Agama: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Toonyf (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{for|genus kadal|Agama (kadal)}}
{{for|genus kadal|Agama (kadal)}}
[[Berkas:Religious Symbols-ani.gif|right]]
[[Berkas:Religious Symbols-ani.gif|right]]
'''Agama''' adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.<ref group="note">While religion is difficult to define, one standard model of religion, used in [[religious studies]] courses, was proposed by [[Clifford Geertz]], who simply called it a "cultural system" (Clifford Geertz, ''Religion as a Cultural System'', 1973). A critique of Geertz's model by [[Talal Asad]] categorized religion as "an [[anthropology|anthropological]] category." (Talal Asad, ''The Construction of Religion as an Anthropological Category'', 1982.)</ref> Banyak agama memiliki [[mitologi|narasi]], [[simbol]], dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang [[kosmos]] dan [[sifat manusia]], orang memperoleh moralitas, [[etika]], [[hukum agama]] atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.<ref>The Everything World's Religions Book: Explore the Beliefs, Traditions and Cultures of Ancient and Modern Religions, page 1 Kenneth Shouler - 2010</ref>
'''Agama''' menurut ''[[Kamus Besar Bahasa Indonesia]]'' adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.


Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktek agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari budaya manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.<ref>[http://oxforddictionaries.com/definition/english/mythology Oxford Dictionaries] mythology, retrieved 9 September 2012</ref>
Kata "agama" berasal dari [[bahasa Sanskerta]], ''āgama'' yang berarti "tradisi".<ref>Menurut kamus Sanskerta-Inggris Monier-Williams (cetakan pertama tahun 1899) pada entri ''āgama'': ...a traditional doctrine or precept, collection of such doctrines, sacred work [...]; anything handed down and fixed by tradition (as the reading of a text or a record, title deed, &c.)</ref>. Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah '''religi''' yang berasal dari [[bahasa Latin]] ''religio'' dan berakar pada [[kata kerja]] ''re-ligare'' yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada [[Tuhan]].


Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan atau kadang-kadang mengatur tugas;<ref>{{cite book|last=Kant|first=Immanuel|title=Religion and Rational Theology|year=2001|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521799980|page=177}}</ref> Namun, dalam kata-kata [[Émile Durkheim]], agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial" <ref>Émile Durkheim|Durkheim, E. (1915) ''[[The Elementary Forms of the Religious Life]]''. London: George Allen & Unwin, p.10.</ref> [[Émile Durkheim]] juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia adalah beragama, dan 36% [[tidak beragama]], termasuk 13% yang [[ateis]], dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005.<ref name="gia">{{cite web |url=http://www.wingia.com/web/files/richeditor/filemanager/Global_INDEX_of_Religiosity_and_Atheism_PR__6.pdf |title=Global Index of Religiosity and Atheism |publisher=WIN-Gallup International |date=27 July 2012 |accessdate=24 August 2012}}</ref> Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki [6]. Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur [[sinkretisme]].<ref>Soul Searching:The Religious and Spiritual Lives of American Teenagers - Page 77, Christian Smith, Melina Lundquist Denton - 2005</ref><ref>Christ in Japanese Culture: Theological Themes in Shusaku Endo's Literary Works, Emi Mase-Hasegawa - 2008</ref><ref>[http://www.christianpost.com/news/new-poll-reveals-how-churchgoers-mix-eastern-new-age-beliefs-42215/ New poll reveals how churchgoers mix eastern new age beliefs] retrieved 26 July 2013</ref>
[[Émile Durkheim]] mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.

==Etimologi==
Menurut ''[[Kamus Besar Bahasa Indonesia]]'', Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari [[bahasa Sanskerta]], ''āgama'' yang berarti "tradisi".<ref>Menurut kamus Sanskerta-Inggris Monier-Williams (cetakan pertama tahun 1899) pada entri ''āgama'': ...a traditional doctrine or precept, collection of such doctrines, sacred work [...]; anything handed down and fixed by tradition (as the reading of a text or a record, title deed, &c.)</ref>. Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah '''religi''' yang berasal dari [[bahasa Latin]] ''religio'' dan berakar pada [[kata kerja]] ''re-ligare'' yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada [[Tuhan]].


