Agama di Afrika Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Agama di Afrika Selatan didominasi oleh berbagai cabang agama Kristen . Afrika Selatan adalah negara sekuler dengan populasi agama yang beragam. Konstitusinya menjamin kebebasan beragama . Banyak agama terwakili dalam keragaman etnis dan wilayah penduduk.

Agama di Afrika Selatan (2020)

  Protestan (55.4%)
  Kristen lainnya (15.8%)
  Kristen Katolik (6.8%)
  Kristen non-denominasi (4.5%)
  Hindu (1.0%)
  Islam (1.6%)
  Tidak beragama (10.9%)
  Tradisional (4.4%)
  Lainnya (0.3%)


Sejarah[sunting | sunting sumber]

Beragam agama Tradisional Afrika dari Khoisan awal dan penutur bantu kemudian dipraktikkan di wilayah tersebut sebelum kontak dengan pelaut dan pemukim Eropa. Simbol pertama Kekristenan di Afrika bagian selatan berupa salib yang ditanam di sepanjang pantai oleh para pelaut Portugis awal. Dengan pendirian pos perdagangan di Tanjung Harapan oleh Belanda pada tahun 1652, dan pada saat itu agama Kristen memperoleh pijakan permanen dan memperoleh anggota baru di antara penduduk asli. Hal ini diperkuat dengan kedatangan Huguenot Prancis tak lama kemudian. Setelah pendudukan Inggris di Tanjung pada tahun 1795 dan 1806, tradisi Kristen ini berlaku.

Iman Baháʼí diperkenalkan di Afrika Selatan pada tahun 1911.[1] Namun keanggotaan mereka dibatasi akibat warna kulit orang Afrika pada umumnya berwarna hitam tidak sesuai dengan ciri khas agama Baháʼí yang mendominasi warna kulit putih.[1][2]

Akibat Kekristenan yang berkembang semakin pesat, para penganut Agama Tradisional Afrika terpinggirkan secara sosial dan telah menjadi lebih sedikit serta terorganisir secara publik di Afrika Selatan karena pasca-apartheid yang demokratis menjadikan penganut Agama Tradisional hanya berkisar 3% persen dari populasi.[3]

Demografi[sunting | sunting sumber]

Sensus 2001 memberikan statistik nasional terbaru untuk denominasi agama.[4] Pernah juga diadakan sensus pada tahun 2011, namun formulir yang dihasilkan tidak mencantumkan pertanyaan tentang agama karena prioritasnya rendah.[5] Survei Komunitas kembali diadakan pada tahun 2016 antar-sensus yang dilakukan oleh Badan Statistik Afrika Selatan, serta memperkenalkan kembali pertanyaan agama, dan hasilnya dilaporkan dalam diagram lingkaran.

