ACF Fiorentina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari AC Fiorentina)
ACF Fiorentina
Nama lengkapAssociazione Calcio Fiorentina S.p.A.[1][2]
JulukanViola (Ungu)
Gigliati (Lili)
Berdiri
  • 29 Agustus 1926; 97 tahun lalu (1926-08-29), sebagai Associazione Calcio Fiorentina
  • 1 Agustus 2002; 21 tahun lalu (2002-08-01), sebagai A.C. Fiorentina e Florentia Viola
StadionStadion Artemio Franchi
(Kapasitas: 43,147[3])
PemilikNew ACF Fiorentina S.r.l.
Ketua eksekutifAmerika Serikat Rocco Commisso
Pelatih kepalaItalia Vincenzo Italiano
LigaSerie A
2022–2023Serie A, ke-8 dari 20
Situs webSitus web resmi klub
Kostum kandang
Musim ini

ACF Fiorentina,[1][2] sering disebut hanya Fiorentina, adalah klub sepak bola profesional Italia dari Florence, Tuscany. Didirikan pada tahun 1926 (didirikan ulang pada tahun 2002), Fiorentina merupakan klub yang bermain di Serie A Liga Italia.

Fiorentina telah menjuarai Serie A, di musim 1955-56 dan sekali lagi pada 1968-69, serta menjuarai enam piala Coppa Italia dan satu Piala Super Italia. Di pentas Eropa, Fiorentina memenangkan Piala UEFA Cup Winners Cup di 1960-61 dan dan kalah di Final satu tahun kemudian. Mereka berada di posisi runner-up di Piala Eropa 1956-57, setelah dikalahkan oleh Real Madrid, dan juga hampir memenangi Piala UEFA, dan menempati posisi runner-up di musim 1989-90.

Fiorentina telah bermain di Stadion Artemio Franchi sejak 1931, yang saat ini memiliki kapasitas 47.282. Stadion ini menggunakan beberapa nama selama bertahun-tahun dan telah mengalami beberapa kali renovasi. Fiorentina dikenal secara luas dengan La Viola julukan mereka, yang merujuk pada warna khas mereka, ungu.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pendirian[sunting | sunting sumber]

Associazione Calcio Fiorentina didirikan pada musim gugur 1926 oleh petinggi lokal yang merupakan Partai Fasis Nasional (National Fascist Party) Luigi Ridolfi, yang mengusulkan merger dua klub Florentine terdahulu, CS Firenze dan PG Libertas. Dengan tujuan untuk memberikan klub yang tangguh di Kota Florence dan mampu untuk lebih dominan di Kejuaraan Sepak bola Italia. Dan juga memberikan perngaruh dalam kebangkitan sepak bola modern Calcio Fiorentino, yang merupakan asal usul sepak bola modern yang dimainkan oleh keluarga Medici. Setelah bersusah payah di tiga musim pertama di Divisi bawah, Fiorentina promosi ke Serie A pada tahun 1931. Pada tahun yang sama pula diresmikan Stadion baru, yang diberi nama Giovanni Berta, yang diambil dari nama seorang tokoh Fasis, tetapi sekarang lebih dikenal dengan nama Stadio Artemio Franchi. Pada saat itu, stadion tersebut merupakan stadion terbaik dan dinobatkan sebagai stadion paling monumental. Agar mampu bersaing dengan tim-tim terbaik di Italia, Fiorentina memperkuat tim dengan pemain-pemain baru, yakni Penyerang Uruguay Pedro Petrone, yang dijuluki el Artillero. Meskipun berhasil menempati posisi empat pada musim tersebut, tetapi Fiorentina harus terdegradasi pada musim berikutnya, tetapi kembali promosi ke Serie A dengan cepat. Pada Tahun 1940 Fiorentina meraih gelar Coppa Italia mereka yang pertama, tetapi mereka tidak dapat membangun kembali kesuksesan mereka selama tahun 1940-an, karena Perang Dunia II dan masalah lainnya.

