Toni Rüttimann

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Toni Rüttimann, (Pontresina, 21 Agustus 1967) adalah seorang pembangun Jembatan asal Swiss yang bekerja di wilayah Afrika, Yaman, Pakistan, Asia Tenggara dan di Amerika Latin, dimana dia dikenal sebagai Toni el Suizo (Toni the Swiss).[1]

Pembangun jembatan, Toni Rüttimann - Toni el Suizo

Toni Rüttimann bekerja secara independen bersama komunitas kurang mampu, menggunakan bahan-bahan daur ulang dan tanpa memasang tarif untuk pekerjaannya.[1]

Perusahaan-perusahaan membantu dengan cara mendonasikan bahan-bahan bekas mereka dan pemerintah daerah memberikan izin dan bantuan transportasi sebagai penghargaan terhadap suatu upaya yang utamanya dilakukan oleh masyarakat. Tidak ada seorang pun yang meminta imbalan jembatan-jembatan tersebut dimiliki oleh masyarakat yang membangunnya.[2]

Jembatan-jembatan tersebut digunakan oleh pejalan kaki, hewan pikul, sepeda motor, traktor roda dua – tetapi tidak untuk mobil. Di setiap negara dimana Toni bekerja, ia membentuk sebuah tim kecil yang terdiri dari tukang las lokal dan mencari “mitra pembangun jembatan” yang akan diajarkan keahliannya dan yang pada nantinya akan melakukan tugas-tugas perawatan terhadap jembatan yang dibangun.[3]

Toni tidak memiliki rumah tinggal: ia selalu membawa semua yang ia perlukan dalam dua tas. Satu tas untuk barang-barang pribadi dan satu tas lagi untuk laptop dan beberapa alat untuk pekerjaannya.[1][4]

Dengan bekerjasama dengan masyarakat lokal, Toni telah membangun 760 jembatan yang digunakan oleh 2 juta orang (per 22.08.2017).[5]

Biografi[sunting | sunting sumber]

Toni El Suizo dan jembatan yang terbentang di atas Sungai Aguarico, yang dibangun oleh warga desa

Permulaan di Ekuador[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1987, dua minggu sebelum menyelesaikan pendidikan SMU di Lyceum Alpinum Zuoz, Toni melihat gambar-gambar di TV mengenai kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi di Ekuador. Dia memutuskan untuk pergi ke Amerika Selatan di malam kelulusannya, membawa tabungan pribadinya dan 9000 Swiss Francs yang disumbang oleh para tetangga di Pontresina dan Engadine Valley.[1][3]

Ketika berada di wilayah bencana di Timur Laut Ekuador, Toni bertemu dengan seorang ahli hidraulis berkebangsaan Belanda. Dengan bantuan teknis dari ahli hidraulis dan dibantu oleh orang-orang dari desa Flor del Valle yang terputus dari luar oleh anak sungai Aguarico, Toni membangun sebuah jembatan gantung sepanjang 52 meter.[4]

Setelah enam bulan di Ekuador, Toni kembali ke Swiss dan memulai studinya di bidang teknik industri di Federal Institute of Technology di Zurich. Namun, tujuh minggu kemudian, Toni memutuskan untuk meninggalkan universitas dan kembali ke Ekuador untuk dapat membantu sesegera mungkin.[3][4]

Toni bersama Walter Yánez

Di wilayah Amazon dari Ekuador, Toni membangun sebuah sistem untuk membangun jembatan bersama masyarakat, hampir tidak memerlukan uang: warga desa membawa batu dan pasir, kayu dan kerja keras mereka. Toni meminta sumbangan tali kawat bekas dari rig pengeboran minyak di wilayah tersebut dan pipa sisa dari perusahaan minyak nasional Petroecuador.[6]

Dari tahun 1988 sampai 1990, Toni membangun enam jembatan. Salah satunya adalah jembatan yang terbentang sepanjang 264 meter di atas sungai Aguarico dan sampai saat ini tetap menjadi jembatan terpanjang yang dia pernah bangun.[7] Toni el Suizo adalah sebutan bagi dirinya yang diberikan oleh para petani Ekuador dan dia menemukan “puentes de chatarra” (jembatan terbuat dari bahan bekas).[1]

Di kota minyak Lago Agrio, Ekuador, Toni bertemu dengan seorang rekannya Walter Yánez, yakni seorang tukang las yang juga seorang mekanik.[4] Selama tujuh tahun ke depan, kedua sahabat ini membangun 82 jembatan lainnya di penjuru Ekuador – selalu dengan dibantu oleh penduduk setempat – dan juga 10 jembatan di Kolombia, setelah peristiwa gempa bumi Páez River tahun 1994 di volkano Nevado del Huila.[5]

