1 Tesalonika 5

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 14 Februari 2013 23.34 oleh JohnThorne (bicara | kontrib)

1 Tesalonika 5 (disingkat 1Tes 5) adalah bagian terakhir dari Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Digubah oleh rasul Paulus, Silwanus dan Timotius.[3]

Teks

  • Surat aslinya diyakini ditulis dalam bahasa Yunani dan ditujukan kepada jemaat gereja di kota Tesalonika.
  • Pasal ini berisi 28 ayat.
  • Berisi nasihat-nasihat Paulus kepada jemaat.

Struktur

Pembagian isi pasal:

Ayat 2

Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.[4]

Istilah "hari Tuhan" pada umumnya dianggap bukan menunjuk kepada suatu masa selama 24 jam, tetapi suatu jangka waktu yang lama ketika musuh-musuh Allah dikalahkan (Yesaya 2:12-21; 13:9-16; 34:1-4; Yeremia 46:10; Yoel 1:15-2:11,28; Yoel 3:9,12-17; Am 5:18-20; Za 14:1-3), diikuti oleh pemerintahan Kristus di bumi ini (Zef 3:14-17; Wahyu 20:4-7).

  • 1) "Hari" ini mulai pada saat hukuman ilahi jatuh atas dunia mendekati akhir zaman ini (ayat 1Tes 5:3). Kesengsaraan besar termasuk dalam hari Tuhan ini (pasal Wahyu 6:1-19:21). Murka Allah ini akan memuncak dengan kedatangan Kristus untuk memusnahkan semua orang jahat Wahyu 19:11-21 (lihat Yoel 1:14; Yoel 2:30-31; Zef 1:7; Wahyu 16:16).
  • 2) Hari Tuhan rupanya berawal pada saat manusia mengharapkan tibanya saat damai dan keamanan (ayat 1Tes 5:3).
  • 3) "Hari" itu tidak akan menimpa orang percaya yang setia seperti pencuri, karena mereka sudah ditetapkan untuk menerima keselamatan dan bukan murka, dan mereka berjaga-jaga dan mengendalikan diri, hidup dalam iman, kasih, dan kebenaran (ayat 1Tes 5:4-9).
  • 4) Orang percaya akan selamat dari "murka yang akan datang" ini (lihat 1Tes 1:10) oleh Tuhan Yesus Kristus (ayat 1Tes 5:9) ketika Dia datang untuk mengangkat jemaat-Nya ke sorga (bandingkan 1Tes 4:17; lihat Yoh 14:3; Wahyu 3:10).
  • 5) Hari Tuhan akan berakhir setelah kerajaan seribu tahun (Wahyu 20:4-10) pada penciptaan langit dan bumi baru (bd. 2Pet 3:13; Wahy 21:1).

Metafora "pencuri pada malam" ini berarti bahwa waktu hari Tuhan akan mulai tidak pasti dan tidak disangka-sangka. Tidak mungkin seseorang dapat mengetahui tanggalnya (lihat Matius 24:42–44 mengenai pengajaran Tuhan tentang saat kedatangan-Nya yang tak terduga untuk gereja).[5]

Ayat 19

Janganlah padamkan Roh,[6]

Paulus membandingkan pemadaman api Roh dengan meremehkan dan menolak penyataan adikodrati Roh Kudus seperti bernubuat (1 Tesalonika 5:20). Menekan atau menolak penggunaan karunia nubuat dengan benar dan teratur, atau karunia rohani lain, akan mengakibatkan hilangnya manifestasi Roh Kudus di antara orang percaya (1Kor 12:7-10,28-30). Pelayanan Roh Kudus dijelaskan dalam Yohanes 14:26; 15:26–27; 16:13–14; Kisah Para Rasul 1:8; 13:2; Roma 8:4,11,16,26; 1 Korintus 2:9–14; 12:1–11; Galatia 5:22–25).[5]

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ 1 Tesalonika 1:1
  4. ^ 1 Tesalonika 5:2
  5. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ 1 Tesalonika 5:19

Lihat pula

Pranala luar