Teori unifikasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teori unifikasi adalah teori untuk menyatukan aneka interaksi yang sudah dikenal di alam semesta ini dalam sebuah teori. Ada banyak jenis dan tingkatan teori unifikasi. Interaksi dari gaya yang sudah dikenal di alam semesta meliputi: gaya elektromagnetik, gaya lemah, gaya kuat dan gaya gravitasi.

Pendekatan yang dipakai untuk teori unifikasi dewasa ini adalah teori medan dengan metode lagrangian.

Teori Elektromagnetik[sunting | sunting sumber]

Teori ini biasa disebut sebagai elektrodinamika kuantum (Quantum Electrodynamics - QED). Teori ini menyatukan gaya listrik dan gaya magnet sebagai penyempurnaan dari Teori Maxwell di mekanika klasik.

QED dibangun memakai metode lagrangian berbasis simetri U(1).

Teori Elektro Lemah[sunting | sunting sumber]

Teori ini menyatukan teori elektromagnetik di atas dengan gaya lemah, serta dibangun memakai metode lagrangian berbasis simetri SU(2) x U(1).

Teori Model Standar[sunting | sunting sumber]

Teori ini menggabungkan Teori Elektro Lemah di atas dengan gaya kuat atau kromodinamika kuantum (Quantum Chromodynamics - QCD) di teori medan.

Karena QCD adalah teori berbasis simetri SU(3), Model Standar dibangun memakai metode lagrangian berbasis simetri SU(3) x SU(2) x U(1).

Teori Penyatuan Agung[sunting | sunting sumber]

Teori ini biasa disebut sebagai GUT (Grand Unified Theory) yang menyatukan keempat interaksi di atas. Sampai saat ini belum ada teori yang berhasil dikembangkan, dalam arti telah dikonfirmasi oleh hasil eksperimen terkait.

Dalam kategori ini adalah teori MSUGRA (Minimal Supergravity) yang berbasis supersimetri, SU(6) GUT yang berbasis simetri SU(6),[1] SO(10) GUT yang berbasis simetri SO(10) dan lain-lain.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ A. Hartanto and L.T. Handoko, Grand Unified Theory based on the SU(6) symmetry, Physical Review D71 (2005) 095013.