Scudetto Pertama dan era 1950-60an[sunting | sunting sumber]

[[Berkas:Fiorentina scudetto Pada tahun 1950 Fiorentina mulai konsisten menempati lima besar di liga domestik. Pada saat itu tim terdiri dari Giuliano Sarti, Sergio Cervato, Francesco Rosella, Guido Gratton, Giuseppe Chiappella dan Aldo Scaramucci, disamping pemain tersebut terdapat pula duet penyerang Brasil, Julinho dan Penyerang asal Argentina, Miguel Montuori. Tim ini berhasil meraih Scudetto pertama bagi Fiorentina pada tahun 1955-56, dengan selisih 12 poin dari posisi kedua A.C. Milan. A.C. Milan merebut tahta Fiorentina pada tahun berikutnya. Fiorentina menjadi tim Italia pertama yang berlaga di Final Piala Eropa, dan kalah 0-2 dari Real Madrid melalui tendangan penalti Alfredo Di Stefano. Fiorentina kembali menempati posisi runner-up tiga musim berikutnya. Pada musim 1960-61 Fiorentina kembali meraih Coppa Italia dan juga sukses di Eropa dengan memenangi Piala Winners melawan Rangers.

Setelah beberapa tahun menempati posisi Runner-up, prestasi Fiorentina menurun pada tahun 1960-an, terlempar ke posisi 4 dan 6, namun kembali menjuarai Coppa Italia dan Piala Mitropa pada tahun 1966.

Scudetto kedua dan era 1970-an[sunting | sunting sumber]

Selama pada era 1960-an Fiorentina meraih beberapa trofi dan menempati posisi yang memuaskan di Serie A, tidak ada yang percaya mereka dapat meraih itu. Pada musim 1968-69 dimulai dengan A.C. Milan sebagai kandidat juara, tetapi pada pertandingan ke-7 mereka kalah oleh Bologna dan diambil alih oleh Gigi Riva dari Cagliari. Setelah awal musim yang kurang memuaskan, Fiorentina kembali menempati posisi puncak Serie A, tetapi di akhir paruh musim pertama mereka ditahan seri 2-2 oleh Varese, dan terpaksa merelakan posisi puncak pada Cagliari. Pada paruh kedua musim itu, terdapat tiga tim yang memperebutkan gelar, A.C. Milan, Fiorentina, dan Cagliari. A.C. Milan akhirnya menyerah dan mengalihkan fokus ke Piala Eropa, dan kelihatannya Cagliari-lah yang akan menjadi juara, tetapi ternyata Cagliari dikalahkan oleh Juventus, dan Fiorentina berhasil meraih puncak klasemen. Fiorentina memenangi semua sisa pertandingan, mengalahkan rival mereka Juventus, dan mereka berhasil meraih gelar seri A yang kedua. Pada tahun yang sama di Piala Eropa, Fiorentina memetik hasil yang bagus, termasuk menang melawan FC Dynamo Kyiv, tetapi akhirnya kalah di perempat final setelah kalah tandang melawan Celtic.

Era Flavio Pontello[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1980, Fiorentina dibeli oleh Flavio Pontello, seorang kontraktor rumah mewah. Pontello langsung mengganti logo dan hymne Fiorentina, yang menyebabkan protes dari fans. Namun Pontello juga mulai merekrut pemain-pemain berkualitas seperti Francesco Graziani dan Eraldo Pecci dari Torino, Daniel Bertoni dari Sevilla, Daniele Massaro dari Monza, dan Pemain muda Sampdoria, Pietro Vierchowod. Pada tahun 1982, pada masa Giancaro Antognoni, Fiorentina terlibat duel menarik dengan Juventus. Fiorentina gagal meraih gelar Serie A di akhir musim karena cedera parah yang dialami Antognoni dan gol ke gawang Cagliari dianulir, sehingga Juventus juara melalui tendangan penalti. Sejak itu, perseteruan antara kedua klub tak terelakkan.

