Bobotoh

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Viking Persib Club)
Bobotoh
Bobotoh di Senayan, Jakarta pada tahun 1985
Didirikan1933[butuh rujukan]
JenisSuporter sepak bola
Klub kebanggaanPersib Bandung
StadionStadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung
TribunSemua tribun
Tokoh pentingAyi Beutik
Sub Kelompok
  • Viking Persib Club
  • Bomber Persib
  • 26ccBoys Ultras
  • Northern Wall 20
  • Frontline Boys 33
Warna KebesaranBiru
Websitebobotoh.id

Bobotoh adalah kelompok pendukung (supporter) klub sepak bola Persib Bandung, yang berkompetisi di Liga 1 Indonesia dan merupakan kelompok suporter sepak bola terbesar di Indonesia, Asia Tenggara dan nomor 23 di dunia.[1]

Bobotoh mengacu pada semua kelompok suporter Persib Bandung yang berada di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

Bobotoh atau pendukung Persib Bandung mempunyai sub-kelompok diantaranya Viking Persib Club (VPC), Bomber Persib, 26cc Boys, Frontline Boys 33, Northern Wall 20. Selain itu di lengkungan tribun utara disebut Gate of Unite karena ada beberapa kelompok di tribun tersebut.

Arti nama[sunting | sunting sumber]

Bobotoh berasal dari bahasa Sunda, yang dalam kamus bahasa Sunda karya R. Satjadibrata (2011), berarti “orang yang menghidupkan semangat kepada orang yang hendak berkelahi (atau binatang yang hendak diadu), suporter“.

Dari definisi tersebut bisa disimpulkan jika Bobotoh pada awalnya memiliki makna luas, karena perkelahian atau persaingan untuk menjadi pemenang tidak hanya terjadi di dalam sepak bola.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Bobotoh mengibarkan bendera biru putih di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta

Keterikatan masyarakat Sunda dengan sepak bola diyakini berjalan dengan semakin populernya cabang olahraga Sepak Bola di antara para pengguna bahasa Sunda. Sepak bola di Jawa Barat tidak akan lepas dari Persib Bandung yang lahir dan berkembang di Kota Bandung—ibukota provinsi.

Sejak berdiri Persib Bandung klub sepak bola ini memiliki sejarah panjang. Klub ini muncul pada era perjuangan kemerdekaan RI Indonesia, diawali dengan kehadiran BIVB (Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond) di Bandung pada tahun 1923 dengan Syamsudin sebagai ketua.

Tahun 1930-an[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1933, BIVB mengikuti kompetisi Perserikatan, tapi secara perlahan mulai menghilang. Sejak itu, istilah Bobotoh sudah banyak dipakai karena di dalam menjalani pertandingan, BIVB mendapat dukungan langsung dari orang yang datang ke Stadion atau Lapangan Tegallega.

Seiring dengan berjalannya waktu, BIVB mulai meredup. Mereka tercatat kalah dari VIJ (Voetbalbond Indonesia Jacatra) Jakarta pada laga final Perserikatan pada tahun 1933. Di tahun yang sama, PSIB (Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung) dan National Voetball Bond (NVB) muncul di Bandung dan sepakat menyatu dengan nama Persib di bawah pimpinan Anwar St. Pamoentjak.

Seiring perkembangan sebagai pendukung Persib terasa ketika Persib mencatatkan sejarah untuk pertama kalinya menjadi juara Kejuaraan Nasional tahun 1937. Catatan itu diukir setelah Persib mengalahkan Persis Solo dengan skor 2-1 pada partai puncak di Stadion Sriwedari, Solo. Tidak sedikit para pendukung dari Bandung yang melakukan tour ke Stadion Sriwedari di Solo untuk mendukung secara langsung. Setelah rombongan pemain tiba di Stasiun Bandung mereka disambut oleh Bobotoh dan diarak keliling kota, yang jadi awal tradisi konvoi Juara. Tercatat pada media massa khusus olahraga pada tahun 1937 yang diterbitkan oleh Oto Iskandar di Nata para pendukung Persib atau Bobotoh sudah hadir dan mendukung Persib di Lapangan Tegallega, Bandung.[2]