Agama Denominasi 1996 2001 % 2016[6] %
Populasi % Populasi % Populasi %
Protestan Subtotal 30,051,008 75.5 35,765,251 79.8 Kenaikan 43,423,717 78.0 Penurunan
Gereja Reformasi 3,527,075 8.9 3,005,698 6.7 Penurunan
Kristen Zionis 3,867,798 9.7 4,971,932 11.1 Kenaikan
Gereja Katolik Roma 3,426,525 8.6 3,181,336 7.1 Penurunan
Gereja Methodis 2,808,649 7.1 3,305,404 7.4 Kenaikan
Pentakosta 2,204,171 5.5 3,422,749 7.6 Kenaikan
Anglikan 1,600,001 4.0 1,722,076 3.8 Penurunan
Misi Iman Rasuli 1,124,066 2.8 246,190 0.5 Penurunan
Lutheran 1,051,193 2.6 1,130,987 2.5 Penurunan
Presbiterian 726,936 1.8 832,495 1.9 Kenaikan
iBandla lamaNazaretha 454,760 1.1 248,824 0.6 Penurunan
Gereja Baptis 439,680 1.1 691,237 1.5 Kenaikan
Congregational churches 429,868 1.1 508,825 1.1 Steady
Gereja Ortodoks 33,665 0.1 42,251 0.1 Steady
Gereja-gereja Apostolik lainnya 3,517,059 8.8 5,609,070 12.5 Kenaikan
Gereja-gereja Zionis lainnya 2,159,257 5.4 1,887,147 4.2 Penurunan
Gereja Etnis Ethiopia 800,897 2.0 880,414 2.0 Kenaikan
Gereja-gereja Reformasi lainnya 386,456 1.0 226,495 0.5 Penurunan
Gereja-gereja Etnis Afrika 229,038 0.6 656,644 1.5 Kenaikan
Gereja Kristen lainnya 1,263,914 3.2 3,195,477 7.1 Kenaikan
Non-Kristen Subtotal 1,369,986 3.4 1,676,391 3.7 Kenaikan 5,472,209 9.8 Kenaikan
Agama Non-Kristen Lainnya 193,830 0.5 269,200 0.6 Kenaikan 1,513,899 2.7 Kenaikan
Islam 553,585 1.4 654,064 1.5 Kenaikan 892,685 1.6 Kenaikan
Agama Lainnya 537,428 1.4 551,669 1.2 Penurunan 561,268 1.0 Penurunan
Agama Tradisional Afrika 17,085 0.0 125,903 0.3 Kenaikan 2,454,887 4.4 Kenaikan
Agama Yahudi 68,058 0.2 75,555 0.2 Steady 49,470 0.1 Penurunan
Tidak beragama/tidak disebutkan Subtotal 8,385,603 21.1 7,378,137 16.5 Penurunan 6,754,792 12.1 Penurunan
Atheis 4,638,897 11.7 6,767,165 15.1 Kenaikan 6,050,434 10.9 Penurunan
Tidak disebutkan 3,746,706 9.4 610,971 1.4 Penurunan 704,358 1.3 Penurunan
Total 39,806,597 100 44,819,778 100 55,650,718 100

Agama minoritas[sunting | sunting sumber]

Islam[sunting | sunting sumber]

Islam di Afrika Selatan adalah agama minoritas, dianut oleh sekitar 1,5% dari total populasi menurut perkiraan. Sebagian besar penganut Muslim tersebut adalah para imigran dari India dan Pakistan yang datang ke Afrika dengan tujuan berdagang.[7] Islam di Afrika Selatan di denominasi oleh Islam Sunni, namun ada juga beberapa kelompok kecil dari komunitas Ahmadiyah dan menetap di Cape Town.[8]

Hindu[sunting | sunting sumber]

Agama Hindu adalah kelompok minoritas di Afrika Selatan, meskipun demikian mereka dapat dijumpai di berbagai provinsi di negara tersebut, terutama di KwaZulu-Natal . Penganut agama Hindu di negara ini sekitar 1,22% atau setara dengan 551.669 dari total penduduk.[9]

Tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan kapan orang Hindu pertama kali menetap di beberapa bagian Afrika Selatan. Sebagian besar umat Hindu saat ini adalah keturunan pekerja kontrak yang dibawa oleh pemerintah kolonial Inggris dari tahun 1860 hingga 1919, untuk bekerja di perkebunan dan operasi pertambangan yang dimiliki oleh pemukim Eropa.[10]

Baháʼí[sunting | sunting sumber]

Setelah periode pertumbuhan dan penindasan yang berkepanjangan selama pasca-Apartheid di Afrika, Majelis Spiritual Nasional Baháʼí Afrika Selatan pun dibentuk demi menyamaratakan hukum masing-masing agama, hingga pada tahun 2005 penganut agama Baháʼí diperkirakan berjumlah sekitar 240.100 penganut.[11]

Yahudi[sunting | sunting sumber]

Komunitas Yahudi di Afrika Selatan berbeda dari Yahudi di negara-negara Afrika lainnya karena mayoritas tetap tinggal di benua itu daripada beremigrasi ke Israel pasca Anti-Apartheid di sana. Hingga sekarang ada sekitar 64.000 orang penganut agama Yahudi dari total populasi di Afrika Selatan.[12]

Perubahan sosial[sunting | sunting sumber]

