Zakir Naik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 04.42 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 17 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q932829)

Zakir Naik
LahirZakir Abdul Karim Naik
18 Oktober 1965 (umur 58)
Mumbai, Maharashtra, India
PendidikanKishinchand Chellaram College
AlmamaterUniversity of Mumbai
Pekerjaanulama Islam, dokter medis, orator
Tahun aktif1991–sekarang
Anggota dewanIslamic Research Foundation
Suami/istriFarhat Naik
Situs webIRF.net
PeaceTV.tv

Zakir Abdul Karim Naik (Hindi: ज़ाकिर अब्दुल करीम नायक; lahir 18 Oktober 1965) adalah seorang pembicara umum Muslim India, dan penulis hal-hal tentang Islam dan perbandingan agama. Secara profesi, ia adalah seorang dokter medis, memperoleh gelar Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS) dari Maharashtra, tapi sejak 1991 ia telah menjadi seorang ulama yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama. Ia menyatakan bahwa tujuannya ialah membangkitkan kembali dasar-dasar penting Islam yang kebanyakan remaja Muslim tidak menyadarinya atau sedikit memahaminya dalam konteks modernitas.

Zakir Naik adalah pendiri dan presiden Islamic Research Foundation (IRF)[1] — sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai, India.

Biografi

Zakir Naik lahir pada tanggal 18 Oktober 1965 di Mumbai (Bombay pada waktu itu), India dan merupakan keturunan Konkani.[2] Ia bersekolah di St. Peter's High School (ICSE) di kota Mumbai. Kemudian bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College and Nair Hospital di Mumbai. Ia kemudian menerima gelar MBBS-nya di University of Mumbai. Tahun 1991 ia berhenti bekerja sebagai dokter medis dan beralih di bidang dakwah atau proselitisme Islam[3]

Naik mengatakan ia terinspirasi oleh late Ahmed Deedat[4] yang telah aktif di bidang dakwah selama lebih dari 40 tahun.[5] Menurut Naik, tujuannya adalah "berkonsentrasi pada remaja Muslim berpendidikan yang mulai meragukan agamanya sendiri dan merasa agamanya telah kuno"[6] dan adalah tugas setiap Muslim untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam untuk melawan apa yang ia anggap sebagai bias anti-Islam oleh media Barat setelah serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat. [7] Ia telah berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama[8] juga hal-hal yang ditujukan untuk menghapus keraguan tentang Islam.[9] Sejumlah artikelnya juga sering diterbitkan di majalah India seperti Islamic Voice.[10][11][12]

Thomas Blom Hansen, seorang sosiolog yang memegang posisi akademik di berbagai universitas, telah menulis bahwa gaya Naik mengabadikan Qur'an dan hadits dalam berbagai bahasa, dan bepergian ke berbagai negara untuk membicarakan Islam bersama para teolog, telah menjadikannya sangat terkenal di lingkungan Muslim dan non-Muslim. Meskipun ia biasa berbicara kepada ratusan hadirin, dan kadang ribuan hadirin, justru rekaman video dan DVD ceramahnya yang banyak didistribusikan. Perkataannya biasa direkam dalam bahasa Inggris, untuk disiarkan pada akhir pekan di sejumlah jaringan TV kabel di lingkungan Muslim Mumbai,[6] dan di saluran Peace TV, which he co-promotes. [1][13] Topik yang ia bicarakan mencakup: "Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern", "Islam dan Kristen", dan "Islam dan Sekularisme", di antara yang lain.[6]

Ceramah, debat dan kontroversi

Naik telah mengadakan banyak debat dan ceramah di seluruh dunia, ia biasa mengadakannya di Mumbai, India, dan setiap tahun sejak 2007 ia memimpin Konferensi Damai 10 hari di Somaiya Ground, Sion, Mumbai dengan cendekiawan lainnya, termasuk politikus Malaysia, Anwar Ibrahim pada 2008. [14]