Tahun 1950-1990[sunting | sunting sumber]

Sepak bola terus berkembang mengikuti kondisi politik dan pemerintahan di dalam negeri terutama dengan dibentuknya NKRI pada tahun 1950. Di saat itu juga, PSSI menggelar Kongres yang dimeriahkan dengan sebuah turnamen, dimana Persib keluar sebagai juaranya setelah mengalahkan Persebaya dengan skor akhir 2-0.

Persib kembali menggapai prestasi dengan keluar sebagai juara Kejurnas PSSI tahun 1961 dan ajang prestisius, kompetisi Perserikatan tahun 1986. Di ratusan puluh ribu Bobotoh yang hadir , Persib sukses mengalahkan Perseman Manokwari dengan skor akhir 1-0 di hadapan sekitar 150 ribu Bobotoh yang hadir berbondong bondong langsung ke Stadion Utama Senayan, Jakarta.[3]

Prestasi demi prestasi diraih Persib dan membuat dukungan kepada tim itu pun kian membesar dengan membuat sebuah organisasi bernama Persib Fans Club pada tahun 1986. Secara turun temurun, Bobotoh memberikan dukungannya kepada Persib. Mereka tersebar tidak hanya di Bandung dan sekitarnya tapi juga hingga Jawa Barat dan banyak tempat lainnya di luar itu. Kesamaan ini yang lantas membuat para anak muda, yang mendapat pengaruh dari luar negeri seperti Inggris dan Italia.

Tahun 1990-an[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1990 media cetak lokal atau nasional mulai mempopulerkan nama Bobotoh sebagai pendukung klub sepak bola Persib Bandung, pendukung Persib yang semakin berkembang mulai banyak membentuk sebuah kelompok kecil di setiap tribun Stadion Siliwangi. Pada akhir 90-an pengaruh dari luar negeri sudah mulai masuk, Bobotoh banyak meniru cara mendukung suporter luar negeri seperti di Inggris atau Itali, pengaruh tersebut terjadi mulai dari membentuk sebuah kelompok hooliganisme, penampilan dan chants.

Tahun 2000-an[sunting | sunting sumber]

Bobotoh menggunakan flare di Stadion Si Jalak Harupat.

Dari banyak kelompok kecil pendukung Persib, Bobotoh mulai membentuk sebuah organisasi yang diatur oleh beberapa induk, sehingga kini kelompok tersebut menjadi besar dan tidak terpecah belah di setiap tribun. Salah satu kelompok yang sudah ada adalah Viking Persib Club (VPC) yang berdiri pada tahun 1993 diawali dengan kelompok kecil yang bersatu dari berbagai kelompok hingga kini menjadi besar diantara kelompok Bobotoh lainnya.[4]

Invasi[sunting | sunting sumber]

Pada era Perserikatan sebelum tahun 2000, Bobotoh selalu memenuhi Stadion Senayan (GBK), Jakarta, namun karena keterbatasan keamanan dan rivalitas yang semakin memanas dengan pendukung Persija Jakarta akhirnya Bobotoh tidak diperbolehkan untuk melakukan tandang, hingga yang terakhir pada tahun 2015 ketika Persib melawan Sriwijaya FC di final Piala Presiden.[5]

Tahun 1985[sunting | sunting sumber]

Persib Bandung vs PSMS Medan, Stadion Senayan, Jakarta. Pendukung mereka pernah menciptakan rekor jumlah penonton terbanyak sepanjang sejarah sepak bola indonesia ketika memenuhi Senayan, Jakarta pada final Perserikatan 1985. Menurut dokumen majalah Tempo, kala itu sebanyak 150 ribu penonton hadir di Senayan dan mayoritas diantaranya adalah pendukung Persib, bahkan pertandingan tersebut tercatat di AFC sebagai pertandingan amatir terbesar dan paling banyak di tonton di dunia.[6]

