Wimanjaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 26 Januari 2010 15.54 oleh Marfiadi (bicara | kontrib) (memindahkan Wimanjaya K. Liotohe ke Wimanjaya: nama populer)

Wimanjaya Keeper Liotohe (lahir 9 Mei 1933) adalah seorang guru, pengagum alm. Presiden Soekarno, yang pada 1994 menerbitkan bukunya Prima Dosa: Wimanjaya dan Rakyat Indonesia Menggugat Imperium Suharto yang terdiri atas tiga jilid. Buku ini tebalnya lebih dari 400 halaman, terbagi dalam 25 bab. Sampulnya dari karton manila, sementara isinya diperbanyak dengan fotokopi. Menurut penulisnya, hal ini disebabkan karena tidak ada penerbit yang mau menerbitkannya.

Prima Dosa berisi daftar kesalahan (dosa) Presiden Soeharto dengan pemerintahan Orde Barunya.

Buku ini diikuti dengan kelanjutannya, Prima Dusta.

Orang-orang yang dekat dengan Soeharto menganggap Wimanjaya telah memfitnah Presiden. Sementara itu, Ketua MUI, Hasan Basri mendesak agar Wimanjaya tidak dilepaskan dari tuntutan hukum "meskipun misalnya ternyata ia tidak waras." Hasan Basri mengatakan bahwa Wimanjaya telah menghina Presiden Soeharto dan seluruh umat Muslim di Indonesia.

Akibat

Akibat penerbitan bukunya itu, pada 13 April 1994, Wimanjaya diinterogasi oleh polisi, sementara bukunya dilarang beredar sejak Januari tahun yang sama. Wimanjaya ditahan sementara waktu dan diancam kurungan hingga tujuh tahun empat bulan karena menghina presiden, namun kemudian ia dilepaskan.

Keterlibatan politik selanjutnya

Pada 1997, Wimanjaya mencalonkan dirinya sebagai Wakil Presiden. Karena hal ini, ia kembali ditahan oleh pemerintah Orde Baru.

Pada 1999 Wimanjaya mendirikan sebuah partai politik, yaitu "Partai Prima".

Pengampunan

Pada 2001 Presiden Abdurrahman Wahid memberikan kepadanya amnesti dan abolisi, melalui Keppres R.I. No. 88/2001.

Karya tulis lain

  • H.M. Iwan Gayo (ed.), "30 bohong besar Soeharto", Jakarta: Upaya Warga Negara, 1998

Bacaan lebih lanjut

  • Wimanjaya K. Liotohe, "Prima Dosa: Wimanjaya dan Rakyat Indonesia Menggugat Imperium Suharto", Jakarta, Yayasan Eka Fakta Kata, 2000.

Pranala luar