Sejak munculnya demokrasi , mayoritas agama yang ada di Afrika Selatan telah diakui. Praktik semacam itu dimulai di bawah pemerintahan demokratis di Afrika Selatan. Di atas pemerintahan yang demokratis ini, semua agama seharusnya memiliki kedudukan yang sama di mata pemerintah dan harus bisa menghargai pengamalan agama lain. Praktik ini tidak ada selama dispensasi apartheid di mana agama Kristen mendapat lebih banyak manfaat dan pengakuan dari pemerintah daripada agama lain mana pun yang ada di negara ini. Selama masa dispensasi, para pemimpin Kristen dominan dalam urusan rohani khotbah dan konseling. Namun, dengan adanya demokrasi di Afrika Selatan, kini agama-agama lain berbagi pengaruh dalam urusan sosial dan politik.[13]

Agama dan Politik[sunting | sunting sumber]

Menurut Pew Research Center pada tahun 2010, 74% orang Afrika Selatan setuju bahwa agama adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari.[14]

Namun peran penting agama telah dijadikan oleh sebagian besar orang menjadi bahan politik. Seperti diketahui, Partai Nasional Afrika yang merupakan salah satu partai politik utama Afrika Selatan dan didirikan olkeh sebuah gereja Kristen adalah salah satu partai politik terbesar di negara itu.[15]

Walau demikian dampak positif Kekristenan sangat besar bagi Afrika Selatan, Seperti penentangan mengenai kebijakan apartheid, pendirian negara demokrasi agar setiap agama bebas berbicara dan menyuarakan hak mereka.[16][17]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "The Early Years in South Africa". web.archive.org. 2017-09-22. Archived from the original on 2017-09-22. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  2. ^ "Most Baha'i Nations (2010) | QuickLists | The Association of Religion Data Archives". www.thearda.com. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  3. ^ "ResearchSpace@UKZN: Invalid Identifier". archive.ph. 2013-04-21. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  4. ^ "Table: Table: Census 2001 by province, gender, religion recode (derived) and population group". web.archive.org. 2006-11-30. Archived from the original on 2006-11-30. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  5. ^ "Census 2011". archive.ph. 2012-05-24. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  6. ^ "Official Guide to South Africa 2018/19, People of South Africa" (PDF). 2019. hlm. 15. Diakses tanggal 2022-03-25. According to Stats SA's Community Survey 2016 
  7. ^ "Voice of the Cape – "My Radio Station, Your Radio Station, Our Radio Station"". www.vocfm.co.za. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  8. ^ Tayob, Abdulkader (1995). Islamic Resurgence in South Africa: The Muslim Youth Movement (dalam bahasa Inggris). Juta and Company Ltd. ISBN 978-0-7992-1612-7. 
  9. ^ Department Of State. The Office of Electronic Information, Bureau of Public Affairs. "South Africa". 2001-2009.state.gov. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  10. ^ "The National Archives | Exhibitions & Learning online | Black presence | India". www.nationalarchives.gov.uk. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  11. ^ "Most Baha'i Nations (2010) | QuickLists | The Association of Religion Data Archives". www.thearda.com. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  12. ^ "World Jewish Population | Latest Statistics". www.simpletoremember.com. Diakses tanggal 2022-05-26. 
  13. ^ Makofane, K.; Botha, N. (2019-12-02). "CHRISTIANITY AND SOCIAL TRANSFORMATION IN POST-APARTHEID SOUTH AFRICA:: FROM PROPHETIC QUIETISM TO SIGNS OF PROPHETIC RECOVERY". Acta Theologica (dalam bahasa Inggris): 88–103. ISSN 2309-9089. 
  14. ^ Reconciliation, Forgiveness and Violence in Africa: Biblical, pastoral and ethical perspectives (edisi ke-1). African Sun Media. 2020. ISBN 978-1-928480-52-5. 
  15. ^ Beyers, Jaco (2015). "Religion as Political Instrument: The Case of Japan and South Africa". Journal for the Study of Religion. 28 (1): 142–164. ISSN 1011-7601. 
  16. ^ Erasmus, Johannes C. (2005). "Religion and social transformation: A case study from South Africa". Transformation. 22 (3): 139–148. ISSN 0265-3788. 
  17. ^ "Christianity on South Africa". upjournals.co.za. Diakses tanggal 26 Mei 2022.