Yosua 22

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yosua 22
Kitab Yosua lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Yosua
KategoriNevi'im
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
6

Yosua 22 (disingkat Yos 22) adalah pasal kedua puluh dua Kitab Yosua dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen yang memuat riwayat Yosua dalam memimpin orang Israel menduduki tanah Kanaan.[1] Pasal ini berisi catatan mengenai kepulangan suku Ruben, suku Gad dan suku Manasye yang setengah ke tanah milik pusaka mereka di sebelah timur sungai Yordan.[2]

Teks[sunting | sunting sumber]

Waktu[sunting | sunting sumber]

  • Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi setelah bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan,[3] dan telah berperang selama 7 tahun untuk menaklukkan tanah Kanaan (lihat Yosua 14:10). Diperkirakan setelah tahun 1400 SM.

Tempat[sunting | sunting sumber]

  • Bangsa Israel berkumpul di Silo.[4]

Struktur[sunting | sunting sumber]

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 12[sunting | sunting sumber]

Ketika hal itu terdengar oleh orang Israel, berkumpullah segenap umat Israel di Silo, untuk maju memerangi mereka. (TB)[5]

Bangsa Israel bersedia untuk maju berperang melawan saudara sebangsanya karena dikira mereka sudah membangun mezbah karena hendak memberontak kepada Tuhan (Yosua 22:10–11). Perhatikan faktor-faktor berikut:

  • 1) Yosua dan orang Israel lainnya beranggapan bahwa kekudusan dan kebenaran Allah sudah ditinggalkan (Yosua 22:12,16,18; bandingkan Imamat 17:8–9; Ulangan 13:12–15); mereka bersedia memerangi bangsanya sendiri demi membela kebenaran dan kesucian Allah (bandingkan Efesus 4:15).
  • 2) Untuk menunjukkan kasih mereka kepada sesama orang Israel, Yosua dan kelompoknya mula-mula mengirim utusan untuk berusaha menyelesaikan persoalan dan menjadi rujuk kembali (Yosua 22:13–20).
  • 3) Pengertian dan perdamaian dicapai tanpa perang (Yosua 22:21–34), dan baik kesetiaan kepada Allah maupun kasih kepada sesama berhasil dipertahankan.
  • 4) Kebenaran dan kasih terus berlanjut di bawah perjanjian yang baru. Orang percaya harus mempertahankan kebenaran dan kekudusan Allah tanpa kompromi, sedangkan pada saat bersamaan bertindak dalam kasih terhadap mereka yang harus dilawan (lihat Efesus 4:15).[6]

Ayat 34[sunting | sunting sumber]

Dan bani Ruben dan bani Gad menamai mezbah itu: Saksi, karena inilah saksi antara kita, bahwa TUHAN itulah Allah. (TB)[7]
bahasa Ibrani: ויקראו בני־ראובן ובני־גד למזבח כי עד הוא בינתינו כי יהוה האלהים׃ פ
transliterasi Ibrani: wai·yiq·re·'u be·ni-re·'u·ben u·be·ni-gad la·mez·bah ki ed hu bi·no·ti·nu ki YHWH ha·'e·lo·him. (p)

Mezbah yang didirikan di sebelah timur Yordan akan berfungsi sebagai saksi (Ibrani: עד, ed) dan peringatan bagi angkatan yang akan datang bahwa suku-suku tersebut harus tinggal setia kepada Tuhan dan hidup bagi Dia saja. Ikatan iman yang nyata diteruskan dari keturunan kepada keturunan, seperti sebuah Alkitab khusus, sebuah hadiah, sebuah foto, sebuah tanda peringatan atau tradisi keluarga, juga dapat mengingatkan orang Kristen dan anak-anak mereka akan komitmen mereka kepada Allah.[6]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  3. ^ Yosua 4:19
  4. ^ Yosua 18:1
  5. ^ Yosua 22:12 - Sabda.org
  6. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  7. ^ Yosua 22:34 - Sabda.org

Pranala luar[sunting | sunting sumber]