Tahun-tahun berikutnya prestasi Fiorentina kembali pasang surut, terkadang di puncak klasemen, namun kadang hampir terdegradasi. Fiorentina juga membeli dua pemain bintang, El Puntero Ramon Diaz dan yang paling menarik Roberto Baggio. Pada tahun 1990, Fiorentina harus berjuang menghindari jurang degradasi, namun berhasil mencapai final Piala UEFA melawan Juventus. Tim asal Turin berhasil meraih trofi, tetapi Tifosi Fiorentina kembali memiliki alasan untuk protes, karena pertandingan leg kedua dimainkan di Avellino (Kandang Fiorentina di skors), sebagian besar penduduk kota tersebut adalah fans Juventus, dan sang calon bintang Roberto Baggio dijual ke Juventus pada hari Final. Pontello mengalami krisis Ekonomi dan mulai menjual beberapa pemain menyebabkan protes dan kekacauan di jalanan kota Florence. Fiorentina lalu dibeli oleh produser film Mario Cecchi Gori.

Era Cecchi Gori: Dari Piala Champions menuju Kebangkrutan[sunting | sunting sumber]

[[Berkas:Rui Costa Di awal musim di bawah kepemilikan Cecchi Gori, Posisi Fiorentina mulai stabil. Dan sang presiden klub mulai merekrut pemain bagus seperti Brian Laudrup, Stefan Effenberg, Frencesco Baiano, dan Gabriel Batistuta, yang menjadi legenda Fiorentina pada tahun 1990-an. Pada tahun 1993, Cecchi Gori meninggal dan posisinya digantikan oleh anaknya, Vittorio. Meskipun mengawali musim dengan baik, Cecchi Gori memecat pelatih Fiorentina saat itu, Luigi Radice, setelah kalah melawan Atalanta dan menggantinya dengan Aldo Agroppi. Hasilnya justru semakin mengerikan: Fiorentina terdampar di dasar klasemen dan terdegradasi di akhir musim.

Claudio Ranieri dipanggil melatih Fiorentina pada musim 1993-94, dan di musim itu, Fiorentina mendominasi Serie B. Setelah kembali promosi ke Serie A, Ranieri membangun tim yang berpusat pada sang top skorer Batistuta. Merekrut gelandang muda berbakat Rui Costa dari Benfica dan defender dari Brasil, Marcio Santos. Pemain pertama menjadi idola fans Fiorentina, dan pemain kedua mengecewakan dan harus dijual musim berikutnya. Fiorentina mengakhiri musim itu di posisi 10.

Musim berikutnya, Cecchi Gori membeli pemain penting lainnya seperti Stefan Scwarz. Dan kembali membuktikan ketangguhannya di kompetisi Italia dengan menjuarai Coppa Italia setelah mengalahkan Atalanta, dan menempati posisi ke-3 di Serie A. Di musim panas, Fiorentina menjadi klub pertama yang menang di kejuaraan non-nasional, Super Coppa Italiana. Menghadapi Milan dan menang 2-1 di San Siro.

Di Musim 1995-96 prestasi fiorentina mengecewakan di Liga, namun mereka berhasil mencapai perempat final di Piala Winners dengan mengalahkan Gloria Bistrita, Sparta Prague, dan Benfica. Mereka kalah di Semi Final oleh Barcelona (tandang 1-1, kandang 0-2) yang kemudian menjadi jawara kompetisi tersebut. Pemain utama musim ini adalah Luís Oliveira dan Andrei Kanchelskis yang sering menderita cedera.

Di Akhir musim, Ranieri meninggalkan Fiorantina dan pindah ke Valencia, posisinya kemudian diisi oleh Alberto Malesani. Fiorentina bermain bagus namun tidak konsisten saat melawan tim kecil, meskipun begitu mereka berhasil lolos ke Piala UEFA. Malesani meninggalkan Fiorentina setelah melatih selama semusim dan digantikan oleh Giovanni Trapattoni. Dibawah kepelatihan Trapattoni dan gol-gol yang dibuat Batistuta, Fiorentina menguasai paruh musim 1998-99 namun akhirnya berada di posisi ketiga di akhir musim. Mereka pun lolos ke Liga Champions. Musim berikutnya Fiorentina kembali menjalani musim yang mengecewakan di Serie A, tetapi La Viola memainkan beberapa pertandingan bersejarah di Liga Champions, mengalahkan Arsenal 1-0 di Wembley Lama dan mengalahkan Manchester United di Artemio Franchi. Mereka akhirnya tersingkir di penyisihan grup kedua.

