Waduk Gunung Rowo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Waduk Gunung Rowo
LokasiSitiluhur, Gembong, Pati, Jawa Tengah
Koordinat6°39′20″S 110°57′51″E / 6.655456°S 110.964154°E / -6.655456; 110.964154Koordinat: 6°39′20″S 110°57′51″E / 6.655456°S 110.964154°E / -6.655456; 110.964154
KegunaanIrigasi
StatusDigunakan
Mulai dibangun1918
Mulai dioperasikan1925
PemilikKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KontraktorPemerintah Hindia Belanda
PerancangPemerintah Hindia Belanda
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganUrugan
Tinggi20,5 m
Panjang185 m
Lebar puncak5 m
Volume bendungan34.500 m3
Ketinggian di puncak322 mdpl
MembendungSungai Gunung Rowo
Jumlah pelimpah1
Tipe pelimpahOgee
Kapasitas pelimpah26,55 m3 / detik
Waduk
Kapasitas normal5.160.000 m3
Kapasitas aktif5.000.000 m3
Kapasitas nonaktif160.000 m3
Luas tangkapan10,45 km2[1]
Peta

Waduk Gunung Rowo adalah sebuah waduk yang terletak di Pati, Jawa Tengah. Waduk ini terletak di antara sejumlah bukit di lereng Gunung Muria sisi timur. Luas genangan waduk ini mencapai sekitar 320 hektar. Waduk ini mulai dioperasikan pada tahun 1925.

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Waduk ini dapat menampung air sebanyak hampir 5,2 juta meter kubik dan juga berfungsi sebagai pendukung bagi Waduk Seloromo. Dulu, Waduk Gunung Rowo dan Waduk Seloromo dapat mengairi lahan pertanian seluas sekitar 10.000 hektar di Margorejo, Gembong, Wedarijaksa, Juwana, Tlogowungu, dan Pati.

Waduk ini juga dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk mencari ikan, sehingga terdapat sejumlah warung olahan ikan di sekitar waduk ini dengan harga terjangkau.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Selain sebagai sarana penampungan air, waduk ini juga berfungsi sebagai salah satu destinasi wisata di Pati, meskipun belum dikelola dengan baik.

Di sebelah timur waduk ini, terdapat tanggul penahan air yang sekaligus berfungsi sebagai jalan untuk kendaraan yang melintasi waduk. Bila melintas di atas tanggul dan menghadap ke timur, pelintas dapat melihat Laut Jawa secara jelas apabila cuaca sedang dalam kondisi cerah.

Pada musim hujan, volume air di waduk ini akan bertambah. Pada saat itu, pengunjung juga dapat melihat pantulan Gunung Muria di permukaan air waduk ini.

Waduk ini sangat mudah dijangkau dari pusat kota Pati, dengan banyaknya angkutan kota yang melintas di depan pintu masuk waduk ini hingga sore hari. Pengunjung yang membawa kendaraan pribadi juga dimudahkan, karena tidak banyak persimpangan yang harus dilalui dan cukup mengikuti jalan raya yang menuju ke waduk ini.

Di sisi atas waduk, terdapat sebuah bumi perkemahan yang pernah digunakan sebagai lokasi penyelenggaraan Jambore Daerah Gerakan Pramuka Kwarda Jawa Tengah tahun 1992.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 108. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]