Orientasi pelajar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
NFarras (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3: Baris 3:
{{No footnotes|date=Februari 2021}}
{{No footnotes|date=Februari 2021}}
}}
}}
Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau kegiatan awal bagi setiap peserta didik yang menempuh jenjang perguruan tinggi. Ospek dengan seluruh rangkaian acaranya merupakan pembentukan watak bagi seorang mahasiswa baru. Dengan kata lain bahwa baik tidaknya kepribadian mahasiswa di sebuah perguruan tinggi dapat terlihat oleh baik tidaknya pelaksanaan Ospek di perguruan tinggi tersebut.
Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau kegiatan awal bagi setiap peserta didik yang menempuh jenjang perguruan tinggi. Ospek adalah trial untuk siksa kubur selama 3 hari

Pada dasarnya, Ospek merupakan pintu ilmu bagi mahasiswa-mahasiswi. Pintu itu akan dibuka dan dicermati atau dipelajari secara saksama oleh mahasiswa-mahasiswi baru untuk memperdalam ilmunya. Bila dari pintunya saja sudah buruk, maka pola pikirnya bisa saja terus menduga bahwa di dalam pintu akan sama buruknya.


Pada tingkat sekolah, umumnya SMP dan SMA, kegiatan yang serupa dikenal dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau Masa Orientasi Siswa (MOS).
Pada tingkat sekolah, umumnya SMP dan SMA, kegiatan yang serupa dikenal dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau Masa Orientasi Siswa (MOS).

Revisi per 23 Februari 2021 04.43

Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau kegiatan awal bagi setiap peserta didik yang menempuh jenjang perguruan tinggi. Ospek adalah trial untuk siksa kubur selama 3 hari

Pada tingkat sekolah, umumnya SMP dan SMA, kegiatan yang serupa dikenal dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau Masa Orientasi Siswa (MOS).

Hakikat

Ospek merupakan kegiatan untuk memperkenalkan kampus kepada mahasiswa baru. Kegiatan ini merupakan kegiatan institusional yang menjadi tanggung jawab Universitas untuk mensosialisasikan kehidupan di Perguruan Tinggi dan proses pembelajaran yang pelaksanaannya melibatkan unsur pimpinan universitas, fakultas, mahasiswa dan unsur-unsur lainnya yang terkait.

Ospek juga merupakan sarana untuk mencari bakat-bakat dari para calon mahasiswa yang masih tersembunyi. Selain itu, ospek juga merupakan sarana untuk saling beradaptasi agar bisa mengatur hidup mereka sendiri.

Tujuan

Adapun tujuan OSPEK adalah antara lain :

  1. Mengenal dan memahami lingkungan kampus sebagai suatu lingkungan akademis serta memahami mekanisme yang berlaku di dalamnya.
  2. Menambah wawasan mahasiswa baru dalam penggunaan sarana akademik yang tersedia di kampus secara maksimal.
  3. Memberikan pemahaman awal tentang wacana kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.
  4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu belajar di Perguruan Tinggi serta mematuhi dan melaksanakan norma-norma yang berlaku di kampus, khususnya yang terkait dengan Kode Etik dan Tata Tertib Mahasiswa.
  5. Menumbuhkan rasa persaudaraan kemanusiaan di kalangan civitas akademika dalam rangka menciptakan lingkungan kampus yang nyaman, tertib, dan dinamis
  6. Menumbuhkan kesadaran mahasiswa baru akan tanggung jawab akademik dan sosialnya sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
  7. Untuk bisa saling beradaptasi antar sesama mahasiswa.

Fungsi

Ospek merupakan kelengkapan non-struktural pada kampus itu. Adapun fungsi Ospek adalah sebagai:

  1. Fungsi orientasi bagi mahasiswa baru untuk memasuki dunia Perguruan Tinggi yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan.
  2. Fungsi komunikatif yakni komunikasi antara civitas akademika dan pegawai administrasi kampus.
  3. Fungsi normatif yakni mahasiswa baru mulai memahami, menghayati dan mengamalkan aturan-aturan yang berlaku di kampus.
  4. Fungsi akademis yakni pengembangan intelektual, bakat, minat dan kepemimpinan bagi mahasiswa.

Kontroversi

Seperti halnya masa orientasi siswa di tingkat sekolah, kegiatan orientasi mahasiswa di Indonesia sering kali diisi oleh kekerasan dalam bentuk verbal dan bahkan tidak jarang terjadi kekerasan fisik (Permana, 2013). Dengan konsep junior harus patuh kepada senior, apapun perintahnya. Sehingga sering kali para peserta Ospek mengenakan pakaian dan ornamen yang tidak wajar bahkan harus mau menerima hukuman fisik dari senior bahkan sampai berujung pada kematian. Para orang tua yang peduli, tentu sangat mengkritik kegiatan Ospek. Apapun dalih tujuan dari Ospek, sebenarnya tiada lain dari tindakan balas dendam para senior akan pengalamannya ketika mereka mengikuti kegiatan Ospek. Walaupun sebagian besar, secara resmi kegiatan Ospek yang negatif diberhentikan, namun ada saja beberapa pihak yang masih melaksanakan kegiatan negatif tersebut.

Referensi

kampus.okezone.com Bratadharma, A. 2013, Komunikasi Efektif dalam Kegiatan Ospek

edukasi.kompasiana.com Permana, A. 2013, Ospek (yang) Mendidik