Di akhir musim Trapattoni meninggalkan klub yang kemudian digantikan oleh pelatih asal Turki, Fatih Terim. Yang paling mengejutkan adalah penjualan Batistuta ke A.S. Roma, yang kemudian menjuarai Serie A musim itu. Fiorentina bermain cukup bagus musim 2000-01 dan berakhir di papan tengah, dan pelatih Fiorentina kembali berganti. Fatih Terim digantikan oleh Roberto Mancini. Mereka juga memenangi Coppa Italia untuk yang keenam kalinya dan trofi mereka yang terakhir.

Perubahan terbesar terjadi pada tahun 2001, masalah keuangan yang melanda mulai terungkap: Mereka tak mampu membayar gaji pemain dan hutang-hutang klub yang mencapai $50juta. Pemilik klub, Vittorio Cecchi Gori, tidak mampu mengumpulkan uang lagi, dan tak mampu lagi mempertahankan klub. Fiorentina terdegradasi pada akhir musim 2001-02 dan masuk kontrol hukum administrasi pada Juni 2002. Di dalam kebangkrutan (perusahaan olahraga di Italia tidak bisa bangkrut begitu saja, tetapi harus menjalani beberapa prosedur) yang berarti klub ditolak di Serie B untuk musim 2002-03, dan Fiorentina dianggap tidak ada.

Era Della Valle[sunting | sunting sumber]

Fiorentina kembali berdiri pada Agustus 2002 dengan nama Associazione Calcio Fiorentina e Florentia Viola dengan Diego Della Valle sebagai pemilik baru, dan mulai terdaftar di Liga Serie C2, yang merupakan Divisi Empat dari Liga Italia. Satu-satunya pemain yang masih bertahan di klub sampai proses reinkarnasinya adalah Angelo Di Livio yang berkomitmen untuk tetap berada di klub demi Fans. Bersama Di Livio dan Top Skorer Christian Riganò, Florentia Viola berhasil menjuarai Serie C2 dengan mudah. Fiorentina yang seharusnya promosi ke Serie C1 justru langsung loncat ke Serie B, karena kasus Catania CaSo yang menyebabkan pemekaran jumlah tim di Serie B dari 20 tim menjadi 24 tim demi menyelamatkan Catania dari jurang degradasi Serie B. Federasi Sepak bola Italia mempromosikan Fiorentina ke Serie B pada tahun 2003. Klub pun membeli kembali hak untuk menggunakan nama Fiorentina beserta desain kostumnya, dan menggunakan nama ACF Fiorentina.

Promosi ganda yang dialami Fiorentina menyebabkan protes di beberapa pihak. Tapi bagaimanapun juga Fiorentina tetap berada di Serie B, dan berhasil menempati posisi 6 di akhir musim 2003-04. Fiorentina menghadapi Perugia (Perugia menempati posisi ke-15 di Serie A saat itu) di laga Playoff untuk bisa promosi ke Serie A di musim berikutnya. Fiorentina berhasil memenangi laga tersebut dengan agregrat skor 2-1, di mana kedua gol dicetak oleh Enrico Fantini. Mereka harus berjuang menghindari jurang degradasi pada musim pertama di Serie A, dan hanya mampu menghindari laga playoff di akhir musim melawan Bologna dan Parma. Pada tahun 2005, Della Valle menunjuk Pantaleo Corvino sebagai direktur olahraga yang baru di Fiorentina.

Pada musim 2005-06, Fiorentina mendatangkan Cesare Prandelli sebagai pelatih dan merekrut beberapa pemain baru seperti top skorer Palermo, Luca Toni dan Sébastien Frey. Kombinasi kapten Dario Dainelli dan bek asal Rep. Ceko, Tomáš Ujfaluši di bagian pertahanan. Cristian Brocchi sebagai gelandang bertahan, Martin Jorgensen di posisi sayap, Stefano Fiore sebagai playmaker dan Luca Toni sebagai Striker Utama, dengan Frey di bawah mistar gawang, Fiorentina berhasil membuktikan diri di Serie A dengan menempati posisi ke-4 di dengan 74 poin dan meraih tiket kualifikasi Piala Champions. Luca Toni berhasil mencetak 31 gol dari 38 penampilan, menjadi pemain pertama yang berhasil mencetak 30 gol di Serie A sejak Antonio Valentin Angelillo di musim 1958-59, dan Toni pun mendapat Sepatu Emas Eropa.

