Ambrosiaster

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ambrosiaster adalah suatu nama yang diberikan kepada penulis dari sebuah komentar Surat-surat Paulus, yang dikatakan "singkat dalam kata-kata tapi berbobot dalam isinya," dan berharga untuk kritisisme teks bahasa Latin Perjanjian Baru.[1] Komentari itu ditulis selama masa kepausan Paus Damasus I, antara 366 dan 384, dan dianggap sebagai dokumen penting teks Latin untuk surat-surat Paulus sebelum terbitnya Vulgata dari Jerome, dan penafsiran surat-surat Paulus sebelum munculnya Agustinus dari Hippo.[2]

Identifikasi[sunting | sunting sumber]

Komentari ini telah secara keliru dikaitkan dengan St. Ambrosius untuk waktu yang lama. Pada tahun 1527, Erasmus mengajukan keraguan bahwa dokumen ini ditulis oleh Ambrosius. Erasmus sendiri secara keliru dianggap telah menciptakan nama "Ambrosiaster" (secara harfiah dalam bahasa Latin berarti: "ingin-menjadi-Ambrosius") untuk menyebut penulisnya.[3] Pemberian julukan ini sebenarnya dari kaum Maurists, sebagaimana ditunjukkan oleh René Hoven. Nama itu tetap dipakai untuk menyebut penulis yang tidak diketahui identitasnya itu.[2] Upaya untuk mengidentifikasi ini Ambrosiaster dengan penulis yang sudah dikenal, tetap tidak berhasil. Karena Agustinus mengutip komentari Ambrosiaster mengenai Roma 5.12 dengan nama "Hilarius", banyak kritikus telah berusaha untuk mengidentifikasi Ambroasiaster dengan salah satu dari banyak penulis yang bernama "Hilarius" yang aktif pada periode tersebut. Pada tahun 1899, Germain Morin menyarankan bahwa penulisnya adalah Isaac,[4] seorang Yahudi yang dikonversi ke agama Kristen dan merupakan penulis suatu traktat mengenai Trinitas dan Inkarnasi, yang diasingkan ke Spanyol pada tahun 378-380 dan kemudian kembali ke Yudaisme, tetapi Morin kemudian meninggalkan teorinya ini dan mendukung Decimus Hilarianus Hilarius, prokonsul Afrika pada tahun 377 sebagai penulisnya. Selain itu, Paolo Angelo Ballerini berusaha untuk mempertahankan atribusi tradisional karya ini kepada Ambrosius, dalam edisi lengkap karya Bapa itu. Namun, hal ini sangat bermasalah, karena Ambrosius harus telah menulis buku itu sebelum menjadi seorang uskup, dan kemudian menambahinya lagi bertahun-tahun kemudian, menggabungkan pendapat tambahan Hilarius dari Poitiers di Roma.[5] Singkatnya, tidak ada identifikasi yang diterima penuh oleh para sarjana sehingga identitasnya masih menjadi misteri. Meskipun identitas Ambrosiaster sulit diketahui, dapat disusun beberapa fakta-fakta tentangnya. Bukti internal menunjukkan ia aktif di Roma pada masa pemerintahan Paus Damasus (366-384), dan hampir pasti seorang anggota rohaniawan Roma. Ada indikasi kuat dia keberatan Hieronimus merevisi versi Vetus Latina dari Injil (menjadi Vulgata), dan bahwa ia bersikap kritis terhadap kegiatan Hieronimus di antara para pertapa wanita di Roma. Ambrosiaster menunjukkan minat yang mendalam dalam Yudaisme dan sering mencatat bahwa praktek-praktek Kristen berasal dari tradisi Yahudi.[6]

Karya lain[sunting | sunting sumber]

Beberapa karya kecil telah dikaitkan dengan penulis yang sama, bersama dengan koleksi panjang penafsiran dan traktat-traktat polemik, Quaestiones Veteris et Novi Testamenti, yang secara tradisional dianggap berasal dari Agustinus. Pada tahun 1905, Alexander Souter menetapkan bahwa karya ini juga harus dikaitkan dengan Ambrosiaster.[7] Fragmen dari beberapa karya lainnya telah dikaitkan dengan beberapa kepastian untuk Ambrosiaster: komentari mengenai Matius 24, diskusi perumpamaan tentang tiga ukuran tepung yang kemudian dimasuki ragi oleh seorang perempuan, dan pembahasan penyangkalan Petrus serta penangkapan Yesus di taman Getsemani. Atribusi dari fragmen lain untuk Ambrosiaster lebih tentatif.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^  Satu atau lebih kalimat sebelum ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publikChisholm, Hugh, ed. (1911). "Ambrosiaster". Encyclopædia Britannica. 1 (edisi ke-11). Cambridge University Press. hlm. 801. 
  2. ^ a b Kinzig, Wolfram (1996), "Ambrosiaster", dalam Hornblower, Simon; Spawforth, Anthony, Oxford Classical Dictionary (edisi ke-3rd), Oxford: Oxford University Press, ISBN 0-19-521693-8 
  3. ^ Chisholm 1911.
  4. ^ Rev. d'hist. et de litt. religieuses, tom. iv. 97 f.
  5. ^ Alexander Souter, Study of Ambrosiaster (Cambridge Univ. Press, 1905)
  6. ^ David G Hunter, "Fourth-century Latin writers", in Frances Young, Lewis Ayres and Andrew Louth, eds, The Cambridge History of Early Christian Literature, (2010), p308
  7. ^ a b David G Hunter, "Fourth-century Latin writers", in Frances Young, Lewis Ayres and Andrew Louth, eds, The Cambridge History of Early Christian Literature, (2010), p307