Dari Ekuador ke Amerika Tengah[sunting | sunting sumber]

Jembatan internasional di Lempa River, Honduras – El Salvador

Di bulan November 1998, Toni dan Walter telah membangun 99 jembatan. Di bulan yang sama, transportasi udara bantuan dari Angkatan Udara Ekuador, dua sahabat ini bergegas untuk membantu Honduras yang terkena bencana Hurrikan Mitch, di sini mereka membangun 33 jembatan. [5] Jembatan-jembatan selanjutnya dibangun di Kosta Rika dan Nicaragua, dan juga sebuah jembatan internasional antara Honduras dan El Salvador.[5][8]

Pada tahun 2000, Toni menerima pipa-pipa untuk 29 jembatan di negara bagian Veracruz, Meksiko dari produsen pipa baja Tamsa (Tubos de Acero de México SA, saat ini disebut TenarisTamsa).[9]

Pen Sopoan dan Yin Sopul bersama Toni di Kamboja

Perjalanan ke Kamboja[sunting | sunting sumber]

Selama kunjungan ke Swiss, Toni memberikan paparan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas. Dalam salah satu acara pada tahun 2000, Toni bertemu dengan seorang pengungsi Kamboja yang meminta bantuannya atas nama orang-orang Kamboja.[2][6]

Pada bulan April 2001, Toni mulai bekerjasama dengan dua tim, yakni dengan Walter Yánez di Meksiko dan dengan dua rekan barunya asal Kamboja, Yin Sopul, mekanik, dan Pen Sopoan, supir truk, keduanya merupakan orang yang selamat dari genosida yang dilakukan oleh Kgmer Rouge.[4][6]

Lumpuh akibat Sindrom Guillain-Barré[sunting | sunting sumber]

La Lima, Veracruz, Meksiko

Pada bulan April 2002, Toni jatuh sakit akibat Sindrom Guillain–Barré yang menghancurkan mielin sistem saraf tepi, melumpuhkan otot-otot Toni.[3]

Meskipun terbaring di rumah sakit dan kemudian dipindahkan ke National Medical Rehabilitation Centre of the Princess Sirindhorn di Thailand, tetapi Toni tidak pernah berhenti bekerja. Di awal-awal, dengan menggunakan pensil dan kedua ibu jarinya, Toni membuat suatu program komputer untuk mengubah ukuran-ukuran yang dikirimkan oleh kolega-koleganya dari Meksiko dan Kamboja menjadi instruksi-instruksi yang jelas dan lengkap, sehingga mereka bisa melanjutkan pembangunan jembatan melalui jarak jauh.[2][3]

Dengan cara ini, Walter menyelesaikan 29 jembatan di Meksiko dan kemudian kembali ke Ekuador, dimana mulai dari tahun 2003, dia melanjutkan membangun jembatan-jembatan hanya di negara asalnya saja.

Jembatan di Vietnam, Laos, Myanmar, Indonesia[sunting | sunting sumber]

Jembatan lintas channel negara antara Bac Lieu dan Camau, Vietnam

Setelah dua tahun menjalani pemulihan, Toni mampu untuk berjalan lagi, kemudian dia pergi ke Vietnam.

Di provinsi Ben Tre, dengan bantuan Mai Son, pensiunan Wakil Kepala Provinsi dan mantan pejuang Vietkong, Toni membentuk tim ketiga. Mulai dari tahun 2004 sampai 2008, Toni membangun 58 jembatan di Vietnam Mekong Delta, provinsi Ben Tre, Bac Lieu, Tra Vinh dan Dong Thap.[10]

Pengangkutan pylone di Xe Xamxoy, Savannakhet, Laos

Toni berlanjut ke negara tetangga Vietnam yakni Laos dimana dia sebelumnya telah membangun tiga jembatan dengan tim asal Kamboja pada tahun 2006. Dengan supir truk asal Laos bernama Lanh dan empat tukang las, Toni membangun 42 jembatan antara tahun 2008 dan 2010.[5]

Tamansari, Jember, Jawa Timur

Di pertengahan tahun 2008, Toni pergi ke Myanmar, pada saat itu Myanmar masih terkena embargo dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Di Yangon, Toni memberikan suatu surat dan gambar-gambar jembatan yang sudah dibangun kepada seorang anggota pemerintahan dan empat hari kemudian Toni menerima otorisasi dari pemerintah pusat, Nay Pyi Taw, mengizinkan Toni untuk membangun jembatan-jembatan di Myanmar.[5]

Mulai saat itu, bersama dengan teman asal Myanmar bernama Aiklian, seorang yang asalnya tukang gali batu permata, Toni membangun jembatan-jembatan di seluruh teritori nasional Myanmar, sementara lima tukang las mempersiapkan komponen-komponen jembatan di suatu galangan kapal pemerintah di Yangon.[5]