Tahun 2004, Naik mengunjungi Selandia Baru[15] dan kemudian ibu kota Australia atas undangan Islamic Information and Services Network of Australasia. Dalam konferensinya di Melbourne, menurut jurnalis Sushi Das, "Naik memuji superioritas moral dan spiritual Islam dan mencerca kepercayaan lain dan bangsa Barat secara umum", menambahkan bahwa kata-kata Naik "mendorong jiwa keterpisahan dan memperkuat pemisahan". [16]

Bulan 1 April 2005, Naik terlibat dalam debat dengan William Campbell, topiknya ialah Islam dan Kristen dalam konteks ilmu pengetahuan, di mana keduanya membicarakan dugaan kesalahan ilmiah di dalam kitab suci.[17]

Khushwant Singh, seorang jurnalis India, mengatakan bahwa kata-kata Naik "kejam" dan "mereka jarang masuk debat tingkat sarjana perguruan tinggi, di mana kontestan bersaing dengan yang lainnya untuk memperoleh nilai terbaik".[18][19]

Analis politik Khaled Ahmed menganggap bahwa Zakir Naik, menurut klaim superioritas Islam terhadap keyakinan religius lain, mempraktikkan apa yang ia sebut Orientalisme mundur. [20] Dalam sebuah ceramah di Melbourne University, Naik mengatakan bahwa hanya Islam yang memberikan wanita kesamaan sejati.[21] Ia menyatakan pentingnya penutup kepala dengan menganggap bahwa "pakaian Barat yang terbuka" membuat wanita lebih mungkin mengalami pelecehan seksual.[22]

Tanggal 21 Januari 2006, Naik mengadakan sebuah dialog antaragama dengan Sri Sri Ravi Shankar. Acara ini mengenai konsep Tuhan dalam Islam dan Hinduisme, tujuannya ialah memberikan kesepahaman antara dua agama besar India, dan mengeluarkan kesamaan antara Islam dan Hinduisme, seperti bagaimana berhala dilarang. Diadakan di Bangalore, India dengan 50.000 orang memadati Palace Grounds.[23]

Bulan August 2006, kunjungan dan konferensi Naik di Cardiff (Britania Raya) menjadi obyek kontroversi ketika MP (anggota parlemen) Wales David Davies meminta acaranya dibatalkan. Ia menyebutnya seorang 'penjual kebencian', dan mengatakan pandangannya tidak pantas memperoleh 'platform publik'; Muslim dari Cardiff, mempertahankan hak berbicara Naik di kota mereka. Saleem Kidwai, Sekretaris Jenderal Muslim Council of Wales, tidak setuju dengan Davies, menyatakan bahwa "orang-orang yang mengenalnya (Naik) tahu bahwa ia adalah salah satu orang paling tidak kontroversial yang pernah ada. Ia berbicara tentang kesamaan antar agama, dan bagaimana kita harus hidup selaras dengan mereka", dan mengundang Davies untuk membicarakan lebih jauh dengan Naik secara pribadi di konferensi ini. Konferensi tetap berjalan, setelah dewan Cardiff mengatakan bahwa mereka senang apabila ia tidak berceramah dengan pandangan ekstremis.[24][25]

Setelah sebuah ceramah oleh Paus Benediktus XVI bulan September 2006, Naik menantang debat publik langsung dengannya. Sri Paus menerima ajakan ini tapi dengan satu syarat: Zakir Naik harus berpedoman Al Quran bukan kitab suci yang diwahyukan secara langsung oleh Tuhan. Sebuah syarat yang langsung mementahkan ajakan debat itu sendiri.[26][27]

Bulan November 2007, IRF mengadakan konferensi dan pameran Islam internasional 10 hari bertemakan Konferensi Damai di Somaiya Ground di Mumbai. Ceramah tentang Islam dilaksanakan Naik juga dua puluh cendekiawan Islam lainnya dari seluruh dunia.[28]

Selama salah satu ceramahnya, Naik memprovokasi kemarahan di antara anggota komunitas Syiah di konferensi itu ketika ia menyebutkan kata-kata "Radhiyallah taa'la anhu" (berarti 'Semoga Allah mengampuninya') setelah menyebut nama Yazid I dan menyebutkan bahwa Pertempuran Karbala hanya berdasarkan politik.[29] Lainnya mempercayai komentar ini disengaja.[30]

Dalam terbitan 22 Februari 2009, Indian Express membuat daftar "100 Orang India Terkuat 2009" di antara satu milyar penduduk India, Zakir Naik masuk peringkat 82. Dalam daftar khusus "10 Guru Spiritual Terbaik India", Zakir Naik ada di peringkat 3, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar, menjadi satu-satunya Muslim di daftar ini.

