Lompat ke isi

Aksesi Timor Leste ke Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bendera Timor Leste
Perbara (biru) dan Timor Leste (merah)

Aksesi Timor Leste ke Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara adalah sebuah proses yang dimulai setelah kemerdekaan negara tersebut pada 2002 saat para pemimpinnya menyatakan bahwa negara tersebut telah membuat sebuah "keputusan strategis" untuk menjadi negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Perbara) pada masa mendatang.[1] Negara tersebut secara resmi mengajukan keanggotaan pada tahun 2011 dan menjadi anggota pada tanggal 26 Oktober 2025.[2][3][4]

Semua partai politik di Timor-Leste mendukung hubungan yang lebih erat dengan Perbara.[5] Timor-Leste memiliki PDB paling kecil di antara negara-negara Perbara, yaitu kurang dari 15 persen dari PDB Laos, yang merupakan anggota Perbara dengan ekonomi terkecil saat ini.[6] Pada tahun 2022, Perbara menyetujui "secara prinsip" untuk menerima Timor-Leste sebagai anggota ke-11 organisasi tersebut, dengan keanggotaan penuh yang masih menunggu proses lebih lanjut.[7] Dalam KTT Perbara ke-46, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyarankan agar Timor-Leste dapat secara resmi bergabung dengan Perbara pada KTT berikutnya yang dijadwalkan pada Oktober 2025.[8] Ia kemudian mengonfirmasi bahwa Timor-Leste akan bergabung dengan Perbara pada 26 Oktober 2025.[9]

Ketentuan Aksesi

[sunting | sunting sumber]
Menteri Luar Negeri Timor Leste Adaljíza Magno mengunjungi Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn.

Piagam ASEAN memberi definisi terhadap ketentuan keanggotaan.[10]

  • Negara harus berada di Asia Tenggara secara geografis.
  • Negara harus diakui kedaulatannya oleh seluruh negara anggota ASEAN.
  • Negara harus setuju untuk terikat oleh Piagam ASEAN.
  • Negara harus mampu dan bersedia melaksanakan kewajiban keanggotaannya seperti:
    • Memiliki kedutaan besar di setiap negara anggota ASEAN.[11]
    • Mengikuti seluruh konferensi tingkat tinggi dan tingkat menteri.
    • Terikat terhadap semua perjanjian, deklarasi dan kesepakatan di blok tersebut.[12]

Permasalahan keanggotaan Timor Leste

[sunting | sunting sumber]

Untuk menjadi anggota ASEAN, Timor-Leste harus sepenuhnya memenuhi persyaratan dan kewajiban organisasi, termasuk kemampuan untuk memenuhi persyaratan partisipasi dalam tiga pilar utama, yaitu politik-keamanan (APSC), ekonomi (AEC), dan sosial-budaya (ASCC). Meskipun tidak ada persyaratan keanggotaan yang berkaitan dengan tingkat pembangunan suatu negara, beberapa negara secara historis menentang aksesi Timor-Leste karena ekonominya yang belum berkembang.[13][14][15] Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Kamboja, Filipina dan Myanmar mendukung aksesi keanggotaan ASEAN untuk Timor Leste, namur dibalik layar beberapa negara anggota mengungkapkan kekhawatiran bahwa ASEAN tidak bisa memberi jalur keanggotaan kepada Timor Leste karena sudah penuh masalah dengan Myanmar. Singapura paling utama sangat meragukan keanggotaan Timor Leste, keraguan ini akhirnya dilepaskan pada 2025.[16][17][18]

Timor-Leste adalah salah satu negara termiskin di Asia, menghadapi banyak tantangan termasuk menjaga keamanan, pembangunan ekonomi, upaya memberantas korupsi dalam anggaran nasional, dan sangat bergantung pada ekspor minyak, yang menyumbang hingga 80–90% pendapatannya.[19] Selain itu, peningkatan sistem layanan kesehatan dan pendidikan merupakan prioritas. Infrastruktur negara ini juga relatif kurang berkembang,[20] dan tingkat literasi sekitar 72% pada tahun 2022.[21] Menurut data dari Bank Dunia pada 2012, Timor-Leste memiliki populasi 1,2 juta jiwa dan PDB sebesar US$1,29 miliar,[22] 15% lebih kecil dibandingkan Laos yang memiliki PDB US$9,2 miliar.[6][23] Oleh karena itu, mempercepat aksesi Timor-Leste ke ASEAN dianggap terlalu tergesa-gesa pada saat itu.

