Tarim

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tarim
تَرِيْم
Kota
Gambaran
Gambaran
Koordinat: 16°03′N 49°0′E / 16.050°N 49.000°E / 16.050; 49.000
Negara Yaman
KegubernuranHadhramaut
DistrikTarim
Populasi
 (2012)
 • Total58.523
Zona waktuUTC+3 (Waktu Standar Arab Selatan)

Tarim (Arab: تريم tarīm) adalah sebuah kota bersejarah yang terletak di Hadhramaut, Yaman. Di Tarim terdapat banyak masjid, jumlahnya mencapai 360 buah, sesuai dengan jumlah hari dalam 1 tahun. Selain itu Tarim juga dikenal dengan keilmuan dan ulama. Tarim memiliki julukan "Kota Sejuta Wali" karena sebagian besar di kota Tarim, banyak wali yang hidup dan banyak pula ulama dan sebagian besar yang menjadi para wali dan para ulama merupakan dari kalangan [[Ahlul Bayt]]. Di Tarim, jika ingin mencari dunia maka tidak akan ditemukan karena kota ini adalah kota yang dimana para warganya agamis dan lebih memetingkan keselamatan mereka masing-masing di akhirat. Disebutkan bahwa warga kota Tarim bagaikan malaikat dan bahkan ada seseorang yang shalih mengatakan bahwa warga Tarim melebihi malaikat. Tarim kerap dan sudah dikenal oleh berbagai orang di seluruh benua yang mengatakan bahwa Tarim adalah kota yang berkah. Kota Tarim dalam sejarah Islam adalah kota yang dahulunya tidak pernah berpaling dari agamanya dan tetap teguh pada pendiriannya. Mereka adalah satu-satunya kota di Yaman yang justru membela agama Islam ketika kota-kota yang lainnya menjadi murtad ketika adalah sebuah konflik di masa Kekhalifahan [[Sayyidina Abu Bakar]]. Sehingga, kabar tersebut sampai pada [[Sayyidina Abu Bakar]] lantas beliau mendoakan agar Tarim menjadi makmur sampai [[Hari Kiamat]] dan sekarang dapat dilihat buktinya bahwa warga kota Tarim tidak pernah meninggalkan kotanya dan tetap menjadi salah satu kota yang makmur.

Geografis[sunting | sunting sumber]

Secara geografis, Tarim adalah sebuah kota kecil yang terletak di Provinsi Hadramaut, Yaman. Kota ini berada di ketinggian 2070 kaki di atas permukaan laut. Tarim terletak di garis lintang 16 derajat utara khatulistiwa dan garis bujur 48 derajat di sebelah timur Greenwich. Di satu sisi kota ini terlindungi oleh bukit-bukit batu terjal. Sedangkan pada sisi lainnya di kelilingi oleh perkebunan kurma. Kota ini berjarak sekitar 24 km ke Sayun dan 356 km ke Al Mukalla, ibukota Provinsi Hadhramaut.[1]

Jumlah penduduk kota Tarim saat ini yaitu sekitar 112.529 jiwa, yang terdiri dari 56.667 laki-laki dan 55.861 perempuan.[2] Hampir semuanya santri atau para pencari ilmu. Tidak mengherankan bila nuansa religiusitas demikian kental terasa di kota ini. Mata pencaharian penduduknya terbilang beragam. Ada yang berprofesi sebagai petani, tukang kayu, perajin, dan lainnya. Secara ekonomi, kota ini terkenal sebagai sentra kerajinan seperti barang-barang dari besi, las, pertukangan, dan tembikar. [1]

Nama Lain Kota Tarim[sunting | sunting sumber]

Kota Tarim atau terkadang dibaca ‘Trim’ termasuk kota lama. Nama Tarim menurut satu riwayat diambil dari seorang nama raja bernama Tarim bin Hadramaut. Kota Tarim disebut juga Tarim al-Ghanna yang memiliki arti kota Tarim yang rindang karena banyak pepohonan dan sungai. Selain itu, kota ini juga dikenal dengan nama kota al-Shiddiq karena gubernurnya Ziyad bin Lubaid al-Anshari ketika menyeru untuk membaiat Abu Bakar sebagai khalifah, penduduk Tarim adalah yang pertama mendukungnya dan tidak ada seorang pun yang membantahnya hingga khalifah Abu Bakar mendoakan penduduk Tarim dengan tiga permintaan: agar kota ini menjadi makmur, airnya berkah dan dihuni oleh banyak orang-orang shaleh (Tim Majelis Khoir Murrotil Qur’an Wattahfidh, hal. 06).[3]

