Istri Karna

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Wrusali)
Karna (tengah) mempersembahkan baju zirah sakti, sementara istrinya menyaksikan dalam kegalauan ― adegan dari Mahabharata yang dilukis oleh Bamapada Banerjee.

Dalam wiracarita Hindu Mahabharata, istri Karna tidak disebutkan namanya. Dalam jilid Striparwa dari wiracarita tersebut, dia disebut sebagai ibu dari Wresasena dan Susena, putra Karna yang paling terkemuka.

Istri Karna adalah subjek fantasi, dan berbagai cerita serta cerita rakyat mengisahkan wanita yang berbeda-beda sebagai istri Karna. Dalam banyak kisah adaptasi Mahabharata masa kini, Karna menikah dengan dua wanita yang diberi nama Wrusali dan Supriya. Drama Tamil "Karna Moksham" mengisahkan Ponnuruvi sebagai istrinya. drama daerah Kashidasi Mahabharata menyebutnya Padmawati, sedangkan menurut versi Pewayangan Jawa nama istri Karna adalah Surtikanti.

Catatan dalam Mahabharata[sunting | sunting sumber]

Istri Karna jarang disebutkan dalam cerita aslinya. Meskipun disebutkan, ia muncul sebagai tokoh tanpa nama. Dalam buku Udyogaparwa dikisahkan suatu persuasi yang dilakukan oleh Kresna agar Karna berada di pihak Pandawa, tetapi ia menolak karena kesetiannya kepada Duryodana, juga terhadap keluarganya. Sambil menjelaskan komitmen terhadap orang tua angkatnya, Karna menyebutkan bahwa ia memiliki istri-istri:[1]

Dalam buku Striparwa, Gandari, ibu dari Duryodana (tokoh antagonis Mahabharata), menarasikan kesedihan para wanita yang ditinggalkan oleh suami dan putra mereka setelah berakhirnya Perang Kurukshetra. Kesedihan istri Karna pun diuraikannya:[1]

Dalam karya terinsiprasi Mahabharata[sunting | sunting sumber]

Wrusali[sunting | sunting sumber]

Wrusali (Dewanagari: वृशलि; ,IASTVruśali,; juga dieja Wrisali) adalah istri Karna yang berasal dari kelompok Suta (kusir) sebagaimana yang tercatat dalam novel berbahasa Marathi Radheya karya Ranjit Desai, dan Mritunjaya karya Shivaji Sawant).[4] Nama tersebut menjadi populer pada masa kini karena disebutkan dalam banyak karya adaptasi modern yang menceritakan kehidupan Karna.[5][6] Menurut cerita, Wrusali adalah teman baik Karna sejak kecil. Ketika Karna cukup dewasa, Adirata memilihnya sebagai istri untuk putranya. Dia digambarkan sebagai wanita bijaksana dan saleh. Pasangan itu memiliki beberapa anak. Dari beberapa anak, hanya si bungsu Wresaketu yang selamat dari pertempuran mengerikan di Kurukshetra. Setelah kematian putra dan suaminya, dia mengakhiri hidup dengan cara ikut dikremasi bersama suaminya (sati).[4][7]

Supriya[sunting | sunting sumber]

Supriya (Dewanagari: सुप्रिया; ,IASTSupriyā, सुप्रिया) dianggap sebagai istri kedua Karna, yang pertama adalah Wrusali. Menurut Pradip Bhattacharya, Supriya adalah ciptaan Shivaji Sawant dan namanya mirip dengan Subadra, istri dari saingan Karna yaitu Arjuna.[4] Dalam Mritunjaya, Supriya adalah pelayan Banowati (Banumati), putri Kalingga. Ketika Raja Kalingga mengadakan sayembara untuk memperebutkan Banowati, Duryodana menculik Banowati dengan bantuan Karna dan menikahinya. Duryodana menikahkan pelayan Banowati, yaitu Supriya dengan Karna.[4]

Padmawati[sunting | sunting sumber]

Dalam Kashidasi Mahabharat (Mahabharata yang diadaptasi ke dalam versi bahasa Bengali), Padmawati (Dewanagari: पद्मवती; ,IASTPadmavatī,Bengali: পদ্মাবতী) adalah istri Karna. Dia adalah pelayan putri Asawari. Mereka diselamatkan oleh Karna dari sejumlah penyerang. Ketika Karna meminta restu ayah Asawari, yaitu sang raja untuk menikahi putrinya, ia menerima penolakan. Kemudian, Karna menyerang raja-raja di sayembara memperebutkan Asawari. Karna bertanya apakah Asawari bersedia menikahinya. Asawari berkata bahwa dia akan melakukan apa pun asalkan ayahnya selamat. Alih-alih Asawari, Karna meminta agar pelayan Asawari yang bernama Padmawati untuk dinikahi. Padmawati pun menikahinya dan tinggal di Kerajaan Angga bersamanya.