Pada tahun 2015, Timor-Leste telah memenuhi tiga persyaratan utama: negara tersebut terletak di Asia Tenggara, diakui oleh semua negara anggota ASEAN, dan telah membuka kedutaan besar di semua negara anggota ASEAN.[24]

Peta jalan menuju keanggotaan tahun 2023 mencakup sejumlah langkah yang perlu dipenuhi Timor-Leste, termasuk kapasitas untuk menyelenggarakan pertemuan besar dan staf pemerintah yang berbahasa Inggris yang memadai.[25]

Sejarah awal

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2002, Timor-Leste diakui sebagai pengamat Perbara dan bergabung dengan Forum Regional Perbara (ARF) pada tahun 2005.[1] Setelah diterima dalam ARF pada Juli 2005, permohonan untuk bergabung dengan Perbara diajukan di Kuala Lumpur pada 28 Juli 2006.[26] Sebagai persiapan untuk aksesi, negara tersebut menandatangani Traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara pada Januari 2007, yang berisi komitmen untuk menolak penggunaan kekuatan dan mengikat Timor-Leste pada prinsip non-intervensi dalam urusan dalam negeri negara-negara anggota Perbara.[27] Pada Agustus 2007, negara-negara anggota Perbara menyatakan kesediaan mereka secara prinsip untuk menerima Timor-Leste.

Pada tahun 2005, Timor-Leste menyatakan keinginannya untuk menjadi anggota Perbara pada tahun 2010.[28] Pada Desember 2007, Presiden José Ramos-Horta menegaskan kembali bahwa keanggotaan dalam Perbara merupakan prioritas utama, dan ia berharap Timor-Leste dapat bergabung pada tahun 2012.[29] Pada Januari 2009, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva menyatakan bahwa negaranya akan mendukung keanggotaan Timor-Leste dalam Perbara pada tahun 2012.[30]

Pada tahun 2010, Timor-Leste menghadiri KTT Perbara sebagai "tamu khusus dari presidensi".[31][32]

Penundaan aksesi

[sunting | sunting sumber]

Timor-Leste secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan dalam Perbara pada 4 Maret 2011.[2][33] Beberapa bulan kemudian, Perdana Menteri Xanana Gusmão menahan harapan untuk bergabung dengan Perbara pada tahun tersebut, dengan menyatakan bahwa negara tersebut masih kekurangan “sumber daya manusia” yang diperlukan.[34] Setelah pemilihan umum tahun 2012, pemerintah baru menegaskan kembali komitmennya untuk bergabung dengan organisasi tersebut.[35]

Sementara Indonesia telah mendorong agar Timor Leste diterima sebagai anggota Perbara, beberapa negara seperti Singapura dan Laos menolak dengan alasan bahwa Timor-Leste belum cukup berkembang untuk bergabung.[36][37] Namun, setelah KTT Perbara pada April 2013, Sekretaris Jenderal Perbara Lê Lương Minh menyatakan bahwa semua negara anggota mendukung penerimaan Timor-Leste,[38] meskipun ia juga mengatakan bahwa negara tersebut belum memenuhi kualifikasi untuk keanggotaan.[39] Presiden Filipina Benigno Aquino III menyatakan dukungan negaranya terhadap keanggotaan Timor-Leste dalam Perbara pada Juni 2013. Sebelumnya, Filipina telah menyatakan dukungan serupa melalui dokumen resmi pada tahun 2002 dan 2010.[40]

Pada September 2013, Kelompok Kerja Dewan Koordinasi Perbara masih mengevaluasi permohonan keanggotaan Timor-Leste, dan Minh menyatakan bahwa belum ada batas waktu untuk penyelesaian penilaian tersebut.[41] Singapura berjanji tidak akan menghalangi keanggotaan Timor-Leste, tetapi tidak secara eksplisit mendukungnya, dengan alasan bahwa rencana integrasi ekonomi tidak boleh terganggu oleh aksesi negara tersebut.[42] Pada November 2013, U Aung Htoo, wakil direktur Departemen Urusan Perbara, mengatakan bahwa Timor-Leste belum siap bergabung pada tahun 2014 karena mereka belum memiliki kedutaan di seluruh 10 negara anggota Perbara saat ini, yang merupakan salah satu persyaratan keanggotaan.[6]

Pada tahun 2015, Timor-Leste menyatakan bahwa mereka kini siap bergabung kapan saja, melalui pernyataan duta besar Timor-Leste untuk Malaysia yang mengatakan bahwa negaranya telah memenuhi setidaknya dua persyaratan utama untuk menjadi anggota Perbara.[24] Pada tahun yang sama, Filipina kembali menyuarakan dukungannya terhadap aksesi Timor-Leste ke dalam Perbara.[43][44]

Pada tahun 2017, Filipina, sekutu dekat Timor-Leste, menjadi tuan rumah Perbara tahun itu. Namun, Perbara tidak membahas keanggotaan Timor-Leste pada tahun 2017, terutama karena kekurangan sumber daya manusia sebagaimana disorot oleh Singapura. Meskipun demikian, diumumkan bahwa Perdana Menteri Timor-Leste, Mari Alkatiri, akan tetap melanjutkan partisipasi negaranya dalam Perbara sebagai pengamat selama KTT 2017. Filipina, Indonesia, Thailand, dan Kamboja kembali menegaskan dukungan terhadap permohonan keanggotaan Timor-Leste selama pertemuan tersebut, tetapi enam negara anggota yang dipimpin oleh Singapura tidak memberikan dukungan terhadap langkah tersebut.[45][46]