Bibliografi[sunting | sunting sumber]

Teks[sunting | sunting sumber]

  • Heinrich Joseph Vogels, Vinzenz Bulhart, and Rudolf Hanslik. 1966. Ambrosiastri qui dicitur Commentarius in Epistulas Paulinas. Corpus scriptorum ecclesiasticorum Latinorum vol. 81, pt. 1-3. Vindobonae: Hoelder-Pichler-Tempsky.
  • Alexander Souter, ed., Pseudo-Augustini Quaestiones Veteris et Novi Testamenti CXXVII. CSEL 50 (Vienna: F. Tempsky; Leipzig: J. Freytag, 1908).
  • Isaac Judaeus, Isacis Judaei Quae supersunt, ed. A. Hoste, CCL 9 (Turnhout: Brepols, 1957), pp. 331–48. These brief works of Isaac the Jew are highly dissimilar to the Pauline Commentaries and Quaestiones of Ambrosiaster in both style and content.
  • also see links below

Studi[sunting | sunting sumber]

  • Bussières, Marie-Pierre. “L’esprit de Dieu et l’Esprit Saint dans les ‘Questions sur l'Ancien et le Nouveau Testament’ de l'Ambrosiaster.” In: REAug 56 (2010) 25–44.
  • Bussières, Marie-Pierre. “Les quaestiones 114 et 115 de l’Ambrosiaster ont–elles été influences par l’apologétique de Tertullian?” REAug 48 (2002): 101–130.
  • Bussières, Marie-Pierre. “L’influence du synode tenu à Rome en 382 sur l’exégèse de l’Ambrosiaster.” Sacris Erudiri 45 (2006): 107–124.
  • Bussières, Marie-Pierre. Ambrosiaster. Contre les Païens. Sur le destin. Texte, traduction et commentaire. Paris, Éditions du Cerfs (Sources chrétiennes 512), 2007.
  • Cain, Andrew, “In Ambriosiaster’s Shadow: A Critical Reevaluation of the Last Surviving Letter Exchange between Pope Damasus and Jerome.” REAug 51 (2005): 257–277.
  • Cooper, Stephen and David G. Hunter, “Ambrosiaster redactor sui: The Commentaries on the Pauline Epistles (Excluding Romans).” 'RÉAug'56 (2010): 69–91.
  • De Bruyn, Theodore S. “Ambrosiaster's interpretations of Romans 1:26-27.” VChr 65 (2011) 463–483.
  • De Bruyn, Theodore S.“Ambrosiaster's revisions of his ‘Commentary on Romans’ and Roman synodal statements about the Holy Spirit.” REAug 56 (2010) 45–68.
  • Hoven, René, “Notes sur Érasme et les auteurs anciens,” in L’antiquité classique 38 (1969): 172-74.
  • Hunter, David, "The Significance of Ambrosiaster," Journal of Early Christian Studies 17:1, 1–26 © 2009
  • Lunn-Rockliffe, Sophie, Ambrosiaster’s Political Theology. Oxford, 2007.
  • Moreschini, Claudio, and Enrico Norelli. 2005 "Ambrosiaster," in Early Christian Greek and Latin Literature: A Literary History. Peabody, Mass: Hendrickson Publishers. vol. 2, p. 296-98.
  • Mundle, Wilhelm. 1919. Die Exegese der paulinischen Briefe im Kommentar des Ambrosiaster.
  • Queis, Dietrich Traugott von, and Augustine. 1972. Ambrosiaster: Quaestiones Veteris et Novi Testamenti. Quaestio 115: De fato. Basel.
  • Souter, Alexander. 1905. A study of Ambrosiaster. Cambridge [Eng.]: The University Press.
  • Souter, Alexander. 1927. The earliest Latin commentaries on the Epistles of St. Paul; a study. Oxford: Clarendon Press.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]