Pada 14 Juli 2006, Fiorentina terancam kembali terdegradasi ke Serie B karena terlibat dalam skandal pengaturan skor pertandingan Serie A dan mendapat pengurangan 12 point. Fiorentina berhasil bertahan di Serie A melalui banding, tetapi dengan pengurangan 19 poin di musim 2006-07. Tiket menuju Liga Champions pun juga dibatalkan. Pengurangan Poin Fiorentina akhirnya berkurang menjadi 15 poin setelah kembali melakukan banding di Pengadilan Italia.

Meskipun mengawali musim 2006-07 dengan minus 15 poin, Fiorentina tetap berhasil mengamankan tiken menuju Piala UEFA 2007-08. Duet penyerang Adrian Mutu dan Alberto Gilardino terbukti sebagai duet penyerang tersubur di Serie A, dengan menghasilkan 31 gol.

Di saat banyak yang meragukan potensi La Viola di musim 2007-08 karena kepergian Toni, Fiorentina justru mengejutkan di awal musim dan Marcello Lippi berkomentar kalau Fiorentina adalah penantang Scudetto yang paling mengejutkan. Fiorentina mengakhiri musim di papan tengah klasemen, setelah mengalami beberapa kekecewaan dan kepergian istri Pelatih Prandelli karena kanker. Fiorentina mencapai semi-final Piala UEFA, setelah kalah secara dramatis dari Rangers melalui adu penalti (0-0). Fiorentina mengakhiri musim di posisi ke-4 setelah mengalahkan Torino dengan skor 1-0, dan berhasil menggeser Milan memperoleh tiket menuju kualifikasi Liga Champions. Perjuangan di Liga Champions berakhir di babak penyisihan grup dengan menempati posisi ke-3 klasemen, dan berhak untuk melanjutkan ke Piala UEFA.

Fiorentina kembali melanjutkan suksesnya di musim 2008-09 dengan menempati posisi ke-4 di Serie A dan mendapatkan tiket menuju kualifikasi Piala Piala Champions 2010. La Viola turut serta di Liga Champions 2008-09, berhasil mencapai fase grup setelah mengalahkan Slavia Prague di kualifikasi babak ketiga, tetapi gagal kalah di babak knockuout setelah dikalahkan oleh Ajax. Bertolak belakang dengan nasib di liga Champions, Fiorentina berada di papan atas klasemen Serie A.

Titik balik terjadi di musim 2009-10, mereka sukses membuktikan diri sebagai kuda hitam di kancah Eropa dan mengekor pemuncak klasemen Serie A, Internazionale, Juventus, dan Sampdoria di awal musim, namun mereka terlempar dari jalur juara di paruh kedua musim. Di Eropa mereka berhasil melewati Sporting Clube de Portugal di babak kualifikasi dan satu grup dengan Olympique Lyonnais, Liverpool and Debrecen. Kalah melawan Lyon di laga pertama, Fiorentina berhasil comeback di pertandingan-pertandingan berikutnya, termasuk mengalahkan Liverpool di laga kandang dan tandang. La Viola lolos ke babak berikutnya dan kalah gol tandang oleh Bayern München serta kepemimpinan wasit yang buruk di laga tersebut. Tom Henning Øvrebø, yang memimpin leg pertama mendapat banyak kritik dari tokoh dan media Italia, karena keputusannya mengesahkan gol offside Miroslav Klose (yang menyebabkan Bayern lolos ke babak berikutnya). Fiorentina tetap konsisten di ajang Coppa Italia, berhasil mencapai semifinal sebelum dikalahkan oleh Internazionale. Di kompetisi domestik, Fiorentina harus merelakan tiket menuju ajang Eropa. Di periode ini, Andrea Della Valle mengundurkan diri dari posisi presiden pada 24 September 2009. Tugas untuk sementara di alihkan ke Wakil Presiden klub, Mario Cognini.