Pada tahun 2018, permohonan keanggotaan Timor-Leste masih dikaji oleh organisasi tersebut.[47] Meskipun Singapura secara historis menentang aksesi Timor-Leste karena alasan ekonomi, negara itu mulai secara terbuka menyatakan sikap menyambut permohonan keanggotaan Timor-Leste ketika Perdana Menteri Timor-Leste melakukan kunjungan ke negara tersebut.[48]

Pada 2 Juli 2025, Myanmar secara resmi memberitahukan Malaysia, selaku ketua Perbara tahun 2025, bahwa pihaknya menentang bergabungnya Timor-Leste ke dalam blok tersebut pada Oktober 2025, dengan alasan campur tangan dalam urusan dalam negerinya. Timor-Leste diketahui memberikan dukungan terhadap kekuatan demokratis yang menentang junta militer dalam perang saudara yang sedang berlangsung.[49] Timor-Leste menolak kritik tersebut dan menyatakan bahwa mereka telah memenuhi seluruh persyaratan untuk menjadi anggota penuh Perbara.[50]

Misi pencari fakta

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2019, Perbara membentuk misi pencari fakta yang berkunjung ke Timor-Leste pada bulan September untuk menilai kesiapan negara tersebut bergabung dengan organisasi tersebut.[51] Pada Juni 2019, beberapa menteri Perbara kembali menegaskan dukungan mereka terhadap upaya keanggotaan Timor-Leste.[52][53][54]

Pada tahun 2021, Timor-Leste memilih abstain dalam pemungutan suara Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertujuan mengecam kediktatoran militer di Myanmar yang menggulingkan pemerintahan demokratis Aung San Suu Kyi. Keputusan ini dipengaruhi oleh Kamboja selaku ketua Perbara saat itu, yang juga memilih abstain bersama Brunei, Laos, dan Thailand, sementara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam mendukung resolusi tersebut. Pejabat Timor-Leste kemudian menyatakan penyesalan mereka atas keputusan itu, dengan Ramos-Horta menyebutnya sebagai "suara yang memalukan" serta menyatakan bahwa keputusan tersebut mungkin telah membuat negara itu terisolasi dari anggota Perbara lainnya.[55]

Setelah terpilih kembali pada tahun 2022, Ramos-Horta menegaskan kembali keinginan negaranya untuk bergabung dengan Perbara, dengan target masuk pada tahun 2023 ketika Indonesia menjadi ketua organisasi tersebut.[56] Ia kemudian mengkritik lamanya proses keanggotaan, dengan menyatakan bahwa "Sepertinya untuk mencapai Perbara, Anda harus memenuhi semua kriteria untuk masuk surga. Dan langkah selanjutnya adalah Perbara”.[57]

Proses negosiasi

[sunting | sunting sumber]
Timor Leste, diwakili oleh Taur Matan Ruak, disambut ke KTT perdana mereka di ASEAN.

Pada November 2022, setelah KTT Perbara ke-40 dan ke-41 di Phnom Penh, organisasi tersebut mengeluarkan pernyataan yang menyetujui "secara prinsip" keanggotaan Timor-Leste, memberikan status pengamat pada pertemuan tingkat tinggi, serta menyatakan bahwa peta jalan menuju keanggotaan penuh akan disampaikan pada KTT tahun 2023.[58]

Pada Februari 2023, Timor-Leste untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri Perbara, yakni dalam Pertemuan Para Menteri Perbara yang diadakan di Jakarta.[59]

Pada KTT Perbara ke-42 yang diselenggarakan di Labuan Bajo pada Mei 2023, Timor-Leste berpartisipasi dalam pertemuan tingkat tinggi Perbara untuk pertama kalinya, dengan Perdana Menteri Taur Matan Ruak mewakili negara tersebut. Acara ini menandai tonggak penting dalam upaya integrasi regional Timor-Leste, di mana peta jalan menuju aksesi negara itu diadopsi.[60] Selama sesi pidato di KTT tersebut, sang Perdana Menteri tampak jelas terharu, mencerminkan makna dan tekanan dari momen bersejarah saat negara itu mengambil langkah awal di panggung diplomatik Perbara.[61] Perdana Menteri Taur Matan Ruak berharap Timor-Leste dapat diterima sebagai anggota pada akhir tahun 2023.[62]

Namun, setelah terjadi pergantian pemerintahan, Perdana Menteri Xanana Gusmão menyatakan pada Agustus 2023 bahwa Timor-Leste tidak akan bergabung dengan Perbara sebagai negara demokratis selama pemerintahan militer, seperti di Myanmar, masih diterima dalam organisasi tersebut.[63] Pada KTT Perbara berikutnya di Jakarta, Perbara mendorong Timor-Leste untuk terus berupaya memenuhi persyaratan aksesi.[64]

