Tanggulrejo, Manyar, Gresik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tanggulrejo
Peta lokasi Desa Tanggulrejo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenGresik
KecamatanManyar
Kode pos
61151[1]
Kode Kemendagri35.25.10.2001
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Situs webhttps://tanggulrejo.com


Tanggulrejo adalah desa yang berada di kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Indonesia.

Visi & Misi Desa Tanggulrejo[sunting | sunting sumber]

Visi[sunting | sunting sumber]

"Terwujudnya Desa Tanggulrejo yang masyarakatnya Agamis, Pintar dan Kreatif (APIK), dalam lingkungan yang Sehat, Rapi dan Bersih (SERASI)". Atau biasa disebut "Tanggulrejo Desa Apik Serasi" [2]

Misi[sunting | sunting sumber]

  1. Mendorong terciptanya suasana desa Tanggulrejo yang agamis dengan kegiatan-kegiatan keagamaan.
  2. Memfasilitasi terwujudnya komunitas masyarakat Tanggulrejo yang mau dan mampu berfikir cerdas, kreatif dan produktif.
  3. Membangun lingkungan desa Tanggulrejo yang memenuhi standard kesehatan dengan penataan lingkungan yang rapi, asri dan bersih.
  4. Menggugah kerelawanan dan kebersamaan setiap warga masyarakat untuk bersama-sama membangun dan memelihara Desa Tanggulrejo.[2]

Sekilas Tentang Desa Tanggulrejo[sunting | sunting sumber]

Desa Tanggulrejo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik merupakan Desa perbatasan antara wilayah Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan dan Kota Surabaya, yang terletak 15 Km di sebelah barat kota Gresik, berada 10 Km arah barat dari ibu kota Kecamatan Manyar, dan Jarak Desa Tanggulrejo ke Kota Surabaya berjarak 30 km. Desa Tanggulrejo Memiliki luas wilayah sebesar kurang lebih 184 Ha dengan batas wilayah antara lain.

Desa Tanggulrejo dilengkapi dengan infrastruktur jalan yang menghubungkan jalan poros desa ke jalan utama Tanggulrejo Betoyoguci sebagai fasilitas mobilisasi aktivitas warga. Desa Tanggulrejo juga merupakan desa yang menjadi jalur sungai Bengawan Solo yang menyabang menjadi sungai-sungai kecil hingga mencapai 6,6 km secara keseluruhan.

Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Tanggulrejo terdiri dari pendidikan formal mulai dari pra-pendidikan dasar hingga menengah ke atas. Pada tingkat pra-pendidikan dasar terdiri dari TK Muslimat NU 6 dan KB Muslimat NU 107. Di tingkat Pendidikan dasar terdiri dari MI Pembangunan, MI Roudlotut Tholibin, dan MI Miftahul Ulum. Pada tingkat pendidikan menengah berada di dalam kawasan Yayasan Lembaga Pendidikan Assa’idiyah yang terdiri dari MTs Assa’idiyah dan MA Assa’idiyah.

Fasilitas ibadah yang ada di Tanggulrejo terdiri dari 5 Musholla dan 4 Masjid yang tersebar di 3 dusun.

Selain itu, fasilitas lain yang ada desa yaitu Puskesdes (Pusat Kesehatan Desa) dan juga Posyandu untuk mendukung kesehatan masyarakat Desa Tanggulrejo.[2]

Potensi Desa[sunting | sunting sumber]

Potensi yang dimiliki Desa Tanggulrejo berada pada sektor perikanan karena sebagian besar wilayah Tanggulrejo adalah area tambak dengan produk hasil perikanan berupa bibit tokolan ikan bandeng, nila, dan udang vaname.[2]

Aktivitas & Karakteristik Desa[sunting | sunting sumber]

Dalam hal ekonomi, mayoritas masyarakat Tanggulrejo memiliki mata pencaharian sebagai petani tambak yang mana produknya yaitu perikanan seperti bibit tokolan ikan bandeng, nila, dan udang vaname. Produk perikanan tersebut sudah merambah pasar sekitar desa hingga luar Provinsi Jawa Timur. Selain berprofesi sebagai petani, beberapa warga usia produktif di desa mulai mencari pekerjaan di luar desa sebagai buruh pabrik maupun karyawan perusahaan kantoran di area kota maupun luar kota Gresik. Karena adanya industrialisasi yang semakin pesat di Kabupaten Gresik, kondisi sosial dan kultur warga pun mulai dipengaruhi budaya kota. Namun, beberapa warga yang berprofesi sebagai petani masih memegang teguh budaya sosial pedesaan dan keagamaan secara turun-temurun.

Desa Tanggulrejo memiliki karakteristik desa yang penuh harmoni dengan tiga budaya setiap dusun yaitu Tanggulrejo Utara, Tanggulrejo Sawah, dan Tanggulrejo Dagang yang selalu mewarnai lingkungan desa. Keharmonisan ini tercermin dari budaya masyarakat desa yang agamis, guyub rukun, dan berkarakter.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]