== Definisi ==
== Definisi ==
Baris 174: Baris 177:
|
|
|}
|}

== Catatan kaki ==
<references group="nb"/>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Reflist|2}}

==Catatan==
{{Reflist| group="note"}}


== Literatur ==
== Literatur ==
Baris 191: Baris 194:
* [[Nilai sosial]]
* [[Nilai sosial]]
* [[Norma sosial]]
* [[Norma sosial]]

== Catatan kaki ==
<references group="nb"/>


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 196: Baris 202:
* {{id}} [http://www.kemenag.go.id/ Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia]
* {{id}} [http://www.kemenag.go.id/ Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia]
* {{en}} [http://www.regels.org/Sci-Reg.htm Religion and Science.] Lev Regelson
* {{en}} [http://www.regels.org/Sci-Reg.htm Religion and Science.] Lev Regelson
* [http://ucblibraries.colorado.edu/govpubs/us/religion.htm Religion Statistics] from ''UCB Libraries GovPubs''
* {{dmoz|Society/Religion_and_Spirituality}}
* [http://www.adherents.com/Religions_By_Adherents.html Major Religions of the World Ranked by Number of Adherents] by Adherents.com August 2005
* [http://www.iacsr.com/ IACSR - International Association for the Cognitive Science of Religion]
* [http://www.as.ua.edu/rel/studyingreligion.html Studying Religion] - Introduction to the methods and scholars of the academic study of religion
* [http://www.marxists.org/archive/marx/works/1843/critique-hpr/intro.htm#05 A Contribution to the Critique of Hegel’s Philosophy of Right] - Marx's original reference to religion as the ''opium of the people''.
* [http://www.law.harvard.edu/students/orgs/hrj/iss16/gunn.shtml The Complexity of Religion and the Definition of “Religion” in International Law] Harvard Human Rights Journal article from the President and Fellows of Harvard College(2003)
* [http://www.religionfacts.com/big_religion_chart.htm The Big Religion Chart] detailed facts on major religions


[[Kategori:Agama| ]]
[[Kategori:Agama| ]]

Revisi per 29 Januari 2014 12.30

Berkas:Religious Symbols-ani.gif

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.[note 1] Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.[1]

Banyak agama yang mungkin telah mengorganisir perilaku, kependetaan, definisi tentang apa yang merupakan kepatuhan atau keanggotaan, tempat-tempat suci, dan kitab suci. Praktek agama juga dapat mencakup ritual, khotbah, peringatan atau pemujaan tuhan, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance, inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, meditasi, doa, musik, seni, tari, masyarakat layanan atau aspek lain dari budaya manusia. Agama juga mungkin mengandung mitologi.[2]

Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan atau kadang-kadang mengatur tugas;[3] Namun, dalam kata-kata Émile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial" [4] Émile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya. Sebuah jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia adalah beragama, dan 36% tidak beragama, termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9 persen pada keyakinan agama dari tahun 2005.[5] Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki [6]. Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama mereka mengikuti tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme.[6][7][8]

Etimologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi".[9]. Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Definisi

Definisi tentang agama di sini sedapat mungkin sederhana dan meliputi. Definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit maupun terlalu longgar, tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.

Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di luar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.

Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu:

  • menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan, dan
  • menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan.

Dengan demikian, agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.

Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup. Yakni bahwa seluruh aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana kita makan, bagaimana kita bergaul, bagaimana kita beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh aturan/tata cara agama.

Definisi menurut beberapa ahli

  • Di Indonesia, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui resmi oleh negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budhisme, dan Khonghuchu. Sedangkan semua sistem keyakinan yang tidak atau belum diakui secara resmi disebut “religi”.[10]
  • Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.[11]

Cara Beragama

Berdasarkan cara beragamanya:

  1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragama nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pemeluk cara agama tradisional pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak berminat bertukar agama.
  2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan nampak dalam lingkungan masyarakatnya.
  3. Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun.
  4. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) di bawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.