Xanana Gusmao menghadiri KTT Perbara-Kanada di Jakarta, 3 September 2025

Pada KTT Perbara ke-46, Perdana Menteri Xanana Gusmão memimpin delegasi Timor-Leste yang terdiri atas sejumlah pejabat pemerintah yang aktif terlibat dalam pembahasan tingkat tinggi. Menjelang sesi pleno KTT, delegasi tersebut berpartisipasi dalam pertemuan penting dari tiga pilar komunitas Perbara—Politik dan Keamanan, Ekonomi, serta Sosial-Budaya—untuk melaporkan kemajuan pelaksanaan peta jalan aksesi. Wakil Menteri Urusan Perbara Milena Rangel menghadiri Pertemuan Pejabat Senior Perbara (SOM) pada 24 Mei, di mana ia didampingi oleh Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Augusto Júnior Trindade untuk menandatangani Nota Kesepahaman dengan Lembaga Penelitian Ekonomi untuk Perbara dan Asia Timur (ERIA). Perjanjian tersebut bertujuan mendukung pengembangan kebijakan publik yang selaras dengan tujuan integrasi Perbara.[65]

Dengan KTT Perbara ke-47 yang akan digelar pada Oktober 2025 dan diidentifikasi sebagai tonggak penting bagi aksesi, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim secara resmi mengumumkan bahwa Timor-Leste telah mencapai kemajuan signifikan dalam memenuhi peta jalan Perbara yang diadopsi pada tahun 2023. Ia menyebut momen ini sebagai peristiwa bersejarah, tidak hanya bagi Timor-Leste tetapi juga bagi komunitas Perbara secara keseluruhan, dengan menekankan bahwa negara tersebut telah memenuhi enam dari tujuh pilar utama aksesi.[66] Ia juga mencatat telah dioperasionalkannya Satuan Tugas Khusus Sekretariat Perbara untuk Timor-Leste dan mengonfirmasi bahwa negara-negara anggota telah memulai proses hukum internal mereka sebagai persiapan bagi aksesi resmi yang dijadwalkan pada Oktober 2025.[65][67]

Upacara penandatanganan aksesi Timor Leste ke ASEAN

Mendukung momentum ini, Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengonfirmasi bahwa Dili telah menyelesaikan sebagian besar instrumen hukum yang dibutuhkan untuk keanggotaan, yakni 66 dari 84, terutama di bawah pilar ekonomi, dan bahwa negara-negara anggota Perbara kini akan memulai proses domestik masing-masing untuk memfinalisasi aksesi pada Oktober. Dukungan dari negara-negara anggota utama dalam peningkatan kapasitas kelembagaan nasional, termasuk Malaysia, Laos, dan Filipina, telah memperkuat posisi Timor-Leste.[68] Para menteri luar negeri Perbara yang bertemu di Kuala Lumpur menyatakan dukungan luas terhadap upaya Timor-Leste dan memuji pelaksanaan komitmennya.[69][70] Dalam Pertemuan Dewan Komunitas Ekonomi Perbara ke-25, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Koordinator Urusan Ekonomi Francisco Kalbuadi Lay menyatakan bahwa hampir semua negara anggota Perbara telah menyatakan dukungan terhadap keanggotaan penuh Timor-Leste.[65] Timor-Leste menyelesaikan langkah terakhir keanggotaannya dalam Perbara pada 26 Oktober 2025.[3]

Opini publik

[sunting | sunting sumber]

Timor Leste

[sunting | sunting sumber]

Survei Opini Publik Nasional tahun 2018 oleh Lembaga Republik Internasional yang disponsori oleh USAID mencatat bahwa 76% masyarakat Timor-Leste mendukung keanggotaan penuh dalam Perbara, dengan 11% menyatakan belum pernah mendengarnya, 8% menjawab "Tidak tahu/Menolak menjawab," dan hanya 5% yang menyatakan keberatan untuk bergabung.[71] Dalam survei yang sama, 77% responden memiliki pandangan yang sangat positif terhadap Perbara (meningkat 5% dari 72% pada tahun 2016),[72] 13% memiliki pandangan yang agak positif, 4% agak negatif, 1% sangat negatif, sementara 5% menjawab "Tidak tahu/Menolak menjawab”.[71]

Pemimpin anggota ASEAN, Kepulauan Cook dan Timor Leste pada KTT ASEAN 2023. Terlihat PM Singapura Lee Hsien Loong menoleh sebentar melihat PM Timor