Pada Juni 2010, Cesare Prandelli meninggalkan Fiorentina untuk melatih Tim Nasional Italia (Prandelli menjadi pelatih yang paling lama melatih di Fiorentina). Posisi Prandelli digantikan oleh mantan pelatih Catania, Siniša Mihajlović. Dibawah kepelatihan Mihajlović, Fiorentina berakhir di peringkat ke-9.

Di musim 2011-11 Fiorentina semakin terseok-seok di liga seiring dengan kepergian pemain-pemain kuncinya seperti: Alberto Gilardino, Adrian Mutu, Sebastian Frey, Dario Dainelli, Jorge Martinez dan Martin Jorgensen. Dan di pertengahan musim 2011-12 Mihajlović dipecat dan posisinya digantikan oleh Delio Rossi. Pergantian pelatih masih belum membuahkan hasil. Dan justru pada pertandingan terakhir Delio Rossi terlibat perseteruan dengan pemainnya sendiri, Adem Ljajić, di laga melawan Novara di mana Fiorentina tertinggal 0-2. Di akhir laga yang berakhir dengan skor 2-2, Fiorentina mengumumkan pemecatan Delio Rossi. (Delio Rossi dihukum larangan bertanding 3 laga oleh FIGC).

Pada tanggal 11 Juni 2012, Fiorentina mengumumkan Vincenzo Montella pelatih baru dengan kontrak 2 tahun. Namun, pada 8 Juni 2015 Montella memutuskan untuk meninggalkan Fiorentina, hingga akhirnya pihak manajemen memutuskan Paulo Sousa untuk menukangi La Viola.

Prestasi[sunting | sunting sumber]

Gelar Nasional[sunting | sunting sumber]

Serie A:

  • Juara (2) : 1955–56; 1968–69
  • Peringkat dua (5): 1956–57, 1957–58, 1958–59, 1959–60, 1981–82

Coppa Italia:

  • Juara (6) : 1939–40; 1960–61; 1965–66; 1974–75; 1995–96; 2000–01
  • Peringkat Dua (5): 1958, 1959–60, 1998–99, 2013-14, 2022-23

Supercoppa Italiana:

  • Juara (1) : 1996
  • Peringkat Dua (1): 2001

Gelar Eropa[sunting | sunting sumber]

Piala Champions Eropa/Liga Champions UEFA:

Piala Winners Eropa:

Piala UEFA/Liga Eropa UEFA:

Liga Konferensi Eropa UEFA:

Gelar Minor[sunting | sunting sumber]

Piala Mitropa

  • Juara (1) : 1966

Piala Anglo-Italia

  • Juara (1) : 1975

Serie B

Serie C2 (menggunakan nama Florentia Viola)

  • Juara: 2002–03

Daftar Pemain[sunting | sunting sumber]

Skuat utama[sunting | sunting sumber]

Per 1 September 2023. [4]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK Italia ITA Pietro Terracciano
2 DF Brasil BRA Dodô
3 DF Italia ITA Cristiano Biraghi (kapten)
4 DF Serbia SRB Nikola Milenković (kapten ke-4)
5 MF Italia ITA Giacomo Bonaventura (kapten ke-3)
7 FW Italia ITA Riccardo Sottil
8 MF Prancis FRA Maxime Lopez
9 FW Argentina ARG Lucas Beltrán
10 MF Argentina ARG Nicolalás Gonzáles
11 FW Prancis FRA Jonathan Ikoné
14 MF Maroko MAR Youssef Maleh
15 DF Serbia SRB Aleksa Terzić
16 DF Italia ITA Luca Ranieri
22 FW Argentina ARG Nicolás González
No. Pos. Negara Pemain
23 DF Italia ITA Lorenzo Venuti (wakil kapten)
24 MF Italia ITA Marco Benassi
27 MF Polandia POL Szymon Żurkowski
28 DF Argentina ARG Lucas Martínez Quarta
31 GK Italia ITA Michele Cerofolini
32 MF Ghana GHA Alfred Duncan
33 FW Italia ITA Riccardo Sottil
34 MF Maroko MAR Sofyan Amrabat
38 MF Italia ITA Rolando Mandragora
42 MF Italia ITA Alessandro Bianco
72 MF Ceko CZE Antonín Barák (pinjaman dari Hellas Verona)
95 GK Italia ITA Pierluigi Gollini (pinjaman dari Atalanta)
98 DF Brasil BRA Igor
99 FW Pantai Gading CIV Christian Kouamé

Dipinjamkan[sunting | sunting sumber]

Per 22 September 2020.

