Amazia (Kitab Amos)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nabi Amos, sosok yang menjadi lawan Amazia

Amazia (Kitab Amos) adalah nama salah seorang imam dari Betel.[1] Ia merupakan lawan bicara Amos.[1] Amazia hidup pada masa pemerintahan Yerobeam II.[1] Ia merupakan imam yang bekerja untuk pemerintah.[2]

Amazia dan Amos[sunting | sunting sumber]

Pertemuan Amazia dengan Amos terjadi karena nubuat-nubuat yang Amos beritakan.[3] Amos memberitakan tentang datang penghukuman atas bangsa Israel.[2] Nubuat-nubuat yang diberitakan oleh Amos tentu menyebabkan kericuhan di antara orang Israel.[4] Pada masa itu, Israel berada dalam keadaan aman dan nyaman baik secara politis maupun religius.[4] Kericuhan itu tentu mengundang perhatian dari Amazia sebagai imam.[4] Nubuat Amos dipandang Amazia sebagai suatu ancaman yang berbahaya bagi kondisi politis dan keagamaan Israel.[3] Amazia melihat bahwa perkataan Amos dapat memancing sebuah pemberontakan yang akhirnya menggoyang pemerintah saat itu.[2] Wajar saja apabila Amazia khawatir karena Amazia adalah imam yang bekerja bagi pemerintah.[2] Hidup Amazia bergantung dari penghasilan yang ia dapat dari pemerintah.[2] Bagi Amazia, keamanan dan kenyamanan pemerintah adalah juga keuntungan bagi dirinya.[2] Dalam hal ini, kita dapat melihat perbedan antara imam dan nabi.[5] Imam adalah sosok yang mempertahankan tradisi keagamaan kuno, sedangkan nabi adalah sosok yang berusaha untuk merealisasikan kata-kata dari Tuhan untuk memperingatkan setiap orang kembali jalan hidup yang Tuhan inginkan.[5] Berdasarkan kekhawatiran nubuat Amos, Amazia melaporkan perkatan Amos kepada Yerobeam II sebagai suatu ancaman bagi pemerintah (Kitab Amos 7:10).[3] Setelah melapor kepada Yerobeam II, Amazia langsung mengusir Amos ke Yehuda.[3] Dalam hal ini terdapat suatu kejanggalan dalam tindakan Amazia.[3] Amazia mengusir Amos tanpa menunggu keputusan dari Yerobeam II.[3] Hal ini mengindikasikan bahwa imam saat itu mempunyai peran penting untuk meredam konflik dalam hal keagamaan.[3] Selain itu, imam juga mempunyai kewajiban untuk melaporkan tentang situasi yang berlangsung dalam masyarakat.[5] Ada juga kemungkinan bahwa Amazia menduga bahwa Yerobeam II tidak ingin adanya gangguan terhadap kerajaannya.[5] Yerobeam II tentu tidak ingin mendengar bahwa kuil kerajaannya akan hancur dan rakyatnya akan dibuang ke dalam pembuangan oleh bangsa Asyur.[5] Amazia kemudian mengusir Amos dari Betel.[2] Bagi Amazia, Betel adalah kuil kerajaan yang tidak boleh diganggu keamanan dan kenyamanannya.[3] Amazia mengatakan kepada Amos untuk pergi ke Yehuda dan bernubuat di sana agar mendapat makanan (Kitab Amos 7:12).[2] Sepertinya, Amazia memandang bahwa Amos adalah seorang nabi yang bernubuat untuk mencari makan.[2] Realitas tentang nabi yang bernubuat untuk mencari makan pada masa itu adalah hal yang lumrah.[2] Amos tentu tidak berdiam diri terhadap tudingan Amaziah.[4] Amos tidak bermaksud mencari makan dengan menjual nubuat-nubuatnya.[2] Kalaupun Amos berniat mencari makan, maka ia seharusnya tetap melakukan pekerjaannya yaitu penggembala ternak.[2] Amos lalu berkata kepada Amazia bahwa Amazia akan mati dan seluruh anggota keluarganya akan tertimpa musibah (Kitab Amos 7:17).[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c (English) Charles Baker. 1856. Manual of Bible History. Gradation 1-3. London:Varty and Owen. Hlm 103.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l B.J.Boland. 1994. Tafisran Alkitab: Kitab Amos. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  3. ^ a b c d e f g h (English) Bruce C. Birch. 1997. Hosea, Joel, and Amos. Louisville:Westminster John Knox Press. Hlm 240.
  4. ^ a b c d e (English) Lloyd Ogilvie. 2004. The Preacher's Commentary- Volume 22:Hosea/Joel/Amos/Obadiah/Jonah.Nashville: Thomas Nelson Incompany.
  5. ^ a b c d e (English) Warren W. Wiersbe. 2002. Bible Exposition Commentary:Old Testament, The Prophet. Colorado:David C. Cook. Hlm 364.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]