Edisi kelima survei State of Southeast Asia yang diterbitkan pada 9 Februari 2023 oleh Pusat Kajian Perbara di Institut ISEAS-Yusof Ishak, Singapura, menyimpulkan bahwa 61,5% responden dari negara-negara anggota Perbara sangat mendukung keanggotaan Timor-Leste. Untuk melaksanakan survei ini, Institut ISEAS-Yusof Ishak mewawancarai total 1.308 orang dari sepuluh negara Asia Tenggara, termasuk akademisi, peneliti, perwakilan sektor swasta dan keuangan, perwakilan masyarakat sipil, organisasi non-pemerintah, jurnalis, pejabat pemerintah, serta wakil organisasi regional dan internasional. Survei dilakukan selama delapan minggu, dari 14 November 2022 hingga 6 Januari 2023. Para peserta menjawab pertanyaan terkait 54 topik mengenai geopolitik regional serta situasi politik, ekonomi, dan sosial di kawasan.[73]

Menurut survei tersebut, dukungan terkuat terhadap keanggotaan Timor-Leste datang dari Kamboja sebesar 93,3% dan Filipina sebesar 69,7%. Di Indonesia, 67,8% responden mendukung negara tetangga terdekat mereka, sementara hampir seperempat responden Indonesia (24,8%) menyatakan belum yakin terhadap penerimaan Timor-Leste sebagai anggota baru. Penolakan terkuat berasal dari Myanmar sebesar 48,7%, diikuti Brunei sebesar 45,0%, sedangkan Laos menjadi negara yang paling ragu dengan tingkat ketidakpastian 38,3%. Meskipun 26,4% responden Singapura masih ragu, hanya 11,1% yang menyatakan penolakan langsung. Kurangnya konsensus Perbara mengenai permohonan keanggotaan Timor-Leste sebelumnya sering dikaitkan dengan sikap Singapura.[73]

Di antara responden yang mendukung keanggotaan Timor-Leste, 48,7% percaya bahwa masuknya anggota baru akan memperkuat persatuan dan sentralitas Perbara, sementara 39,9% meyakini bahwa keanggotaan Timor-Leste akan meningkatkan perdagangan dan investasi antarwilayah. Hanya 11,4% yang berpendapat bahwa tidak akan ada perubahan dalam Perbara.[73] Responden asal Vietnam menunjukkan optimisme yang lebih tinggi, dengan 70,0% percaya bahwa keanggotaan Timor-Leste akan memperkuat persatuan dan sentralitas Perbara, jauh di atas rata-rata kawasan sebesar 48,7%.[74]

Sementara itu, di antara mereka yang menolak keanggotaan Timor-Leste, 34,4% khawatir bahwa integrasi ekonomi Perbara akan melambat akibat keanggotaan Timor-Leste, 29,8% beranggapan bahwa tidak akan ada perubahan, dan 28,8% menilai bahwa proses pengambilan keputusan berbasis konsensus dalam Perbara akan menjadi lebih rumit. Hanya 7,0% yang percaya bahwa langkah ini akan meningkatkan perpecahan antarnegara anggota. Dalam kategori ini, 66,7% responden Indonesia memperkirakan perlambatan integrasi ekonomi.[73]

Dari seluruh peserta yang mendukung keanggotaan Timor-Leste, 48,7% berpendapat bahwa anggota baru akan memperkuat persatuan dan sentralitas Perbara, sementara 9,9% yakin bahwa aksesi Timor-Leste akan meningkatkan perdagangan dan investasi antarwilayah. Hanya 15,8% responden yang tidak setuju dengan keanggotaan Timor-Leste, 22,7% menyatakan belum yakin, dan 11,4% berpendapat bahwa tidak akan ada perubahan di dalam Perbara.[73][74]

Dampak bergabung ke Perbara

[sunting | sunting sumber]

Manfaat untuk Timor Leste

[sunting | sunting sumber]

Pemerintah Timor Leste memandang bahwa bergabung ke ASEAN dapat membangun sebuah jalur politik menuju rekonsiliasi nasional karena ASEAN memberikan sebuah pasar bagi ekonomi Timor Leste dan akses ke dana pembangunan seperti Inisiatif Integrasi ASEAN yang bertujuan untuk mempersempit kesenjangan pembangunan antarnegara anggota ASEAN. Inisiatif ini juga akan menyelaraskan diri dengan anggota ASEAN lainnya dalam isu-isu global yang menjadi kepentingan bersama, sekaligus mencari perlindungan di bawah payung ASEAN.[75]

Sektor pertanian Timor Leste dinilai akan berkembang pesat jika bergabung ke ASEAN.[76]

