishing. 1993.
  • Greene, Colin J. D. Christology in Cultural Perspective: Marking Out the Horizons. Grand Rapids: InterVarsity Press. Eerdmans Publishing. 2003.
  • Holt, Bradley P. Thirsty for God: A Brief History of Christian Spirituality. Minneapolis: Fortress Press. 2005.
  • Josephus, Flavius. Complete Works. trans. and ed. by William Whiston. Grand Rapids: Kregel Publishing. 1960.
  • Letham, Robert. The Work of Christ. Downers Grove: InterVarsity Press. 1993.
  • Macleod, Donald. The Person of Christ. Downers Grove: InterVarsity Press. 1998.
  • McGrath, Alister. Historical Theology: An Introduction to the History of Christian Thought. Oxford: Blackwell Publishing. 1998.
  • Neusner, Jacob. From Politics to Piety: The Emergence of Pharisaic Judaism. Providence, R. I.: Brown University. 1973.
  • Norris, Richard A. Jr. The Christological Controversy. Philadelphia: Fortress Press. 1980.
  • O'Collins, Gerald. Christology: A Biblical, Historical, and Systematic Study of Jesus. Oxford:Oxford University Press. 2009.
  • Pelikan, Jaroslav. Development of Christian Doctrine: Some Historical Prolegomena. London: Yale University Press. 1969.
  • _______ The Emergence of the Catholic Tradition (100-600). Chicago: University of Chicago Press. 1971.
  • Schweitzer, Albert. Quest of the Historical Jesus: A Critical Study of the Progress from Reimarus to Wrede. trans. by W. Montgomery. London: A & C Black. 1931.
  • Tyson, John R. Invitation to Christian Spirituality: An Ecumenical Anthology. New York: Oxford University Press. 1999.
  • Wilson, R. Mcl. Gnosis and the New Testament. Philadelphia: Fortress Press. 1968.
  • Witherington, Ben III. The Jesus Quest: The Third Search for the Jew of Nazareth. Downers Grove: InterVarsity Press. 1995.
  • _______ “The Gospel of John.” in The Dictionary of Jesus and the Gospels. ed. by Joel Greene, Scot McKnight and I. Howard

Lihat pula[sunting | sunting sumber]