Teorema Rybczynski

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teorema Rybczynski dikembangkan pada tahun 1955 oleh ekonom Inggris kelahiran Polandia, Tadeusz Rybczynski (1923–1998). Menurut teorema ini, pada harga barang yang relatif konstan, peningkatan jumlah suatu faktor (factor endowment) akan meningkatkan output sektor yang menggunakan faktor tersebut secara intensif, dan penurunan absolut output sektor lain.

Dalam konteks model Heckscher–Ohlin, perdagangan terbuka antar negara berarti perubahan persediaan faktor relatif antar negara yang dapat mengarah kepada perubahan kuantitas dan jenis output antar negara tersebut, yang akan mengarah ke kesetaraan harga input produksi seperti gaji (penyetaraan harga faktor).

Hubungan antara jumlah faktor dengan output[sunting | sunting sumber]

Teorema Rybczynski menunjukkan bagaimana perubahan jumlah faktor memengaruhi output suatu sektor dalam kondisi penggunaan tenaga kerja penuh (full employment). Teorema ini berguna untuk menganalisis pengaruh investasi modal, imigrasi, dan emigrasi dalam konteks model Heckscher-Ohlin. Pertimbangkan diagram di bawah yang menggambarkan batasan buruh (labor constraint) dalam warna merah dan batasan modal (capital constraint) dalam warna biru. Anggaplah di kurva kemungkinan produksi di bawah produksi terjadi pada titik A.

Anggaplah terjadi peningkatan dalam jumlah faktor buruh. Hal ini akan mengakibatkan pergeseran batasan buruh ke kanan. Kurva kemungkinan produksi dan maka produksi akan bergeser ke titik B. Produksi baju, barang yang menggunakan faktor buruh secara intensif, akan naik dari C1 ke C2. Produksi mobil, barang yang menggunakan faktor modal secara intensif, akan menurun dari S1 ke S2.

Jika jumlah modal naik, batasan modal akan bergeser keluar sehingga mengakibatkan peningkatan produksi mobil dan penurunan produksi baju. Karena batasan buruh lebih curam daripada batasan modal, mobil adalah barang yang menggunakan modal secara intensif sementara baju adalah barang yang menggunakan buruh secara intensif.

Secara umum, peningkatan jumlah faktor suatu negara akan mengakibatkan peningkatan output barang yang menggunakan faktor tersebut secara intensif, sementara output barang lain yang menggunakan faktor lain akan menurun.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Bacaan lanjut[sunting | sunting sumber]