Timor Leste juga memiliki geografi yang strategis yang cukup dipentingkan oleh Tiongkok dan Amerika Serikat dalam mencari pengaruh global. Timor Leste memegang beberapa jalur perdagangan penting ke Singapura, beberapa ladang minyak di Timur Tengah dan beberapa pusat perdagangan global di Asia Timur dan pantai barat Amerika Utara melalui Australia, termasuk beberapa terusan seperti selat Malaka, Lombok dan Sunda.[23]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. 1 2 "East Timor Needs Five Years to Join ASEAN: PM". Secretary-General of ASEAN. Diarsipkan dari asli tanggal 9 June 2007. Diakses tanggal 26 August 2019.
  2. 1 2 McGeown, Kate (4 March 2011). "East Timor applies to join Asean". BBC News. Diakses tanggal 26 August 2019.
  3. 1 2 Yusry, Muhammad (2025-10-25). "'Welcome to the Asean Family': Timor-Leste takes final step toward full membership with document handover". Malay Mail (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-10-25.
  4. "Timor Leste Resmi Menjadi Negara Anggota ke-11 ASEAN". Tempo. 26 Oktober 2025 | 08.46 WIB.
  5. "Political Parties and Groupings of Timor-Leste" (PDF). Australian Labor Party's International Projects Unit. May 2007. Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 21 December 2008. Diakses tanggal 26 August 2019.
  6. 1 2 3 Aung, Nyan Lynn; Mclaughlin, Tim (7 November 2013). "Timor Leste on the ASEAN waiting list". Myanmar Times. Diarsipkan dari asli tanggal 8 March 2021. Diakses tanggal 26 August 2019.
  7. Min, Chew Hui (11 November 2022). "ASEAN agrees in principle to admit Timor-Leste as 11th member". CNA (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 20 January 2023. Diakses tanggal 11 November 2022.
  8. "Timor-Leste to join ASEAN in October 2025: Malaysia Prime Minister". Tatoli. 26 May 2025. Diakses tanggal 27 May 2025.
  9. "Anwar confirms Timor-Leste to officially join Asean as full member on October 26". Malay Mail (dalam bahasa Inggris). 2025-10-11. Diakses tanggal 2025-10-25.
  10. Thuzar, Moe (June 2, 2017). "What does it take to join ASEAN?" (PDF). ISEAS Yusof Ishak Institute (2017). Diarsipkan dari asli (PDF) tanggal 22 May 2023. Diakses tanggal 27 February 2023.
  11. Aquino to back East Timor's bid for ASEAN membership Diarsipkan 27 March 2012 di Wayback Machine. Retrieved 14 May 2011
  12. Preparations for the Membership of ASEAN Retrieved 14 May 2011
  13. Hou Qiang (29 April 2013). "Timor Leste faces uphill to join ASEAN". Xinhua News Agency. Diarsipkan dari asli tanggal 3 May 2013. Diakses tanggal 7 July 2013.
  14. Gnanasagaran, Angaindrankumar (5 January 2018). "Admitting ASEAN's 11th member". The ASEAN Post. Diakses tanggal 26 August 2019.
  15. "ASEAN to pass on letting East Timor join grouping this year: Kyodo sources". Kyodo News. ABS-CBN News. 5 November 2017. Diakses tanggal 26 August 2019.
  16. Palatino, Mong (2011-06-09). "ASEAN Needs Timor-Leste". ASEAN Beat. The Diplomat. Diarsipkan dari asli tanggal 2011-06-09. Diakses tanggal 2023-11-11.
  17. "Länderinformationen des Auswärtigen Amtes – Timor-Leste – Außenpolitik: Abschnitt "Beziehungen zu ASEAN"" [Country information of the Federal Foreign Office - Timor-Leste - Foreign policy: Section "Relations with ASEAN"]. Auswärtiges Amt (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari asli tanggal 20 November 2011. Diakses tanggal 2023-11-11.
  18. "Singapore boosts support for Timor-Leste as it prepares to join Asean". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). 2025-07-14. ISSN 0585-3923. Diakses tanggal 2025-10-25.
  19. "Timor-Leste Country Report 2022". Bertelsmann Stiftung. 2022. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 21 May 2022. Diakses tanggal 2 May 2022.
  20. Novak, Parker (19 May 2022). "Timor-Leste: Building towards the next 20 years". Lowy Institute (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-06.
  21. "World Bank Open Data". World Bank Open Data. Diakses tanggal 2025-10-25.
  22. "The World Bank In Timor-Leste - Overview". World Bank (dalam bahasa Inggris). 1 December 2022. Diakses tanggal 2023-11-06.
  23. 1 2 Binh, An (2016-06-03). Liem, Nguyen Thanh (ed.). "Báo điện tử của Bộ Văn Hóa Thể Thao & Du Lịch". Tu Quoc Electronic Newspaper. Ministry of Information and Communications. Diarsipkan dari asli tanggal 2016-06-03. Diakses tanggal 2023-11-05.
  24. 1 2 "Timor Leste is ready to join Asean grouping". Bernama. Daily Express. 11 April 2015. Diakses tanggal 26 August 2019.
