Valentinius

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bagian dari seri tentang
Gnostisisme

Gnostisisme Persia
Mandaeisme
Manikheisme

Gnostisisme Suriah-Mesir
Setian
Tomasin
Valentinian
Basilidean

Para Bapak Gnostisisme Kristen
Simon Magus
Cerinthus
Marsion
Valentinius

Gnostisisme Awal
Ofit
Keni
Karpokratian
Borborit

Gnostisisme Pertengahan
Bogomil
Kathar

Teks-teks Gnostik
Perpustakaan Nag Hammadi
Kisah perbuatan Tomas
Allogenes
1 Wahyu Yakobus
2 Wahyu Yakobus
Apokrifon Yohanes
Kitab-kitab Jeu
Percakapan Juruselamat
Wahyu Koptik Paulus
Injil Koptik orang Mesir
Injil Tomas
Injil Yudas
Injil Filipus
Injil Petrus
Injil Maria
Injil Kebenaran
Wahyu Gnostik Petrus
Marsanes
Diagram Ofit
Hikmat Iman
Hikmat Yesus Kristus
Pemikiran Norea
Trimorfik Protennoia
Zostrianos

Artikel terkait
Kekristenan Esoterik
Teosofi
Gnosis

Valentinius, (juga dikenal sebagai Valentinus) (l.k. 100 - l.k. 153), adalah seorang teolog Gnostik Kristen yang paling terkenal dan berpengaruh dan untuk suatu masa tertentu paling berhasil. Ia mendirikan alirannya di Roma. Menurut Tertulianus dalam Adversus Valentinianos iv, pada tahun 143 ia adalah calon uskup Roma, tetapi ia dikalahkan oleh perbedaan suara yang sangat kecil. Tertulianus juga mengatakan bahwa Valentinius dinyatakan penyesat pada 175, beberapa tahun setelah kematiannya. "Valentinus telah hilang, tetapi orang-orang ini adalah kaum Valentinian yang muncul dari Valentinus. Di Antiokia saja hingga hari ini Axionikus menyimpan kenangan terhadap Valentinus dengan ketaatan penuh terhadap aturan-aturannya." (Tertulianus, AV). Melalui dia, Gnostisisme hampir diterima masuk ke dalam tradisi arus utama agama Kristen.

Dalam ajarannya, tempat tidur pelaminan memiliki tempat yang utama dalam versi Cinta Kasih Kristianinya. Penekanannya ini jauh berbeda dengan konsep dalam agama Kristen yang umum.

Biografi[sunting | sunting sumber]

Valentinius dilahirkan di Frebonis di Delta Nil dan belajar di Alexandria, sebuah pusat Kristen perdana penting dan kota metropolitan saat itu. Di sana diduga ia pernah mendengar filsuf Kristen Basilides dan kemudian jelas menguasai filsafat Platonisme Tengah Helenistik dan kebudayaan orang-orang Yahudi Helenis seperti alegoris dan filsuf Yahudi Alexandria, Filo Yudeus. Para pengikutnya di Alexandria mengklaim bahwa Valentinus adalah pengikut Teudas dan bahwa Teudas sendiri adalah pengikut St. Paulus dari Tarsus. Valentinius mengklaim bahwa Teudas mengajarkan kepadanya hikmat rahasia yang telah diajarkan Paulus secara pribadi kepada kalangan dekatnya, yang secara terbuka dirujuk oleh Paulus dalam hubungan dengan perjumpaan visionernya dengan Kristus yang bangkit (Roma 16:25; 1 Korintus 2:7; 2 Korintus 12:2-4; Kisah 9:9-10), ketika ia menerima ajaran rahasia daripadanya. ajaran-ajaran esoterik seperti itu tidak lagi begitu dipentingkan di Roma setelah pertengahan abad ke-2.