Unsur-unsur

Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:

  • Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
  • Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
  • Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
  • Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
  • Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama

Fungsi

  • Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
  • Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
  • Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
  • Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
  • Pedoman perasaan keyakinan
  • Pedoman keberadaan
  • Pengungkapan estetika (keindahan)
  • Pedoman rekreasi dan hiburan
  • Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

Agama di Indonesia

Sesajian di Candi Parikesit, dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, pada tahun 1880-an (gambar dari majalah Eigen Haard)

Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Sebelumnya, pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut. Tetapi sampai kini masih banyak penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami diskriminasi dari pejabat-pejabat pemerintah. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya termasuk sedikit.

Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut.

Tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat Keputusan) Menteri Dalam Negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. SK tersebut kemudian dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.

Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas.

Daftar agama-agama

Berkas:Agama di dunia.jpg
Penyebaran agama di dunia

Jumlah pemeluk agama dan kepercayaan di dunia

Agama dan kepercayaan yang dicantumkan di bawah ini merupakan agama dan kepercayaan dengan jumlah pemeluk yang signifikan di seluruh dunia. Beberapa komunitas di berbagai belahan dunia juga memeluk berbagai aliran kepercayaan yang dianggap sebagai golongan minoritas dan belum dipaparkan. Beberapa agama dan kepercayaan dengan jumlah pemeluk yang besar antara lain:

Agama/kepercayaan Jumlah pemeluk Keterangan
Kekristenan 2,000 - 2,200 miliar[12]
Islam 1,570 - 1,650 miliar[13][14][15]
Non-Adherent (Sekular/Ateis/Tidak Beragama/Agnostik) 1,1 miliar[16]
Hinduisme 828 juta - 1 miliar[17] beberapa aliran kepercayaan seperti Ayyavazhi dan Kaharingan diakui sebagai bagian dari Hinduisme[17]
Buddhisme 450 juta - 1 miliar[18][19][20]
Kepercayaan tradisional (di Afrika, Amerika, Asia) 400 - 500 juta[nb 1]
Kepercayaan tradisional Tionghoa 400 - 500 juta[21][nb 1] termasuk Taoisme dan Khonghucu
Sikhisme 23 juta[22]
Yudaisme (agama Yahudi) 14 juta[18]
Jainisme 8 - 12 juta beberapa komunitas Jaina dianggap suatu sekte Hinduisme[nb 2]
Baha'i 7,6 - 7,9 juta[23][24]
Shinto 27 - 65 juta banyak orang Jepang yang memeluk agama Shinto dan Buddha sekaligus[25]
Cao Dai 1 - 3 juta[26]
Spiritisme 2,5 juta[27]
Tenrikyo 2 juta[28]
Neo-Paganisme 1 juta[29] meliputi Druid, Wicca, Magick, Asatru, Agama Asli Suku Indian, dll.
Gerakan Rastafari 700 ribu[30]
Unitarian Universalisme 630 ribu[31]
Zoroastrianisme (Majusi) 145 - 210 ribu[32]