Aiklian and Toni

Di akhir tahun 2010, Toni el Suizo memulai karyanya di Indonesia. Tenaris menyumbangkan pipa-pipa dari anak perusahaannya di Indonesia, sementara pemerintah nasional memberikan izin dan menawarkan suatu bengkel las di luar Jakarta. Angkatan Laut Indonesia dan Angkatan Darat Indonesia berkontribusi dalam sebagian besar transportasi laut di republik yang wilayahnya sangat luas ini. Namun, transportasi darat biasanya dibayarkan oleh masyarakat dimana jembatan tersebut dibangun.[1][3]

Tim Indonesia terdiri dari Suntana, yang asalnya merupakan operator pabrik konstruksi di Dubai, dan tiga tukang las. Dari tahun 2011 sampai Maret 2014, tim ini sudah membangun 30 jembatan di Pulau Jawa dan Sulawesi.[5]

Rantai pasokan[sunting | sunting sumber]

Pipa-pipadi Yangon, sumbangan dari Tenaris

Sejak tahun 2005, Tenaris, produsen pipa baja tanpa kampuh terbesar di dunia, telah menyumbangkan pipa-pipa untuk jembatan-jembatan yang dibangun Toni di seluruh dunia – pipa bekas dan pipa sisa, bahkan kadang-kadang pipa baru – dari pabrik-pabrik mereka di Italia, Argentina, Brasil, Meksiko, Kolombia dan Indonesia, termasuk pengiriman/angkutan laut jarak jauh ke destinasi akhir.[2][3][4]

Jalan jembatan dengan pelat baja kotak-kotak

Untuk jalan jembatan yang terbuat dari baja, dimulai dari tahun 2004, pelat baja kotak-kotak disumbangkan: di Vietnam dan di Ekuador oleh pemerintahan provinsi, di Laos dan Myanmar oleh pabrik asal Argentina, Ternium, produsen pelat utama Amerika Latin.[11]

Tali kawat sumbangan dari tram Swiss

Pada tahun 2005, Toni mulai menggunakan tali kawat dari kereta gantung gunung dari negara asalnya. Di Swiss, kereta gantung harus mengganti kabel dengan sering karena ketatnya regulasi pengamanan yang diterapkan oleh pemerintah.[3][12]

Dengan cara ini, Toni menerima kabel-kabel sepanjang beberapa kilometer, dengan diameter yang besar dan kualitas yang baik.[5]

Tidak semua jembatan yang dibangun Toni masih berfungsi. Di beberapa tempat, terutama di Ekuador dan Kamboja, jembatan-jembatan tersebut telah digantikan oleh jembatan kendaraan yang dibangun oleh pemerintah. Di tempat-tempat lain, jembatan-jembatan tersebut berada dalam kondisi buruk karena kurang perawatan atau bahkan hancur karena bencana alam sebagaimana yang terjadi tahun 2008 di lembah Páez River di Kolombia.[13]

Jembatan di atas Sungai Aguarico River, Ekuador

Toni selalu bekerja dengan kolega-kolega setempat sehingga masyarakat yang tertarik dapat meminta bantuan mereka untuk penggantian tali kawat atau perbaikan-perbaikan penting lainnya.

Saat ini, belum pernah ada kecelakaan yang signifikan sewaktu pembangunan jembatan-jembatan tersebut. Hal ini dikarenakan terlibatnya masyarakat setempat dalam pembangunan dan peraturan dan prosedur keselamatan yang ketat yang dipatuhi selama pra-pembuatan dan pembangunan.[5]

Tiga jembatan khusus[sunting | sunting sumber]

Jembatan di Kachin State, Myanmar

Toni el Suizo tidak memiliki jembatan favorit, tetapi dalam sebuah wawancara dengan majalah Swiss 'Schweizer Familie'[5] Toni mengingat tiga jembatan: satu jembatan terpanjang yang dia pernah bangun, terbentang sepanjang 264 meter di atas sungai Aguarico di Ekuador.[7]

Jembatan internasional di Sungai Lempa, Honduras – El Salvador

Ada juga jembatan internasional antara Honduras dan El Salvador yang menghubungkan masyarakat Mapulaca dan Victoria, dibangun oleh warga desa yang pada tahun-tahun sebelumnya saling bermusuhan.[8][12]

Pada akhirnya, sebuah jembatan dibangun dua kali di Myanmar setelah dihancurkan oleh pemberontak KIA (Kachin Independence Army) sewaktu aksi gerilya. Seorang biksu, dibantu oleh orang-orang desa pemberani berhasil dalam menyelamatkan jembatan.[5]

Kutipan[sunting | sunting sumber]