Valentinius mula-mula mengajar di Alexandria dan kemudian pergi ke Roma sekitar 136, pada masa Hyginus menjadi Paus, dan tinggal di sana hingga masa kepausan Paus Anicetus. Ia menjadi begitu menonjol di antara komunitas Kristen sehingga, menurut Tertulianus Adversus Valentinianos iv, Valentinius menjadi kandidat untuk uskup Roma (sekitar tahun 143) dan bahwa ia kalah dengan perbedaan suara yang sangat kecil:

"Valentinius berharap menjadi uskup karena ia sangat cakap dan pandai berbicara, tetapi orang lain yang dipilih karena ia pernah menderita sebagai seorang martir. Karena marah oleh hal ini, Valentinius memutuskan hubungan dengan gereja yang sah."[1] (Motivasi yang dijelaskan ini adalah bagian dari retorika sarkastik Tertulianus.)

Catholic Encyclopedia mengatakan Marcion mungkin juga menjadi salah satu kandidatnya pada saat yang sama. Tertulianus— yang mengembangkan kecenderungan-kencederungan ajaran sesat Montanis— melaporkan bahwa Valentinius dinyatakan sebagai penyesat pada sekitar 175 M. setelah kematiannya. Tertulianus juga menyatakan bahwa Valentinius secara pribadi bersahabat dengan Origenes. Tidak ada bukti bahwa Valentinius pernah digambarkan mengembangkan gereja Paulin yang ortodoks, tetapi ia memang kontroversial. Menurut sebuah tradisi yang belakangan, ia mengundurkan diri ke Siprus, dan di sana ia terus mengajar dan memperoleh pengikut. Ia meninggal mungkin sekitar 160 atau 161.

Para heresologis (=penulis tentang ajaran sesat) Kristen juga menulis rincian-rincian kehiudpan Valentinus yang oleh komunitas ilmiah pada masa kini dianggap tidak dapat diandalkan. Seperti yang disebutkan di atas, Tertulianus mengklaim bahwa Valentinus adalah seorang kandidat uskup Roma dan bahwa ia kalah dalam pemilihan dengan suara tipis, dan setelah itu ia berpaling kepada ajaran sesat karena kecewa. Epifanius menulis bahwa Valentinus meninggalkan iman yang sejati setelah kapalnya karam di Siprus dan menjadi gila. Selain tampaknya tidak mungkin, gambaran-gambaran ini juga kelihatan saling bertentangan.

Valentinus adalah salah satu orang Kristen perdana yang berusaha untuk menghubungkan agama Kristen dengan Platonisme. Ia mengambil konsep-konsep dualis dari dunia Platonis tentang bentuk-bentuk yang ideal (pleroma) dan dunia bawah berupa fenomena (kenoma). Dari para pemikir dan pengkhotbah pertengahan abad ke-2 yang dinyatakan sesat oleh Ireneus dan oleh orang-orang Kristen arus utama yang belakangan, hanya Marcionlah yang menonjol secara pribadi. Perlawanan ortododoks yang sezaman terhadap Valentinus muncul dari Yustinus Martir.

Ketika Valentinus masih hidup ia mempunyai banyak murid, dan sistem pemikirannya adalah yang paling menyebar dari semua bentuk Gnostisisme. Di antara para murid Valentinus yang lebih menonjol, yang betapapun tidak mengikuti pandangan gurunya secara membabi-buta, adalah Bardasanes, yang biasanya dihubungkan dengan Valentinus dalam rujuan-rujukan yang kemudian, serta Herakleon, Ptolemeus dan Marcus. Banyak dari tulisan-tulisan dari para tokoh Gnostik ini, dan sejumlah besar ringkasan dari tulisan-tulisan Valentinus, yang ada hanya dalam bentuk kutipan-kutipan yang diperlihatkan oleh para lawannya yang ortodoks, hingga 1945, ketika kotak tulisan-tulisan di Nag Hammadi mengungkapkan sebuah versi Koptik tentang Injil Kebenaran, yang, menurut Ireneus, adalah sama dengan Injil Valentinus yang disebutkan oleh Tertulianus dalam traktatnya Adversus Valentinianos.