Tahun 1995[sunting | sunting sumber]

Persib Bandung vs Petrokimia, Senayan, Jakarta. Pada Liga Indonesia mereka pernah memenuhi Senayan, Jakarta dengan penonton terbesar sepanjang era sepak bola profesional indonesia, kejadian itu terjadi pada tahun 1995 saat final Liga Indonesia Persib Bandung bertemu Petrokimia di SUGBK, total sekitar 120 ribu penonton hadir memenuhi stadion terbesar di Indonesia tersebut.[7]

Tahun 2014[sunting | sunting sumber]

Persib Bandung vs. Persipura Jayapura, Stadion Jakabaring, Palembang. Pertandingan final ini merupakan gelar penting bagi pendukungnya setelah 19 tahun tidak mengangkat trofi, Bobotoh memenuhi tribun timur Stadion Jakabaring mereka berangkat dari berbagai daerah di Jawa Barat menggunakan bus dan tidak sedikit menggunakan transportasi pesawat terbang, sekitar 685.3 km dari Bandung menuju Palembang melintasi Selat Sunda pembatas pulau Jawa dan Sumatera, hingga kepulangan mereka terjadinya bus hancur dan beberapa orang terluka karena penyerangan yang di lakukan di Jakarta oleh basis pendukung rival mereka.

Tahun 2015[sunting | sunting sumber]

Persib Bandung vs. Sriwijaya FC di Stadion Gelora Bung Karno setelah menjuarai Liga Super Indonesia, Persib kembali melaju ke babak final Piala Presiden, pendukung Persib kembali memenuhi stadion dengan 75.000rb penonton hadir dan mayoritas pendukung Persib.[8]

Rivalitas[sunting | sunting sumber]

El Classico Indonesia[sunting | sunting sumber]

Persaingan terlama dan terdalam Persib Bandung adalah dengan tetangga terdekat mereka Persija Jakarta juga dengan pendukung The Jakmania, pertandingan antara keduanya disebut sebagai El Classico Indonesia. Persaingan antara Persib Bandung dan Persija Jakarta selalu menjadi pertemuan sengit, dan sangat ditunggu di sepak bola Indonesia.

Persib Bandung juga mempunyai rivalitas melawan PSMS Medan (Derbi Indonesia Klasik), PSM Makassar dan Persebaya Surabaya sejak Perserikatan, yang juga dianggap sebagai derby besar. Selain itu, Persib Bandung dengan PSMS Medan memiliki persaingan yang kuat di lapangan sejak akhir 1980-an, yang semakin intensif pada 1990-an karena kedua klub mulai sering bersaing memperebutkan gelar Perserikatan, namun para pendukung mereka tidak pernah terjadi kerusuhan.

Persahabatan[sunting | sunting sumber]

Bobotoh - Bonek[sunting | sunting sumber]

1990 (Kerusuhan)[sunting | sunting sumber]

Pada Perserikatan kedua suporter tersebut merupakan musuh terbesar karena persaingan klub, kerusuhan yang pernah terjadi pada babak final Persib vs Persebaya Divisi Utama PSSI 1989-90 di Stadion Utama Senayan, Jakarta. Pada saat itu Persebaya tertinggal 2-0 dari Persib Bandung dimana permainan Persebaya sangat membosankan yang membuat Bonek menjadi agresif, tidak diketahui dari mana yang memulai namun acungan kepalan tangan dari Bonek mengarah ke pendukung Persib berkali kali, terdapat bahwa sepanduk Persebaya juga di turunkan membuat Bonek semakin agresif, hingga akhirnya kedua pendukung membongkar tribun kayu sebagai alat pukul dan lantai sebagai batu untuk di lempar kepada lawan, Bobotoh tidak kalah agresif bahkan mengepung suporter Persebaya hingga 2000 personil Polisi mengamankan pada pertandingan tersebut. Pertandingan dimenangkan oleh Persib hingga nyanyian Halo, Halo Bandung dan bendera Biru Putih berkibar di dalam Stadion Senayan.

2003 - sekarang (Persahabatan)[sunting | sunting sumber]

Pada babak Play-off Divisi Utama Liga Indonesia 2003 di Stadion Manahan, Solo. Pada saat itu ada ikrar suporter untuk bersatu, ikrar tersebut di ikuti oleh Viking, Bonek, Pasoepati, La Mania dan Brajamusti. Ketika itu Bobotoh di temani oleh Bonek saat berjalan jalan ke kota Solo, di saat itu kedua kelompok suporter tersebut akrab. Kejadian di pertandingan Persib melawan Perseden Denpasar membuat hubungan Bobotoh dan Bonek semakin erat, Bobotoh yang di dampingi oleh Bonek dan suporter Perseden di bantu oleh Pasoepati. Pada saat itu hubungan mereka sangat erat sampai sekarang dan mereka bisa membuktikan, bahwa suporter yang sama kuatnya bisa bersatu di Stadion dan memberikan contoh untuk suporter lain di Indonesia.

Selain dengan Bonek, mereka juga turut menjalin hubungan baik dengan beberapa suporter di Indonesia diantaranya dengan pendukung Persikabo Bogor, Persita Tangerang dan PSS Sleman.

Tradisi[sunting | sunting sumber]

Warisan Karuhun (Warisan Leluhur)[sunting | sunting sumber]

Para pendukung Persib Bandung memiliki tradisi yang mewariskan kepada anak dan cucu mereka untuk mendukung Persib Bandung sejak Perserikatan, sering kali di stadion mereka membawa anak laki laki untuk melihat pertandingan Persib.

Tokoh penting dari seorang Bobotoh juga memiliki julukan panglima yaitu alm. Ayi Beutik yang memberikan nama kepada anak mereka dengan nama Jayalah Persibku yaitu seorang laki-laki dan Usab Perning (sebutan nama Persib pada jaman 1980an) sebagai seorang perempuan.

Salah satu seorang Bobotoh dari Tasikmalaya juga turut memberi nama anaknya yaitu Persib Satu Sembilan Tiga Tiga karena rasa cinta mereka terhadap klub kebanggaan Jawa Barat.[9]

Wasit[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1985 sebuah pertandinhan yang besar yang mengacu pada reputasi pertandingan Persib vs PSMS Medan pada tahun 1985 di Stadion Senayan (GBK) membuat terikan "Wasit Goblog" terlontar oleh Bobotoh hingga sampai saat ini jika pertandingan yang merugikan klub mereka karena keadilan wasit, hingga kini banyak kelompok suporter Indonesia lainnya yang juga turut meniru teriakan tersebut.

Tradisional[sunting | sunting sumber]

Para pendukung Persib pada jaman Perserikatan atau mereka sebut Ngabobotohan secara tradisional yaitu dengan ciri khasnya menggunakan ikat kepala, bendera, dan sepanduk dukungan, namun karena berkembangnya jaman setelah akhir tahun 1990an mulai berubah.

Musik[sunting | sunting sumber]

Kota Bandung terkenal paling kreatif di Indonesia, banyak musisi tokoh/artis yang lahir di Bandung, pada pertengahan tahun 80-an musisi asal Bandung memberikan karyanya sebuah penghormatan terhadap Persib. Mulai pada tahun 1985-86 musisi legendaris asal Bandung membawakan lagu `Kami Cinta Persib` karya Dion Hutabarat, lagu tersebut sangat populer dan selalu di putar awal dan jeda pertandingan di Stadion Silliwangi. Setelah itu muncul beberapa musisi lainnya, seperti Bimbo yang membawakan lagu Jayalah Persibku dan yang fenomenal adalah seniman besar Kang Ibing yang membawakan lagu `Maung Bandung`, dari lagu tersebut juga Persib Bandung mempunyai julukan baru selain Pangeran Biru yang memang sudah ada.

Tahun 2002 Viking Compilation[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2002, Viking Persib sebuah organisasi dari Bobotoh membuat gerakan dengan membuat album kompilasi untuk Persib, beberapa band besar seperti Koil, Harapan Jaya turut menyumbangkan karyanya, sementara Pas Band juga turut menyumbangkan karyanya yang sebelumnya pernah di muat di album mereka sendiri, di album pertama ini cenderung banyak mengandalkan jenis musik keras dan membakar semangat selerea anak muda pada saat itu

Tahun 2003 Viking Compilation Jilid 2[sunting | sunting sumber]

Beberapa tahun kemudian Viking Persib Club merilis kembali album Viking Compilation Jilid 2, dalam album ini banyak varian jenis musik yang beragam, seniman besarpun turut berperan seperti Mocca yang mewakili jenis musik anak muda dan seniman legendaris Sunda seperti Kang Ibing dan Doel Sumbang. Di luar album kompilasi Viking, masih banyak musisi lain yang membuat lagu tentang Persib, baik yang di sisipkan di album mereka atau yang di rilis secara single.

Berikut beberapa musisi/band yang membuat lagu tentang Persib : Kuburan Band - We Will Stay Behind You, Pas Band - Aing Pendukung Persib, Andi /Rif - Viva Persib, Seurius - Sihung Maung Bandung, Pascodex - Persib Juara.

Album Extra Times I dan II[sunting | sunting sumber]

Tidak hanya kelompok dari Viking Persib Club namun juga Bobotoh Casuals juga turut membuat album kompilasi dari anggota penggemar mereka.

Kelompok pendukung[sunting | sunting sumber]

Persib Bandung adalah klub dengan kelompok pendukung tertua di Indonesia, Viking Persib Club (VPC), dan merupakan klub dengan kelompok pendukung terbanyak. Mereka mendukung klub tidak hanya di sepak bola, tetapi juga di futsal, bola tangan, bola basket, hoki rol, bola voli, dan olahraga lainnya yang dipraktikkan di Bandung.

Beberapa kelompok pendukung memiliki anggota yang terorganisir dan beberapa kelompok pendukung yang tidak terorganisir, pengaruh dari luar negeri membuat kelompok hooliganisme di Indonesia mulai berkembang.

Viking Persib Club[sunting | sunting sumber]

Viking Persib Club
PanggilanViking
Didirikan17 Juli 1993
SloganJanji Untuk Sebuah Kehormatan
TribunTribun Timur dan Selatan
KetuaTobias Ginanjar
Tokoh pentingAyi Beutik Yana Umar
Warna KebesaranBiru
AfiliasiBonek, Kabomania
Websitevikingpersib.net


Viking Persib Club disingkat VPC sudah ada sebelum organisasi dan kelompok suporter klub lain di Indonesia mulai menjamur pada akhir 1990-an, kelompok suporter Persib dengan jumlah anggota resmi terbesar ini sudah mendeklarasikan diri pada 17 Juli 1993.

BOMBER[sunting | sunting sumber]

Bobotoh Maung Bandung Bersatu
PanggilanBomber
SingkatanBobotoh Maung Bandung Bersatu
Didirikan3 Agustus 2001
SloganKami Bersatu Demi Maung Bandung
LokasiBandung
TribunTribun Selatan
KetuaDian Purnama SE. MM
Tokoh pentingMang AeM

Mediaswara

Yudi Kadal
Warna KebesaranBiru
AfiliasiBonek


Bomber atau Bomber Persib adalah sebuah kelompok pendukung yang berada di tribun selatan. Sejak tahun 90an, Bomber mulai di rintis dari perkumpulan atau komunitas dan kemudian ikut berafiliasi, lalu mendeklarasikan nama Bomber di Hotel Santika Bandung, 03 Agustus 2001.

26CCBOYS[sunting | sunting sumber]

26CCBOYS
PanggilanBobotoh Ultras/Bobotoh Famiglia
Sejak2013
TribunTribun Utara Kanan
Warna KebesaranHitam

26CCBOYS adalah sebuah kelompok Ultras yang sudah ada sejak tahun 2013.

Flowers City Casuals[sunting | sunting sumber]

Flowers City Casuals
PanggilanBobotoh Casuals
Sejak2005
TribunTribun Utara Kiri
Warna KebesaranBiru, Putih, Hitam


Northern Wall adalah sebuah movement dari kelompok Bobotoh Casuals, mereka berada di tribun Utara kiri, bersebelahan dengan kelompok Bobotoh Famiglia/Ultras 26ccboys yang kabarnya sekarang berafiliasi dengan gaya mendukung seperti suporter di Eropa timur.

Frontline Boys[sunting | sunting sumber]

Frontline Boys
PanggilanBobotoh Frontline
Sejak2005
TribunTribun Timur Kiri
Warna KebesaranPutih


Frontline Boys adalah sebuah organisasi kelompok yang mendukung di tribun timur kiri, mereka adalah kelompok yang kritis terhadap klub dengan cara mendukung mereka berpakaian putih kombinasi biru dan juga banner atau bendera.

Catatan[sunting | sunting sumber]

  • Pada tahun 1980an Bobotoh menyebut Persib dengan sebutan Usab Perning nama ini berasal dari bahasa prokem di Bandung yang artinya Persib.[10]
  • Tokoh utama Bobotoh yaitu alm Ayi Beutik memberikan kedua anaknya bernama Jayalah Persibku dan Usab Perning.[11]
  • Pada tanggal 9 Agustus 2014 Ayi Beutik sebagai tokoh atau panglima yang berpengaruh dari tahun 1980an sampai 2014 bagi semua organisasi di dalam Bobotoh meninggal dunia.[12]
  • Bobotoh selalu hadir dan memenuhi Stadion Utama Senayan setiap final yang di gelar di Jakarta.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Persib Bandung: Kami Punya 22 Juta Fans, Nomor Satu di Asia, Nomor 23 di Dunia". Bola.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-23. 
  2. ^ Kuswara, Eris. "Sejarah Terbentuknya Bobotoh, Suporter Setia Persib Bandung". Berita Koropak - The Spirit Of Parahyangan Jawa Barat. Diakses tanggal 2021-03-24. 
  3. ^ Bola.com (2017-03-25). "Duel Persib Vs PSMS 1985, Mencuri Perhatian Dunia". bola.com. Diakses tanggal 2021-10-11. 
  4. ^ "Mengapa Suporter Persib Bandung Disebut Bobotoh? | Goal.com". www.goal.com. Diakses tanggal 2021-03-24. 
  5. ^ kompas.com/bola/read/2015/10/18/21094808/kalahkan-sriwijaya-fc-persib-juara-piala-presiden-2015
  6. ^ Sabtu, Tengku Sufiyanto; Mei 2020, 9 (2020-05-09). "Nostalgia - El Classico Persib Vs PSMS, Gerhana Matahari hingga Rekor Penonton Terbanyak di Asia". bolaskor.com. Diakses tanggal 2021-03-27. 
  7. ^ "(30 Juli 1995) PERSIB Juara Liga Indonesia I 1994-1995". persib.co.id. Diakses tanggal 2021-03-27. 
  8. ^ INDOSPORT.com (2019-03-02). "3 Pertandingan Piala Presiden dengan Penonton Membeludak". INDOSPORT.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-03. 
  9. ^ jabar.tribunnews.com/amp/2023/12/20/beri-nama-anak-persib-satu-sembilan-tiga-tiga-jadi-viral-berlaya-ini
  10. ^ https://www.indosport.com/sepakbola/amp/20180408/3-nama-anak-yang-terinspirasi-dari-klub-indonesia
  11. ^ https://persib.co.id/berita/sejarah/jayalah-persibku-dan-usab-perning-bentuk-cinta-dan-doa-mang-ayi-untuk-persib
  12. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-16. Diakses tanggal 2022-01-16. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]