  25. Parker Novak (17 May 2023). "Timor-Leste update: Parliamentary elections and a roadmap to ASEAN membership". The Interpreter. Diakses tanggal 1 June 2023.
  26. "East Timor to Apply for ASEAN Membership". en.sggp.org.vn (dalam bahasa Inggris). 2006-07-24. Diakses tanggal 2023-11-11.
  27. Brago, Pia Lee (14 January 2007). "France, East Timor sign non-aggression treaties with Asean". The Philippine Star. Associated Press. Diakses tanggal 26 August 2019.
  28. "Timor-Leste wishes to join ASEAN in 5 years". Xinhua News Agency. 2 December 2005. Diarsipkan dari asli tanggal 2 March 2009. Diakses tanggal 26 August 2019.
  29. Hegel Goutier (2007). "Timor's key concern: preparing for ASEAN membership". The Courier (ACP-EU). Diarsipkan dari asli tanggal 21 November 2008. Diakses tanggal 26 August 2019.
  30. "East Timor: Thailand to fund development of Timorese energy resources". Macau Hub. 14 January 2009. Diakses tanggal 26 August 2019. During the meeting, the Thai Prime Minister told Ramos-Horta that Thailand, as the current president of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), would support Timor-Leste's entry as a member of ASEAN in 2012.
  31. "FACTBOX-Who's who at the ASEAN meeting". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2007-01-21. Diakses tanggal 2023-11-11.
  32. "Länderinformationen des Auswärtigen Amtes – Timor-Leste – Außenpolitik: Abschnitt "Beziehungen zu ASEAN"" [Country information of the Federal Foreign Office - Timor-Leste - Foreign policy: Section "Relations with ASEAN"]. Auswärtiges Amt (dalam bahasa Jerman). Diarsipkan dari asli tanggal 20 November 2011. Diakses tanggal 2023-11-11.
  33. "Timor Leste Hopes Enter ASEAN Next Year", idrpress.com. 9 December 2010
  34. "Gusmao recognizes failure to join ASEAN". Independente. 13 May 2011.
  35. "Timor Leste remains steadfast to ASEAN aspiration". Secretary-General of ASEAN. 7 December 2012. Diarsipkan dari asli tanggal 12 December 2012. Diakses tanggal 26 August 2019.
  36. Brian Padden (29 March 2011). "Indonesia Supports East Timor's Bid to Join ASEAN". Voice of America. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 26 November 2013. Diakses tanggal 20 February 2013.
  37. "Philippine Civil Society To Support Timor-Leste Bid for ASEAN Membership". Initiatives for International Dialogue. 7 June 2013. Diakses tanggal 26 August 2019.
  38. Ismira Lutfia Tisnadibrata (16 May 2013). "Timor-Leste poised to win ASEAN membership". Khabar Southeast Asia. Diarsipkan dari asli tanggal 30 March 2014. Diakses tanggal 26 August 2019.
  39. Hou Qiang (29 April 2013). "Timor Leste faces uphill to join ASEAN". Xinhua News Agency. Diarsipkan dari asli tanggal 3 May 2013. Diakses tanggal 7 July 2013.
  40. "Singapore and the Philippines express support for Timor-Leste's bid for ASEAN membership after Official visits". Government of Timor-Leste. 19 June 2013. Diakses tanggal 26 August 2019.
  41. Sally Piri (12 September 2013). "Timor Leste must wait for full ASEAN membership". The Brunei Times. Diarsipkan dari asli tanggal 28 September 2013. Diakses tanggal 25 September 2013.
  42. "S'pore won't block Timor Leste's bid to join ASEAN". The Brunei Times. 21 September 2013. Diarsipkan dari asli tanggal 19 October 2013. Diakses tanggal 17 October 2013.
  43. Edmund Sim (29 April 2015). "Reviewing the 26th ASEAN Summit in Malaysia". The Diplomat. Diakses tanggal 26 August 2019.
  44. "Timor-Leste continues to strengthen relations with the Philippines". Government of Timor-Leste. 17 December 2015. Diakses tanggal 26 August 2019.
  45. "ASEAN to pass on letting East Timor join grouping this year: Kyodo sources". Kyodo News. ABS-CBN News. 5 November 2017. Diakses tanggal 26 August 2019.
  46. Luke Hunt (27 May 2016). "East Timor Hopes for ASEAN Membership by 2017". The Diplomat. Diakses tanggal 26 August 2019.
  47. "Timor Leste application for ASEAN membership still being studied – chairman's report". Interakyson. 16 November 2017. Diakses tanggal 26 August 2019.
  48. Gnanasagaran, Angaindrankumar (5 January 2018). "Admitting ASEAN's 11th member". The ASEAN Post. Diakses tanggal 26 August 2019.
  49. "Myanmar opposes Timor Leste's ASEAN membership". world.thaipbs.or.th (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-07-02.
  50. "Timor-Leste and navigating the ASEAN Way | Lowy Institute". www.lowyinstitute.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-10-25.