Dalam sebuah teks yang dikenal seagai Pseudo-Anthimus, Valentinus dikutip pernah mengajarkan bahwa Allah terdiri dari tiga hypostasis (hakikat) (realitas-realitas rohani tersembunyi) dan tiga prosopa (pribadi) yang disebut Bapa, Anak dan Roh Kudus:

"Mengenai ajaran sesat para Ariomaniak, yang telah merusakkan Gereja Allah ... Maka ajarkanlah ketiga hypostasis ini, seperti halnya Valentinus si penghulu penyesat pertama kali ciptakan dalam buku yang diberinya judul 'Tentang Tiga Hakikat'. Karena dialah orang pertama yang menciptakan ketiga hakikat ini dan ketiga pribadi yaitu Bapa, anak dan Roh Kudus, dan ia ternyata telah mencurinya dari Hermes dan Plato." (Sumber: AHB Logan. Marcellus dari Ankara (Pseudo-Anthimus), 'On the Holy Church': Text, Translation and Commentary. Verses 8-9. Journal of Theological Studies, NS, Volume 51, Pt. 1, April 2000, hlm. 95 ).

Karena Valentinus telah menggunakan istilah hypostases (hakikat), namanya muncul dalam pertikaian Arianisme pada abad ke-4. Marcellus dari Ankara, yang merupakan lawan keras Arianisme tetapi juga yang menolak kepercayaan kepada Allah dalam tiga hakikat dan menganggapnya sesat (belakangan ia dikutuk karena pandangannya ini), menyerang lawan-lawannya (Tentang Gereja yang Kudus, 9) dengan menghubungkan mereka dengan:

"Valentinus, sang pemimpin dari sebuah sekte, adalah orang pertama yang menciptakan pemahaman tentang tiga keberadaan (hypostasis) yang berkelanjutan, dalam sebuah buku yang diberinya judul Tentang Tiga Hakikat. Karena, ia menciptakan pemahaman tentang tiga keberadaan yang berkelanjutan dan tiga pribadi - bapa, anak, dan roh kudus." [2]

Ajaran ini belakangan diadaptasi dalam doktrin tentang Tritunggal dari Kekristenan Nicea.

Para pengecam Valentinus[sunting | sunting sumber]

Tak lama setelah kematian Valentinus, Ireneus mulai menyusun bukunya yang tebal Melawan Ajaran Sesat (Adversus Haeresis) yang antara lain membahas Valentinus dan ajaran-ajarannya dalam beberapa bab di buku pertamanya. Seorang peneliti modern, M.T. Riley, mengamati bahwa serangan Tertulianus yang bermusuhan, Adversus Valentinianos menerjemahkan kembali sejumlah alinea dari Ireneus, tanpa menambahkan bahan-bahan orisinal [3]. Belakangan, Epifanius dari Salamis membahas dan menolaknya (Haer., XXXI).

Seperti halnya dengan semua penulis Kristen perdana yang non-tradisional, Valentinus dikenal umumnya melalui kutipan-kutipan dalam karya-karya para pengkritiknya, meskipun seorang pengikutnya dari Alexandria juga melestarikan sejumlah bagian yang fragmentaris dalam bentuk kutipan-kutipan panjang. Seorang guru Valentinian, Ptolemeus merujuk kepada "tradisi kerasulan yang kami pun telah menerimanya melalui suksesi" dalam suratnya yang bernama Surat kepada Flora. Ptolemeus dikenal hanya melalui surat ini kepada seorang perempuan Gnostik yang kaya yang bernama Flora, sementara surat ini sendiri hanya dikenal karena sepenuhnya dicantumkan dalam tulisan Epifanius Panarion. Surat ini menceritakan pandangan Gnostik mengenai Hukum Musa, dan situasi tentang Demiurgos yang berkaitan dengan hukum ini. Tidak boleh diabaikan bahwa ada kemungkinan bahwa surat ini dikarang oleh Epifanius, dalam bentuk pidato-pidato yang disusun yang sering kali dimasukkan oleh para sejarahwan kuno ke dalam mulut tokoh-tokoh mereka, sebagai cara yang singkat untuk membuat ringkasan.