Referensi

  1. ^ The Everything World's Religions Book: Explore the Beliefs, Traditions and Cultures of Ancient and Modern Religions, page 1 Kenneth Shouler - 2010
  2. ^ Oxford Dictionaries mythology, retrieved 9 September 2012
  3. ^ Kant, Immanuel (2001). Religion and Rational Theology. Cambridge University Press. hlm. 177. ISBN 9780521799980. 
  4. ^ Émile Durkheim|Durkheim, E. (1915) The Elementary Forms of the Religious Life. London: George Allen & Unwin, p.10.
  5. ^ "Global Index of Religiosity and Atheism" (PDF). WIN-Gallup International. 27 July 2012. Diakses tanggal 24 August 2012. 
  6. ^ Soul Searching:The Religious and Spiritual Lives of American Teenagers - Page 77, Christian Smith, Melina Lundquist Denton - 2005
  7. ^ Christ in Japanese Culture: Theological Themes in Shusaku Endo's Literary Works, Emi Mase-Hasegawa - 2008
  8. ^ New poll reveals how churchgoers mix eastern new age beliefs retrieved 26 July 2013
  9. ^ Menurut kamus Sanskerta-Inggris Monier-Williams (cetakan pertama tahun 1899) pada entri āgama: ...a traditional doctrine or precept, collection of such doctrines, sacred work [...]; anything handed down and fixed by tradition (as the reading of a text or a record, title deed, &c.)
  10. ^ Koentjaraningrat. 1974. "Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan", pp. 137-142. Jakarta: Gramedia.
  11. ^ Parsudi Suparlan dalam Robertson, Roland (ed). 1988. "Agama: Dalam Analisis dan Interpretasi Sosiologis", pp. v-xvi. Jakarta: CV Rajawali.
  12. ^ World Christian Database Gordon–Conwell Theological Seminary Centre for the Study of Global Christianity
  13. ^ http://www.religionfacts.com/big_religion_chart.htm
  14. ^ 2010 World Muslim Population pdf Dr. Houssain Kettani January 2010
  15. ^ "Mapping the Global Muslim Population". Diakses tanggal 2009-10-08. 
  16. ^ Major Religions of the World Ranked by Number of Adherents adherents.com
  17. ^ a b Clarke, Peter B. (editor), The Religions of the World: Understanding the Living Faiths, Marshall Editions Limited: USA (1993); pg. 125
  18. ^ a b "World". CIA World Factbook, 2010
  19. ^ Fischer-Schreiber, Ingrid, et al. The Encyclopedia of Eastern Philosophy & Religion: Buddhism, Hinduism, Taoism, Zen. Shambhala: Boston (English: pub. 1994; orig. German: 1986); pg. 50.
  20. ^ a BBC News article
  21. ^ http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_content&task=view&id=468&Itemid=206
  22. ^ Indian Registrar General & Census Commissioner. "Religious Composition". Census of India, 2001
  23. ^ "World Religions (2005)". QuickLists > The World > Religions. The Association of Religion Data Archives. 2005. Diakses tanggal 2009-07-04. 
  24. ^ "World: People: Religions". CIA World Factbook. Central Intelligence Agency. 2007. ISSN 1553-8133. Diakses tanggal 2009-09-06. 
  25. ^ Japanese government
  26. ^ Sergei Blagov. "Caodaism in Vietnam : Religion vs Restrictions and Persecution". IARF World Congress, Vancouver, Canada, July 31st, 1999.
  27. ^ "Brazil". CIA World Factbook, 2011, based on the 2000 Brazilian Census
  28. ^ Self-reported figures printed in Japanese Ministry of Education's 宗教年間 Shuukyou Nenkan, 2003
  29. ^ Adherents.com
  30. ^ Leonard E. Barrett. The Rastafarians: Sounds of Cultural Dissonance. Beacon Press, 1988. p. viii.
  31. ^ American Religious Identification Survey
  32. ^ Goodstein, Laurie (2008-09-06). "Zoroastrians Keep the Faith, and Keep Dwindling". The New York Times. Diakses tanggal 2009-10-03. 

Catatan

  1. ^ While religion is difficult to define, one standard model of religion, used in religious studies courses, was proposed by Clifford Geertz, who simply called it a "cultural system" (Clifford Geertz, Religion as a Cultural System, 1973). A critique of Geertz's model by Talal Asad categorized religion as "an anthropological category." (Talal Asad, The Construction of Religion as an Anthropological Category, 1982.)

Literatur

  • MH, Amin Jaiz, Pokok-pokok Ajaran Islam, Korpri Unit PT. Asuransi Jasa Indonesia Jakarta, 1980
  • Monier Williams, 1899, A Sanskrit English Dictionary. Oxford University Pressa

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ a b The number of people who consider themselves party to a "folk tradition" is impossible to determine.
  2. ^ Figures for the population of Jains differ from just over six million to twelve million due to difficulties of Jain identity, with Jains in some areas counted as a Hindu sect. Many Jains do not return Jainism as their religion on census forms for various reasons such as certain Jain castes considering themselves both Hindu and Jain. Following a major advertising campaign urging Jains to register as such, the 1981 Census of India returned 3.19 million Jains. This was estimated at the time to still be half the true number. The 2001 Census of India had 8.4 million Jains.

Pranala luar

Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA