Lompat ke isi

Kopi liberika

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Ekselsa)
Coffea liberica
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. liberica
Nama binomial
Coffea liberica
Sinonim

Coffea dewevrei De Wild. & T.Durand
Coffea dybowskii Pierre ex De Wild.
Coffea excelsa A.Chev.

Kopi Liberika adalah jenis kopi yang berasal dari Liberia, Dan Afrika Barat. Kopi ini dapat tumbuh setinggi 9 meter dari tanah. Pada abad-19, jenis kopi ini didatangkan ke Indonesia untuk menggantikan kopi Arabika yang terserang oleh hama penyakit.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1878 Belanda membawa kopi liberika ke Indonesia untuk menggantikan tanaman kopi arabika yang rusak terserang penyakit karat daun atau Hemelia vastatrixi (HV). Namun memasuki tahun 1907 tanaman liberika mengalami hal yang sama dengan arabika. Hampir semua perkebunan kopi liberika yang terletak di dataran rendah rusak terserang penyakit karat daun. Meskipun daya tahan kopi liberika terhadap penyakit karat daun lebih baik dibanding arabika namun tidak setahan kopi robusta. Sehingga pemerintah Belanda mengganti Liberika dengan jenis Robusta.[1]

Daerah Jawa Timur menjadi salah satu area kantong produksi kopi di Indonesia, salah satu perkebunan kopi yang dikenal di masyarakat yaitu perkebunan kopi di Kawasan Geopark Ijen Banyuwangi, dengan Kecamatan Kalipuro sebagai salah satu daerah yang memiliki produktivitas kopi cukup tinggi. Kopi yang dibudidayakan masyarakat Kecamatan Kalipuro salah satunya adalah kopi Liberika (Coffea liberica), spesies yang banyak dijumpai di wilayah sekitar hutan namun tidak banyak dibudidayakan seperti kopi Arabika maupun Robusta.[2]

Kalau di Jambi, kopi ini dibudidayakan di Kuala Tungkal, unik dan khasnya kopi Liberika Tungkal Komposit ini lantaran dibudidayakan di daerah gambut dengan tingkat keasaman yang cukup tinggi.[3]

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Kopi ini memiliki beberapa karakteristik:

  1. Ukuran daun, cabang, bunga, buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi Arabika dan Robusta.
  2. Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali.
  3. Agak peka terhadap penyakit HV.
  4. Kualitas buah relatif rendah.
  5. Produksi sedang, (4,-5 ku/ha/th) dengan rendemen ± 12%
  6. Berbuah sepanjang tahun.
  7. Ukuran buah tidak merata/tidak seragam
  8. Tumbuh baik di dataran rendah.

Beberapa varietas kopi Liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain adalah Ardoniana dan Durvei.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


  1. ^ diskominfo@badungkab.go.id. "Website Portal Resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Badung". Website Portal Resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Badung. Diakses tanggal 2024-06-14. 
  2. ^ "Eksplorasi Kopi Liberika dari Ujung Timur Pulau Jawa, Kopi Penyelamat Lingkungan – Fakultas Teknologi Pertanian". tp.ub.ac.id. Diakses tanggal 2024-06-14. 
  3. ^ "UNIK DAN KHASNYA KOPI LIBERIKA KUALA TUNGKAL". 27 November 2017. Diakses tanggal 14 Juni 2024.