Pembunuhan Muhammad Rizky Rudiana dan Vina Dewi Arsita

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pembununan Muhammad Rizky Rudiana dan Vina Dewi Arsita
Lokasi
Tanggal27 Agustus 2016; 7 tahun lalu (2016-08-27)
22.00 (WIB)
SasaranVina Dewi Arsita (Vina)
Muhammad Rizky Rudiana (Eki)
Jenis serangan
Kekerasan
Korban tewas
Vina Dewi Arsita (Vina)
Muhammad Rizky Rudiana (Eki)
Pelaku
  • Jaya
  • Supriyanto
  • Eka Sandi
  • Hadi Saputra
  • Eko Ramdani
  • Sudirman
  • Rivaldi Aditya Wardana
  • Saka Tatal (8 tahun penjara, bebas)
MotifPermasalahan asmara, dendam
VonisPenjara seumur hidup
TuntutanHukuman mati

Pembunuhan Muhammad Rizky Rudiana dan Vina Dewi Arsita adalah sebuah kasus pembunuhan yang terjadi pada tanggal 27 Agustus 2016 yang melibatkan sepasang remaja dan 11 geng motor di Cirebon, Jawa Barat.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Sebelumnya, salah satu anggota geng motor, Egi memang sempat menjalin cinta dengan Vina. Vina saat itu berusia 16 tahun, menolak cinta Egi. Hal ini membuat Egi kesal. Egi menjadi semakin kesal saat mengetahui Vina berencana menikah dengan pacar barunya, Eki, yang merupakan teman dekat Egi sendiri.

Pembunuhan[sunting | sunting sumber]

Pada 27 Agustus 2016 malam, Vina dan Eki berkeliling Cirebon dengan teman-temannya di klub motor. Namun saat hendak melintasi Jalan Perjuangan, pasangan kekasih yang berboncengan itu bertemu dengan geng motor Egi. Ketika mencoba melarikan diri, motor yang dikendarai Eki dilempari batu dan ditendang oleh teman-teman Egi. Selepas ambruk dari motor, Eki dan Vina dipukuli hingga mengalami luka parah.[butuh rujukan]

Menurut hasil otopsi, Vina juga diperkosa secara bergantian oleh 11 anggota geng motor tersebut. Vina diikat, dipukul dan dilindas dengan sepeda motor. Eki yang ingin menolong pun ditumpas oleh para geng motor itu yang membuatnya meninggal di tempat. Setelah melakukan aksi bejatnya, geng motor itu kemudian membuang tubuh Vina dan Eki di jembatan layang agar keduanya tampak seperti mengalami kecelakaan tunggal. Vina dilarikan di rumah sakit dengan keadaan parah, dan setelah dua hari, ia dinyatakan meninggal dunia.[1]

Peyelidikan[sunting | sunting sumber]

Awalnya, polisi menyebut bahwa Vina dan Eki mengalami kecelakaan lalu lintas akibat menabrak tiang listrik dan trotoar di jembatan layang. Namun karena luka yang sangat parah di tubuh Vina, polisi kemudian melakukan penyidikan ulang dan menemukan fakta bahwa penyebab tewasnya dua remaja itu adalah karena dibunuh. Seoran pedagang sate yang menjadi saksi pun memberitahu pada para polisi letak markas geng motor tersebut.[butuh rujukan]

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan intensif, polisi berhasil menangkap 8 dari 11 pelaku. Kedelapan pelaku pun sudah diadili dan dijatuhi hukuman. Mereka antara lain, Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, Eko Ramdani, Sudirman, Rivaldi Aditya Wardana, dan Saka Tatal. Sedangkan tiga pelaku yang hingga kini masih dalam pencarian, yaitu, Andi, Dani, dan Pegi alias Perong.[2]

Sedangkan satu lainnya mendapat hukuman 8 tahun penjara karena masuk kategori di bawah umur dan kini sudah bebas. Terbaru, Pegi alias Perong ditangkap di Bandung. Sementara itu, dua pelaku lain, yakni Andi dan Dani masih menjadi buron. Mereka disidak dan diinterogasi, dan salah satu tersangka angkat bicara dan saat penggeledahan telepon genggam, terdapat bukti berupa obrolan daring untuk menggiring dan mengepung Vina dan Eki.[butuh rujukan]

Penangkapan Pegi[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 21 Mei 2024, tepatnya di Bandung, tersangka yang diduga Pegi alias Perong resmi tertangkap. Penangkapan ini diunggah melalui laman media sosial resmi. Namun, publik tidak mempercayai penangkapan ini. Hal ini karena perbedaan postur wajah antara foto terkini dan foto terdahulu. Pegi sang pelaku, menggunakan tindik yang lebar pada telinganya dan tersangka yang ditangkap sekarang tidak memiliki bekas tindik apa pun pada telinganya. Apalagi terduga sampai bersumpah dan mengucapkan berulang kali bahwa ia bukanlah pelakunya.[butuh rujukan]

Pada tanggal 26 Mei 2024, Polda Jawa Barat menggelar konferensi pers penangkapan seorang tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eki yang sudah jadi buron sejak 2016, yakni Pegi alias Perong alias Robi. Polisi mengatakan total tersangka dalam kasus ini sembilan orang. Dirkrimum Polda Jawa Barat Kombes Surawan, mengatakan buron dalam kasus ini hanya ada satu, yakni Pegi, yang sudah ditangkap. Delapan tersangka lainnya sudah diadili dan menjalani hukuman penjara. Polisi juga menegaskan akan menuntaskan kasus ini. Polisi mengatakan akan melakukan penanganan kasus secara profesional.[3]

Akibat[sunting | sunting sumber]

Kasus pembunuhan ini kembali mencuat setelah beredar rekaman suara yang diduga arwah Vina yang merasuki sahabatnya, Linda dan menceritakan kronologi pembunuhannya.[4] Cerita arwah Vina yang direkam tersebut sempat tersebar di jejaring media sosial. Meskipun tidak bisa dijadikan bukti di mata hukum, tetapi rekaman itu diyakini dapat menjadi petunjuk penyidikan.[5]

Terdapat anggapan bahwa telepon Linda yang kerasukan hanyalah pura-pura belaka. Bahkan sebagai teman dekatnya, ia langsung pergi dan pindah tempat tinggal. Apalagi yang terbaru, ada kesaksian seorang tahanan bernama Saka Tatal yang sebenarnya ia korban salah tangkap dan ia dipaksa mengaku. Dan yang terbaru, beredar video di internet, yaitu Linda sebagai teman Vina yang kembali dirasuki oleh arwah Vina kedua kalinya.[butuh rujukan]

Setelah penayangan film Vina: Sebelum 7 Hari yang menceritakan kronologi kasus ini, publik kembali menuntut penyidikan lebih lanjut kasus yang belum terungkap ini. Polda Jawa Barat akhirnya merilis unggahan terkait tiga tersangka yang belum tertangkap melalui laman media sosial.

Budaya populer[sunting | sunting sumber]

Film dan televisi[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]