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
GK Prancis FRA Alban Lafont (di Nantes hingga 30 Juni 2021)[5]
GK Italia ITA Michele Cerofolini (di Reggiana hingga 30 Juni 2021)
GK Italia ITA Simone Ghidotti (di Pergolettese hingga 30 Juni 2021)
DF Slowakia SVK Dávid Hancko (di Sparta Prague hingga 30 Juni 2021)
DF Argentina ARG Julián Illanes (di Chievo hingga 30 Juni 2021)
DF Belanda NED Kevin Diks (di Aarhus hingga 30 Juni 2021)
DF Italia ITA Edoardo Pierozzi (di Pistoiese hingga 30 Juni 2021)
DF Serbia SRB Aleksa Terzić (di Empoli hingga 30 Juni 2021)
DF Italia ITA Federico Simonti (di Pistoiese hingga 30 Juni 2021)
DF Italia ITA Jonathan Spedalieri (di Potenza hingga 30 Juni 2021)
DF Italia ITA Gabriele Ferrarini (di Venezia hingga 30 Juni 2021)
DF Uruguay URU Maximiliano Olivera (di Juárez hingga 31 Desember 2020)
No. Pos. Negara Pemain
DF Italia ITA Luca Ranieri (di SPAL hingga 30 Juni 2021)
DF Denmark DEN Jacob Rasmussen (di Vitesse hingga 30 Juni 2021)
MF Albania ALB Erald Lakti (di Renate hingga 30 Juni 2021)
MF Italia ITA Marco Benassi (di Hellas Verona hingga 30 Juni 2021)
MF Italia ITA Marco Marozzi (di Ravenna hingga 30 Juni 2021)
MF Italia ITA Marco Meli (di Ravenna hingga 30 Juni 2021)
MF Polandia POL Szymon Żurkowski (di Empoli hingga 30 Juni 2021)
MF Norwegia NOR Rafik Zekhnini (di Lausanne hingga 30 Juni 2021)
FW Brasil BRA Pedro (di Flamengo hingga 31 Desember 2020)
FW Italia ITA Gabriele Gori (di Vicenza Virtus hingga 30 Juni 2021)
FW Italia ITA Mattia Trovato (di AlbinoLeffe hingga 30 Juni 2021)
FW Italia ITA Riccardo Sottil (di Cagliari hingga 30 Juni 2021)

Pemain terkenal/legenda[sunting | sunting sumber]

1950-an dan 60-an[sunting | sunting sumber]

1970-an dan 80-an[sunting | sunting sumber]

1990-an hingga kini[sunting | sunting sumber]

Pelatih tim[sunting | sunting sumber]

[6]

 
Nama Kewarganegaraan Tahun
Károly Csapkay Hungaria 1926–28
Károly Csapkay
Gyula Feldmann
Hungaria
Hungaria
1928–30
Gyula Feldmann Hungaria 1930–31
Hermann Felsner Austria 1931–33
William Rady Hungaria 1933
József Ging Hungaria 1933–34
Guido Ara Italia 1934–37
Ottavio Baccani Italia 1937–38
Ferenc Molnar Hungaria 1938
Rudolf Soutschek Austria 1938–39
Giuseppe Galluzzi Italia 1939–45
Guido Ara Italia 1946
Renzo Magli Italia 1946–47
Imre Senkey Hungaria 1947
Luigi Ferrero Italia 1947–51
Renzo Magli Italia 1951–53
Fulvio Bernardini Italia 1953–58
Lajos Czeizler Hungaria 1958–59
Luigi Ferrero Italia 1959
Luis Carniglia Argentina 1959–60
Giuseppe Chiappella Italia 1960
 