  51. Bandial, Ain (6 July 2019). "Timor Leste says Brunei will support its bid to join ASEAN". The Scoop. Diakses tanggal 26 August 2019.
  52. "Official Visit of Minister for Foreign Affairs and Cooperation of the Democratic Republic of Timor-Leste, Dr. Dionísio Da Costa Babo Soares to Malaysia 1 - 2 July 2019" (Press release). Ministry of Foreign Affairs, Malaysia. 1 July 2019. Diakses tanggal 26 August 2019.
  53. Sokhean, Ben (4 June 2019). "Hun Sen backs Timor Leste Asean bid". Khmer Times. Diakses tanggal 26 August 2019.
  54. Sinaga, Yuni Arisandy; Purwanto, Bambang (2 August 2019). "Indonesia backs Timor Leste for membership in ASEAN". Antara. Diakses tanggal 26 August 2019.
  55. Hunt, Luke (June 29, 2021). "Timor-Leste's Bid for ASEAN Membership Tarnished by Myanmar Vote". The Diplomat.
  56. "East Timor expected to join ASEAN in 2023: President-elect Ramos-Horta". Kyodo News+. 21 April 2022. Diakses tanggal 9 May 2022.
  57. Shofa, Jayanty Nada (July 21, 2022). "Easier to Enter Heaven than ASEAN, Says Timor Leste President". Jakarta Globe. Diakses tanggal 2023-02-27.
  58. "ASEAN agrees in principle to admit East Timor as 11th member". Reuters (dalam bahasa Inggris). 11 November 2022. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 25 January 2023. Diakses tanggal 11 November 2022.
  59. "AMM convenes with Timor-Leste present, Myanmar absent". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-02-27.
  60. "Milestone of ASEAN-Timor Leste Relations". Kompas English Edition (dalam bahasa Inggris). 13 May 2023. Diakses tanggal 2023-05-24.
  61. KOMPASTV (2023-05-10). Momen Perdana Menteri Timor Leste Saat Beri Sambutan di KTT ASEAN. Diakses tanggal 2025-07-22 via YouTube.
  62. "ASEAN-Staaten wollen Osttimor aufnehmen" [ASEAN states want to admit East Timor]. DW (dalam bahasa Jerman). 11 November 2022. Diakses tanggal 2023-11-11.
  63. "PM Gusmão declares Timor-Leste will not join ASEAN". RTTL. 6 August 2023. Diarsipkan dari versi asli pada 2023-08-10. Diakses tanggal 2023-08-10.
  64. "ASEAN recomenda a Timor-Leste ser criterioso sobre processo de adesão". Notícias ao Minuto (dalam bahasa Portugis). 2023-09-06. Diakses tanggal 2023-11-11.
  65. 1 2 3 "Timor-Leste will achieve full membership of ASEAN at the next ASEAN summit in October « Government of Timor-Leste". timor-leste.gov.tl (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-07-22.
  66. Martins, Filomeno (2025-05-26). "Timor-Leste to Join ASEAN in October 2025: Malaysia Prime Minister". TATOLI Agência Noticiosa de Timor-Leste (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-07-22.
  67. "Timor-Leste confident of gaining full ASEAN membership by October". The Malaysian Reserve (dalam bahasa American English). 2025-05-26. Diakses tanggal 2025-07-22.
  68. "Timor-Leste will achieve full membership of ASEAN at the next ASEAN summit in October « Government of Timor-Leste". timor-leste.gov.tl (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-07-22.
  69. "Timor-Leste Could Gain ASEAN Membership Later This Year, Malaysian FM Says". thediplomat.com (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-07-22.
  70. "Timor-Leste could join ASEAN bloc by October, says Malaysian foreign minister". CNA (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2025-05-25. Diakses tanggal 2025-07-22.
  71. 1 2 National Public Opinion Survey of Timor-Leste, (2018) International Republican Institute
  72. National Public Opinion Survey of Timor-Leste, (2016) International Republican Institute
  73. 1 2 3 4 5 Seah (9 February 2023). "The State of Southeast Asia: 2023 Survey Report" (PDF). ISEAS-Yusof Ishak Institute (dalam bahasa American English). ISSN 2737-5110. Diakses tanggal 2023-11-07.
  74. 1 2 "Survey shows that the majority of ASEAN citizens are in favour of Timor-Leste joining this organisation « Government of Timor-Leste". 2023-07-30. Diarsipkan dari asli tanggal 30 July 2023. Diakses tanggal 2023-11-07.
  75. Almuttaqi, A. Ibrahim (11 October 2015). "The case for Timor Leste's membership of ASEAN". The Jakarta Post. Diarsipkan dari asli tanggal 2015-12-15. Diakses tanggal 2023-11-05 via Archive.org.
  76. Siregar, Kiki. "Timorese eye stronger education, trade ties after joining ASEAN, but some say country is 'not yet ready'". CNA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 17 January 2025.