Tahu goreng

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 April 2013 02.47 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q7675683)

Tahu Goreng adalah masakan dari tahu yang digoreng yang banyak ditemukan Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Pengolahan

Tahu yang digoreng dengan tungku kayu bakar

Pertama, tahu dipotong kotak, segitiga atau sesuai selera, kemudian tahu dicelupkan ke dalam larutan air garam yang ditambah bawang putih yang telah dihaluskan hingga meresap. Setelah itu, tahu digoreng di dalam minyak panas dengan api ukuran sedang, hingga tahu berubah warna menjadi kuning atau kecokelatan. Setelah itu tahu ditiriskan dan disajikan dalam keadaan masih panas. Tahu goreng sering disajikan dengan cabai rawit (biasanya berwarna hijau muda), petis, sambal dan kecap.

Variasi

  • Tahu Sumedang: Variasi tahu berasal dari Kota Sumedang di Provinsi Jawa Barat. Tahu Sumedang memiliki tekstur yang lembut dan di bagian dalamnya sangat berpori karena kadar air dalam tahu Sumedang cukup tinggi. Tahu Sumedang memiliki rasa yang sangat enak, sehingga tahu variasi menjadi cemilan yang digemari masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia. Yang unik dari tahu Sumedang, yaitu tahu tersebut disajikan dalam keranjang rotan. [2]
  • Tahu bulat atau juga disebut tahu bola atau bola-bola tahu merupakan variasi yang baru-baru ini populer. Variasi ini berasal dari Tasikmalaya, tahu ini adalah produk olahan dari tahu biasa yang dicampur dengan bumbu-bumbu, kemudian dicetak dengan bentuk bulat, kemudian baru digoreng. Tahu variasi ini menjadi cemilan yang sangat digemari karena memiliki rasa yang enak dan bentuk yang menarik. [4]

Lihat Pula

Referensi

  1. ^ http://resep.dekap.com/tahupuyuh.php
  2. ^ http://id.shvoong.com/business-management/1909458-asal-usul-tahu-sumedang/
  3. ^ http://resepmasakanindonesia.idcc.info/resep-tahu-gejrot.htm
  4. ^ http://tahubulat-misihu.blogspot.com/
  5. ^ http://kulinerkhassemarang.wordpress.com/2009/05/31/tahu-baxo-bu-pudji/