Nama Kewarganegaraan Tahun
Nándor Hidegkuti Hungaria 1960–62
Ferruccio Valcareggi Italia 1962–64
Giuseppe Chiappella Italia 1964–67
Luigi Ferrero Italia 1967–68
Andrea Bassi Italia 1968
Bruno Pesaola Argentina 1968–71
Oronzo Pugliese Italia 1971
Nils Liedholm Swedia 1971–73
Luigi Radice Italia 1973–74
Nereo Rocco Italia 1974–75
Carlo Mazzone Italia 1975–77
Mario Mazzoni Italia 1977–78
Giuseppe Chiappella Italia 1978
Paolo Carosi Italia 1978–81
Giancarlo De Sisti Italia 1981–85
Ferruccio Valcareggi Italia 1985
Aldo Agroppi Italia 1985–86
Eugenio Bersellini Italia 1986–87
Sven-Göran Eriksson Swedia July 1987–June 89
Bruno Giorgi Italia 1989–90
Francesco Graziani Italia 1990
Sebastião Lazaroni Brasil July 1990–June 92
 
Nama Kewarganegaraan Tahun
Luigi Radice Italia 1991–93
Aldo Agroppi Italia 1993
Luciano Chiarugi Italia 1993
Claudio Ranieri Italia July 1993–June 97
Alberto Malesani Italia July 1997–June 98
Giovanni Trapattoni Italia July 1998–June 00
Fatih Terim Turki July 2000–Feb 01
Luciano Chiarugi Italia 2001
Roberto Mancini Italia Feb 2001–Dec 01
Ottavio Bianchi Italia Jan 2002–March 2
Luciano Chiarugi Italia 2002
Eugenio Fascetti Italia June 2002–July 2
Pietro Vierchowod Italia 2002
Alberto Cavasin Italia Oct 2002–Feb 04
Emiliano Mondonico Italia Feb 2004–Oct 04
Sergio Buso Italia Oct 2004–Jan 05
Dino Zoff Italia Jan 2005–June 5
Cesare Prandelli Italia July 2005–June 10
Siniša Mihajlovic Serbia June 2010–Nov 11
Delio Rossi Italia Nov 2011–May 12
Vincenzo Guerini Italia May 2012–June 12
Vincenzo Montella Italia June 2012–
Vincenzo Italiano Italia July 2021-

Seragam tim dari masa ke masa[sunting | sunting sumber]

1926
1929–1983
1983–87
1991–Sekarang
Florentia Viola year

Pemain pemenang Piala Dunia[sunting | sunting sumber]

Statistik keuntungan Bisnis[sunting | sunting sumber]

ACF Fiorentina S.p.A.
PendapatanPenurunan €67,076,953 (2011)
Penurunan (€49,772,471) (2011)
Penurunan (€32,474,084) (2011)
Total asetPenurunan €156,972,324 (2011)
Total ekuitasPenurunan €50,612,014 (2011)
PemilikDiego Della Valle & C. Sapa (98.98%)
Andrea Della Valle (1.02%)
IndukDiego Della Valle & C. Sapa
Anak
usaha
Campus Viola srl
Firenze Viola srl
Promesse Viola srl
Situs webwww.acffiorentina.com Sunting ini di Wikidata

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Organigramma" (dalam bahasa Italian). ACF Fiorentina Fiorentina. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2008. Diakses tanggal 29 November 2009. 
  2. ^ a b "Fiorentina" (dalam bahasa Italian). Lega Calcio. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 February 2009. Diakses tanggal 18 February 2009. 
  3. ^ "ViolaChannel – Stadio Franchi". 
  4. ^ "Prima Squadra Maschile". ACF Fiorentina. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 October 2020. Diakses tanggal 28 July 2021. 
  5. ^ "UFFICIALE: Fiorentina, Lafont ceduto in prestito biennale al Nantes" (dalam bahasa Italia). Diakses tanggal 29 Juni 2019. 
  6. ^ "geocities.com/violaequipe". Viola. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-27. Diakses tanggal 2013-07-06. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]