Lompat ke isi

Abu Barzah al-Aslami

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Abu Barzah al-Aslami atau nama aslinya Nadhlah bin Ubaid atau Fadhlah bin Ubaid bin Harits al-Aslami adalah sahabat Nabi Muhammad yang masuk Islam di awal periode kenabian dari kalangan Anshar.[1] Berperawakan agak tinggi dan berkulit sawo matang. Sebelum berislam, ia menjadi semaca dukung yang memutuskan perkara di antara orang Yahudi, bahkan setelah turunnya Islam, ia sempat menjadi rujukan beberapa muslimin hingga turunnya Quran an-Nisa ayat 60-62.[2] Setelah berislam dengan baik, ia mengikuti Pertempuran Khaibar hingga Pembukaan Makkah.

Abu Barzah selalu menyediakan satu panci dari pagi dan sore hari untuk kaum janda, yatim, dan orang miskin. Selain itu, ketika dia bangun shalat malam lalu ia membangunkan keluarganya, biasanya ia membaca enam puluh sampai seratus ayat.[1] Abu Barzah meriwayatkan doa penutup majelis dari Muhammad,[3] hadis tentang larang mencari aib saudaranya,[4] dan hadis tentang kuburan yang dilewati Muhammad lalu diberi daun basah (2 lembar pelepah kurma) sehingga Abu Barzah mewasiatkan kuburannya agar diberi 2 lembar pelepah kurma.[5] Salah satu muridnya ialah Tabi'in Sayyar bin Salamah.[6]

Semasa Khalifah Abu Bakar, suatu hari seseorang memarahi Abu Bakar, Abu Barzah lantas menawarkan untuk memukul orang itu, Abu Bakar melarangnya kecuali jika Muhammad dihina.[7] Abu Barzah suatu hari di Ahwaz, Irak, solat qashar Ashar 2 rakaat, lalu hewan tunggangannya lepas, ia membatalkan solatnya demi menangkap kudanya (riwayat lain ia bergerak mengikuti kuda sambil tetap solat). Seseorang mencemoohnya, lalu ia jelaskan bahwa itu keringanan dari yang ia pelajari selama hidup bersama Muhammad.[8]

Abu Barzah pindah dari Madinah ke Basrah lalu mengikuti Pertempuran Nahrawan bersama Khalifah Ali melawan khawarij. Semasa Khalifah Yazid, ia mencela Yazid yang sedang berkonflik dengan Husain bin Ali. Ia wafat di tahun 65 H / 685 M di padang pasir Khurasan antara Kansan dan Qaoumis dekat Baghdad.[5][9]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. 1 2 Dzahabi, Imam (2008). Ringkasan Terjemah Siyar A'lam an-Nubala Jilid 1. Jakarta: Pustaka Azzam, hal.539. ISBN 978-602-8067-38-6
  2. As-Suyuthi, Imam (2014-07-01). Asbabun Nuzul: Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur'an (dalam bahasa Melayu). Pustaka Al-Kautsar. hlm. 151. ISBN 978-979-592-677-1. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  3. ash-Shiddieqy, Prof Dr Teungku Muhammad Hasbi. Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 4. Cakrawala Publishing. hlm. 197. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  4. Hassan, Syaikh Muhammad (2019-10-15). Hak-Hak yang Wajib Anda Ketahui dalam Islam. Darul Falah. hlm. 181. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  5. 1 2 al-Albani, M. Nashiruddin (2020-04-24). Fiqih Lengkap Mengurus Jenazah (dalam bahasa Melayu). Gema Insani. hlm. 179. ISBN 978-602-250-735-2. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  6. at-Tirmidzi, Muhammad bin Isa bin Saurah Imam (2023-01-05). Sunan at-Tirmidzi jilid 2. Gema Insani. hlm. 179. ISBN 978-623-458-153-9. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  7. Waskito, AM. KH. Ali Mustafa Yaqub: Menjaga Sunnah Mengawal Akidah. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 31. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  8. Sabiq, Sayyid (2017-04-14). Fiqih Sunnah Jilid 1. Republika Penerbit. hlm. 488. ISBN 978-602-0822-59-4. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)
  9. Thawus, Sayid Ibnu (2019-08-01). Narasi Sejarah Asyura: Kisah Kesyahidan Sayidina Husain Cucunda Nabi. Nur alhuda. hlm. 184. ISBN 978-602-306-100-6. Pemeliharaan CS1: Status URL (link)