Injil Kebenaran[sunting | sunting sumber]

Dalam keadaan ini, terbukalah bidang baru dalam studi-studi Valentinian ketika Perpustakaan Nag Hammadi ditemukan di Mesir pada 1945. Di antara kantung yang sangat campuran yang berisi karya-karya yang dicap "gnostik" terdapat serangkaian tulisan yang mungkin sekali berkaitan dengannya, khususnya teks Koptik yang disebut Injil Kebenaran yang secara spesifik pernah disebut sebagai karyanya oleh Ireneus (Adversus Haeresis 3.11.9). Ini adalah suatu pernyataan tentang nama Sang Bapa yang tidak dikenal. Bila seseorang mengetahuinya, maka orang tersebut akan mampu menembus cadar kebodohan yang telah memisahkan semua makhluk dari Sang Bapa. Dan Yesus Kristus sebagai Juruselamat telah menyingkapkan nama itu melalui berbagai cara yang penuh dengan bahasa yang mengandung unsur abstrak. Clyde Curry Smith menyatakan "Pengertian ini akhirnya terlalu esoterik buat konsumsi umum, dan para pengikut Valentinus kemungkinan sekali hanyalah orang-orang yang berpendidikan."

Sistem teologi[sunting | sunting sumber]

Valentinus mengaku bahwa gagasan-gagasannya berasal dari Teodas atau Teudas, seorang murid dari St. Paulus, tetapi sistemnya jelas merupakan upaya untuk melebur spekulasi-spekulasi Yunani dan Oriental yang paling fantastis dengan gagasan-gagasan Kristen. Ia khususnya mengambil banyak ajaran Plato. Dari Plato diambil paralel dengan dunia yang ideal (pleroma) dan dunia bawah berupa fenomena (kenoma). Valentinus secara bebas mengambil dari sejumlah kitab Perjanjian Baru, tetapi ia menggunakan sebuah sistem penafsiran aneh di mana para penulis kitab suci itu dijadikannya bertanggung jawab atas pandangan-pandangan kosmologis dan panteistiknya sendiri. Dalam mengembangkan sistemnya ini, ia sama sekali didominasi oleh dualisme.

Sebagai awal permulaan dari segala sesuatu, ia mengambil bentuk Makhluk yang Pertama (Primal Being) atau Bythos, yang setelah selama berabad-abad membungkam dan melakukan kontemplasi, menyebabkan hadirnya makhluk-makhluk lain melalui proses pemancaran (emanasi). Rangkaian makhluk pertama, aeon, berjumlah 30, yang mewakili 15 syzygy atau pasangan yang cocok secara seksual. Melalui kelemahan dan dosa Sakla (atau Sofia), salah satu dari aeon yang paling rendah, dunia bawah dengan ketundukannya terhadap materi pun diciptakan. Manusia, makhluk yang tertinggi di dunia bawah, ikut serta dalam sifat psikis dan hilis (materi), dan karya penebusan terdiri dalam pembebasan dari keberadaan yang lebih tinggi, yang rohani, dari perhambaannya kepada yang lebih rendah. Inilah yang dianggapanya sebagai firman dan misi Kristus dan Roh Kudus. Kristologi Valentinus teramat membingungkan. Ia tampaknya mempertahankan keberadaan tiga makhluk yang menebus, tetapi Kristus, Putra Maria, tidak mempunyai tubuh yang sesungguhnya dan tidak menderita. Sistem Valentinus sangat komprehensif dan dikembangkan untuk mencakup semua tahap pikiran dan tindakan.

Valentinian[sunting | sunting sumber]

"Valentinian" adalah nama aliran filsafat Gnostik yang berasal dari Valentinius. Ini adalah salah satu gerakan Gnostik utama, yang menyebar di seluruh dunia Romawi dan menyebabkan munculnya berbagai tulisan oleh para heresiolog (=penulis tentang ajaran sesat) Katolik. Mereka mengajarkan bahwa materi atau benda itu jahat, khususnya tubuh manusia. Mereka bahkan sering kali digambarkan tak lebih daripada sebuah ajaran sesat di lingkungan agama Kristen, dengan pandangan negatif yang ekstrem tentang kebendaan. Tokoh-tokoh Valentinian yang terkemuka antara lain adalah Herakleon, Ptolemeus, Florinus, dan Axionikus.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

 Artikel ini memuat teks dari suatu penerbitan yang sekarang berada dalam ranah publikHerbermann, Charles, ed. (1913). "nama artikel dibutuhkan". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]