Catatan kaki

  1. ^ a b Mazumdar, Sudip (2006-01-23). "Beaming In Salvation". Newsweek International. 
  2. ^ "Zakir Naik". Tungekar.com. Diakses tanggal 2009-08-30. 
  3. ^ http://drzakirnaik.com/Home/AboutMe/tabid/54/Default.aspx - Biography of Dr. Zakir Naik from DrZakirNaik.com (situs web yang dibentuk muridnya)
  4. ^ Spreading God’s Word Is His Mission - Arab News
  5. ^ Muslims Mourn Ahmed Deedat, IslamOnline.net, August 8, 2005
  6. ^ a b c Hansen, Thomas (2001). Wages of Violence: Naming and Identity in Postcolonial Bombay. Princeton University Press. hlm. 177. ISBN 0-691-08840-3. 
  7. ^ Media Urged to Counter Anti-Muslim Bias - Arab news, Sunday October 9, 2005
  8. ^ Ten Most Common Questions asked by Christian Missionaries against Islam by Dr. Zakir Naik on IRF.net
  9. ^ FAQs on Islam by Dr. Zakir Naik
  10. ^ Prohibition of Alcohol in Islam - Islamic Voice
  11. ^ Was Islam Spread by the Sword? - by Dr. Zakir Naik
  12. ^ Are Ram And Krishna Prophets Of God? - Islamic Voice
  13. ^ Syed Neaz Ahmad (February 23, 2007). "Peace TV Reaching 50 Million Viewers – Dr. Zakir Naik". Saudi Gazette. Diakses tanggal 2007-05-18. 
  14. ^ Shahid Raza Burney (2007-12-31) Zakir Naik’s Remarks on Yazid Spark Anger Among Muslims Arab News. Retrieved on 2009-07-30.
  15. ^ "Scholar clears the air about Islam 'labels'" (PDF). Te Waha Nui. September 6, 2004. Diakses tanggal 2007-05-20. 
  16. ^ "Between two worlds". The Age. July 28, 2005. Diakses tanggal 2007-05-20. 
  17. ^ Khaled Ahmed (2006-01-08) WORD FOR WORD: William Campbell versus Zakir Naik Daily Times. Retrieved on 2009-07-30.
  18. ^ One man’s belief is another’s shackle by Khuswant Singh,
  19. ^ Why Muslims lag behind by Khuswant Singh,
  20. ^ "Second opinion: Zakir Naik's 'reverse orientalism' —Khaled Ahmed's TV Review". Daily Times. December 16, 2003. Diakses tanggal 2007-05-20. 
  21. ^ "Islam's gender debate at the fore". Theage.com.au. Diakses tanggal 2009-08-30. 
  22. ^ "The clash of ignorance". Theage.com.au. 2005-08-06. Diakses tanggal 2009-08-30. 
  23. ^ Religious dialogue for Spiritual Enlightenment Retrieved on 2009-07-20.
  24. ^ Row over Islamic preacher - WalesOnline.co.uk
  25. ^ Katie Bodinger (2006-08-21). "Cleric's address hailed a success". Icwales.icnetwork.co.uk. Diakses tanggal 2009-08-30. 
  26. ^ Dr Zakir Naik invites Pope Benedict XVI for open interfaith dialogue - Pak Tribune, September 29, 2006
  27. ^ Pope Benedict’s Provocative Utterances op ed by Latheef Farook, South Asia News Agency, October 18, 2006
  28. ^ Justice, peace & unity: The cornerstone of Islam by Syed Neaz Ahmad, Saudi Gazette,
  29. ^ Row_over_Islamic_preachers_remarks by Mohammed Wajihuddin,Times of India
  30. ^ Zakir Naik’s Remarks on Yazid Spark Anger Among Muslims by Shahid Raza Burney ,Arab News

Pranala luar