Ponnuruvi[sunting | sunting sumber]

Ponnuruvi (Dewanagari: पोन्नुरुवी; ,IASTPonnuruvī,Tamil: பொன்னுருவி) adalah istri Karna (terkadang digambarkan sebagai istri kedua atau istri pertama Karna), dalam Karna Moksham dari Kattaikkuttu, sebuah drama Tamil yang ditulis oleh Pukalentippulavar sekitar 2000 tahun lalu. Dia memainkan peran utama di dalamnya dan digambarkan sebagai seorang putri dari golongan kesatria (prajurit).[8] Dalam lakon tersebut, dia adalah putri Raja Kalingga dan kisah pernikahannya mirip dengan narasi Mahabharata tentang penculikan putri dari Kalingga. Meskipun dalam kisah aslinya sang putri menikahi Duryodana, dalam cerita rakyat ini dia diberi nama Ponnuruvi dan menikah dengan Karna karena Karna-lah yang membawanya kabur selama penculikan.[9]

Karna Moksham menggambarkannya sebagai orang yang kasar terhadap Karna karena Karna tidak berterus terang akan asal-usulnya, dan dia percaya bahwa Karna pasti berasal dari keluarga berkasta rendah. Dia bahkan tidak membiarkan Karna menyentuh putranya. Namun, ketika Karna mengungkapkan asal-usulnya sebelum berangkat menuju medan Perang Kurukshetra, sikapnya berubah drastis dan dia meminta maaf. Dia menasihati Karna untuk tidak membunuh Pandawa (saudara tiri Karna). Dia juga meminta Karna untuk tidak lagi berada di pihak Duryodana. Namun Karna menolak karena percaya Duryodana adalah teman sejatinya. Setelah Karna gugur dalam perang, Ponnuruvi meratapi kematiannya. Ponnuruvi juga disebut sebagai inspirasi terciptanya karakter Uruvi dalam novel Karna's Wife: The Outcast's Queen yang ditulis oleh Kavita Kane, yang lalu diangkat menjadi serial Karn Sangini.[10]

Surtikanti[sunting | sunting sumber]

Menurut versi pewayangan Jawa, istri Karna bernama Surtikanti (Jawa: ꦱꦸꦂꦠꦶꦏꦤ꧀ꦠꦶ), putri Salya, raja kerajaan Mandaraka. Dikisahkan bahwa meskipun Karna mengabdi pada Duryodana, tetapi ia berani menculik calon istri pemimpin Korawa tersebut yang bernama Surtikanti putri Salya. Keduanya memang terlibat hubungan asmara. Orang yang bisa menangkap Karna tidak lain adalah Arjuna. Pertarungan keduanya kemudian dilerai oleh Narada dengan menceritakan kisah pembuangan Karna sewaktu bayi dulu. Karna dan Arjuna kemudian bersama-sama menumpas pemberontakan Kalakarna raja Awangga, seorang bawahan Duryodana. Atas jasanya itu, Duryodana merelakan Surtikanti menjadi istri Karna, bahkan Karna pun diangkat sebagai Raja Awangga menggantikan Kalakarna. Dari perkawinan itu lahir dua orang putra bernama Wresasena dan Warsakusuma. Setelah Karna gugur di medan Bharatayuddha, Surtikanti bunuh diri untuk mengikuti suaminya.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b McGrath, Kevin (2004-01-01). The Sanskrit Hero: Karṇa in Epic Mahābhārata (dalam bahasa Inggris). BRILL. hlm. 114. ISBN 978-90-04-13729-5. 
  2. ^ "The Mahabharata, Book 5: Udyoga Parva: Bhagwat Yana Parva: Section CXLI". www.sacred-texts.com. Diakses tanggal 2021-01-23. 
  3. ^ Kisari Mohan Ganguli (1883–1896). "The Mahabharata, Book 11: Stri Parva: Stri-vilapa-parva: Section 21". www.sacred-texts.com. 
  4. ^ a b c d "The Novel As Epic by Pradip Bhattacharya". www.boloji.com. Diakses tanggal 2021-07-17. 
  5. ^ Krishnan, S. A. (2017-07-01). Karna, the son of Kunti: Stories from the Mahabharatha (dalam bahasa Inggris). SA Krishnan. 
  6. ^ Kotru, Umesh; Zutshi, Ashutosh (2015-03-01). Karna The Unsung Hero of the Mahabharata (dalam bahasa Inggris). One Point Six Technology Pvt Ltd. ISBN 978-93-5201-304-3. 
  7. ^ Sāvanta, Śivājī (1989). Mrityunjaya, the Death Conqueror: The Story of Karna (dalam bahasa Inggris). Writers Workshop. ISBN 978-81-7189-002-6. 
  8. ^ McGrath 2004, hlm. 132.
  9. ^ Hiltebeitel, Alf (2011-07-27). Reading the Fifth Veda: Studies on the Mahābhārata - Essays by Alf Hiltebeitel (dalam bahasa Inggris). BRILL. ISBN 978-90-04-18566-1. 
  10. ^ "Karna". Kattaikkuttu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-07-19.