Membawa pelat baja, Laos

"Beberapa orang perlu gempa bumi untuk menyadarkan diri mereka sendiri. Saya adalah salah satu dari mereka."[1]

Seluruh desa membantu

"Hidup saya didedikasikan untuk membangun jembatan bagi orang-orang di dunia. Impian saya bukan sekadar membangun jembatan tetapi untuk menyembuhkan luka, meringankan penderitaan, mengumpulkan semua orang dari latar-belakang yang berbeda untuk menciptakan sesuatu yang indah, sesuatu yang baik."[12]

"Kekuatan jembatan-jembatan ini datang dari hati orang-orang yang membuatnya dengan tangan mereka sendiri dan juga dari jaringan tak terlihat orang-orang dari seluruh dunia yang telah memberikan dukungan nyata yang diperlukan untuk membuat upaya ini berhasil. Kekuatan ini datang dari orang-orang yang terlibat. Kekuatan harapan inilah yang muncul ketika Anda memutuskan untuk menentukan masa depan Anda sendiri, untuk mengubah hidup dan membentuk dunia di sekeliling Anda."[12]

Statistik[sunting | sunting sumber]

Statistik jembatan, diperbaharui 16.03.2022 [14]
Negara Selesai Populasi terjangkau
Kamboja 77 209 500
Indonesia 114 709 300
Laos 43 129 900
Myanmar 135 518 000
Vietnam 58 248 000
Asia 427 1 814 700
Argentina 2 3 500
Kolombia 19 30 200
Kosta Rika 14 8 000
Ekuador 332 384 200
El Salvador 1 2 500
Honduras 33 89 700
Meksiko 30 22 400
Nicaragua 4 7 700
Amerika Latin 435 548 200
Total 862 2 362 900

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

  • 1997 penerima Penghargaan Adele Duttweiler ke-23
  • 1999 penerima Penghargaan Dr. J.E. Brandenberger
  • 2000 Penghargaan Khusus Asosiasi Internasional untuk Teknik Jembatan dan Bangunan (IABSE) untuk menghargai kontribusi nyata Toni dalam pembangunan jembatan untuk orang-orang yang kurang mampu.

Mulai tahun 2001, Toni menolak untuk menerima nominasi untuk penghargaan dan hadiah. "Saya melihat diri saya di tingkat yang sama dengan orang-orang yang bekerjasama dengan saya. [...] Saya memilih untuk tidak menerima penghargaan dan tidak menghadiri gala dinner apapun."[5][14]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g (EN) Gabriella Panjaitan, Toni Rüttimann, The Bridgebuilder, Indonesia Expat, 02-12-2013.
  2. ^ a b c d (IT) Giulia Ossola, L'eroe invisibile, Corriere della Sera, 19-06-2009.
  3. ^ a b c d e f g h (EN) Esmeralda Hendrix, Toni El Suizo, Building Bridges for the poor, The Jakarta Post, Indonesia, 15-08-2011
  4. ^ a b c d e f (EN) Robert Kiener, Bridges of Love, Reader’s Digest, 2007.
  5. ^ a b c d e f g h i j k l (DE) Daniel Röthlisberger, Brücken für die Armen Diarsipkan 2014-03-24 di Wayback Machine., Schweizer Familie, 20-03-2014.
  6. ^ a b c (IT) Susanna Pesenti, Costruisco ponti dell'altro mondo nel mondo dei poveri della Terra, Eco di Bergamo, 21-11-2011
  7. ^ a b Aguarico River Bridge, Wikipedia
  8. ^ a b (ES) El Puente del Amor, El Diario de Hoy, El Salvador, 09.10.2000
  9. ^ (ES) El último idealista vuelve a Campana, Diario La Autentica Defensa, Argentina, 24-05-2009.
  10. ^ (VN) Mot nguoi Thuy Si xay giup Ben Tre 40 cau cap treo Diarsipkan 2014-10-09 di Wayback Machine., Viet Bao, Vietnam, 18-11-2006.
  11. ^ (ES) En esta historia damos sin pedir nada a cambio, Diario El Informante, Argentina, 13-03-2013.
  12. ^ a b c d (EN) Barbara Fournier, Toni El Suizo, a lifetime dedicated to building bridges, SDC Traverse, Switzerland, 29-05-2007
  13. ^ (ES) Erupción en el Volcán del Huila. Dos avalanchas destruyeron puentes y amenazan zonas ribereñas Diarsipkan 2014-09-06 di Wayback Machine., Caracol, Colombia, 20-11-2008.
  14. ^ a b "Toni Rüttimann - Hängebrückenbauer". Hängebrücken (dalam bahasa Jerman). Diakses tanggal 2022-08-05. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Slideshow berisi gambar-gambar jembatan internasional antara Honduras dan El Salvador, Dan Van der Zwalm