Menurut suatu catatan dalam kitab al-Ghurar ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ali bin Alawi Khirid, bahwa keluarga Ba’alawi pindah dari Kampung Bait Jubair ke Kota Tarim sekitar tahun 521 Hijriyah. Setelah kepindahan mereka ke Kota Tarim, kota ini dikenal dengan kota budaya dan ilmu. Pada waktu itu Tarim ada sekitar 300 orang ahli fiqih, bahkan pada barisan yang pertama di masjid agung Kota Tarim dipenuhi oleh ulama fiqih kota tersebut. Adapun orang pertama dari keluarga Ba’alawi yang hijrah ke Kota Tarim adalah Syaikh Ali bin Alwi Khali’ Qasam dan saudaranya Syaikh Salim, kemudian disusul oleh keluarga pamannya yaitu Bani Jadid dan Bani Basri. Terdapat tiga keberkahan pada Kota Tarim yakni: keberkahan pada setiap masjidnya, keberkahan pada tanahnya dan keberkahan pada pegunungannya (Tim Majelis Khoir Murrotil Qur’an Wattahfidh, hal. 06-07).[3]

Masjid di Kota Tarim[sunting | sunting sumber]

Kota Tarim terkenal dengan bangunan masjidnya, yang selalu ramai digunakan ibadah oleh para penduduknya. Banyaknya masjid di kota Tarim merupakan bukti bahwa penduduk kota Tarim termasuk masyarakat yang gemar melaksanakan shalat berjama’ah serta mencintai ilmu pengetahuan. Hal tersebut dikarenakan di Kota Tarim pada khusunya atau di Negara-negara Arab umumnya, masjid digunakan sebagai tempat belajar dan mengajar. Menurut beberapa sumber, di Hadhramaut terdapat sekitar 365 jami'. Jumlah ini sama dengan jumlah hari dalam setahun. Rata-rata masjid yang ada di kota ini sudah makmur.[4]

Umumnya masjid yang berada di kota Tarim terbuat dari tanah, dengan campuran rumput kering dan batu kerikil dan batu kerikil untuk dijadikan bahan baku bangunan. Walaupun terbuat dari tanah, masjid-masjid tersebut berdiri dengan kuat dan kokoh hingga berumur mencapai sekitar 700 tahun.[4] Beberapa masjid yang berada di kota Tarim antara lain:

  • Masjid Agung, yang dibangun pada tahun 985-1011
  • Masjid Assegaf
  • Masjid al-Aydrus
  • Masjid asy-Syeikh Ali bin Abi Bakar as-Sakran
  • Masjid al-Imam al-Haddad
  • Masjid al-Wa'il, dibangun oleh seorang Tabi'in, Ahmad Abbad bin Basyar al-Anshari, dan merupakan masjid tertua di Tarim
  • Masjid 'Aisy, yang lebih dikenal dengan nama Masjid Abi Hatim
  • Masjid Ba'alwi, yang lebih dikenal dengan nama Masjid Qasam
  • Masjid Al-Fath, dibangun oleh Abdullah bin Alawi al-Haddad
  • Masjid Al-Muhdhar, yang terkenal dengan menaranya

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Orang-orang yang berasal dari Tarim[sunting | sunting sumber]

  • Habib Umar bin Hafidz, pemimpin Dar Al-Mustafa
  • Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, Imam Masjid Tarim dan Mufti Tarim
  • Syaikh Amjad Rasyid, cendekiawan muslim dari Tarim
  • Abdullah bin Umar asy-Syathiri, cendekiawan muslim dari Tarim, wafat pada tahun 1942
  • Habib Hasan bin Abdullah asy-Syathiri, Grand Syaikh Tarim, wafat pada tahun 2007
  • Habib Salim bin Abdullah asy-Syathiri, Grand Syaikh Tarim
  • Habib Abdullah bin Muhammad bin Syihab, Grand Syaikh Tarim
  • Habib Kazim Ja'far Muhammad as-Saqqaf, cendekiawan muslim dan pengajar dari Tarim
  • Habib Ali Al-Jufri, cendekiawan muslim dari Tarim
  • Abdurrahman al-Masyhur

Referensi[sunting | sunting sumber]

Koordinat: 16°03′N 49°00′E / 16.050°N 49.000°E / 16.050; 49.000

  1. ^ a b "Tarim; Kota Para Wali (1)". Gana Islamika. 2018-03-10. Diakses tanggal 2023-01-31. 
  2. ^ "Tarim, Yaman — statistik". ZhujiWorld.com. 2023. Diakses tanggal 2023-01-31. 
  3. ^ a b Putra, Johan Septian (2022-06-09). "Tarim: Kota Seribu Wali sebagai Ibu Kota Kebudayaan Islam". Alif.id. Diakses tanggal 2023-01-31. 
  4. ^ a b Rifai, Ahmad (2015). "Diaspora Ulama Yaman di Mekkah-Madinah Pada Abad 20". UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]