Jambu bol

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Syzygium malaccense)
Jambu bol
Syzygium malaccense

Status konservasi
Risiko rendah
IUCN136055196
Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmesangiosperms
Kladeudicots
Kladcore eudicots
KladSuperrosidae
Kladrosids
Kladmalvids
OrdoMyrtales
FamiliMyrtaceae
GenusSyzygium
SpesiesSyzygium malaccense
Merr. dan L.M.Perry, 1938
Tata nama
BasionimEugenia malaccensis (en)

Jambu bol, jambu kepal, jambu dersono, atau jambu jamaika adalah salah pohon buah yang termasuk kedalam tanaman Jambu-jambuan. Buah jambu ini memiliki tekstur daging yang lebih lembut dan lebih padat dibandingkan dengan jambu air. Tidak begitu jelas mengapa namanya demikian karena bol (bahasa Melayu) atau bool (bahasa Sunda) yang berarti "pantat".

Nama-nama daerahnya di antaranya jambu bo, jambu jambak (Min.), jambu bool (Sd.), nyambu rakte (Bl.), jambu bolo (Mak.), jambu bolu (Bug.). Juga, jambu darsana, dersana, tersana (Jw., Md.); kupa maaimu (Sulut); nutune, lutune, lutu kau, rutuul (Mal.) dan lain-lain.[1]

Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Malay apple, sementara nama ilmiahnya adalah Syzygium malaccense (yang berarti: ‘berasal dari Malaka’) menunjuk pada salah satu wilayah asal-usulnya.

Pemerian botanis[sunting | sunting sumber]

Pohon yang berukuran sedang,[2] hingga sekitar 15 m. Batang lurus, gemangnya hingga 20–45 cm, bercabang rendah dan bertajuk rimbun padat sampai membulat, memberikan naungan yang berat.

Daun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai pendek 1-1,5 cm, yang tebal dan kemerahan ketika muda. Helaian daun lonjong, besar, menjorong, 15-38 x 7–20 cm, tebal agak kaku seperti jangat.

Karangan bunga muncul pada bagian ranting yang tak berdaun (sering pula pada cabang dekat batang utama), bertangkai pendek dan menggerombol, berisi 1-12 kuntum. Bunga merah agak ungu atau jambon, berbilangan 4, bergaris tengah 5–7 cm; tabung kelopak panjang 1,5–2 cm; helai mahkota merah, lonjong, bundar telur atau bundar, 1,5–2 cm; benang sari banyak, panjang s/d 3,5 cm; panjang tangkai putik 3-4,5 cm.

Buah buni berbentuk bulat sampai menjorong, dengan garis tengah 5–8 cm, merah tua, kuning keunguan, atau keputihan. Daging buah padat, tebal 0,5-2,5 cm, putih dengan banyak sari buah dan wangi yang khas, asam manis sampai manis. Bijinya sebutir, bulat kecoklatan, berukuran besar dan berdiamater 2,5-3,5 cm.[2][3][4]

Kegunaan[sunting | sunting sumber]

Bunga jambu bol

Buah jambu bol biasa disajikan sebagai buah meja. Rasanya ada yang manis, ada yang asam, ada pula yang sepat. Jambu bol, bersama dengan jambu air dan jambu semarang atau jambu cincalo memiliki pemanfaatan yang kurang lebih serupa dan dapat saling menggantikan. Buah-buah ini umumnya dimakan segar, atau dijadikan sebagai salah satu bahan rujak. Namun bisa pula kita gunakan buah yang belum masak sebagai rujak.[2] Aneka jenis jambu ini juga dapat disetup atau dijadikan asinan.[4]

Karena rasa dan aromanya, jambu bo[5]l pada umumnya lebih disukai orang. Bahkan, pada zaman Hindia Belanda dahulu, jambu bol pernah diusahakan besar-besaran. Namun kini, dia hanya digunakan sebagai tanaman pekarangan saja. Sastrapradja et al (1980) beralasan bahwa "... karena tidak adanya peremajaan sehingga banyak pohon tua yang mati dan tidak produktif." Di antara ketiga jenis spesies berikut ini -jambu batu (Psidium guajava), jambu air (Syzygium aquaeum), jambu semarang (Syzygium samarangense),- jambu bol termahal di antara ketiganya.[2]

Kulit batangnya digunakan sebagai obat seriawan. Sedangkan kayunya yang keras dan kemerahan cukup baik sebagai bahan bangunan, asalkan tidak kena tanah.

Ekologi[sunting | sunting sumber]

Bunga jambu bol yang berguguran di tanah.

Jambu bol dapat ditemui di mana-mana dan penyebarannya hingga ketinggian 1200 mdpl. Kadang-kadang dijumpai di hutan-hutan sekunder tua dan biasanya berasosiasi dengan jambu kopo (Syzygium zollingrianum). Jambu bol umum diperbanyakan dengan biji, bisa juga dengan cangkokan. Musim berbunganyanya Mei-Juni dan sudah bisa dipanen pada Agustus-September. Kadang-kadang, terjadi gejala dimana satu pohon jambu bol tampak subur dan segar, tetapi tidak mau berbunga dan berbuah.[2]

Asal usul dan penyebaran[sunting | sunting sumber]

Asal usul pohon buah ini tidak diketahui dengan pasti, akan tetapi jambu bol ditanam luas sejak lama di Semenanjung Malaya, Sumatra dan Jawa.[4]

Karena manfaatnya, jambu bol kini ditanam di banyak negara tropis, termasuk di negara-negara Karibia seperti Jamaika serta Trinidad dan Tobago.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 3. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 1519-1520.
  2. ^ a b c d e Sastrapradja, Setijati; Soetisna, Usep; Panggabean, Gilmour; Mogea, Johanis Palar; Sukardjo, Sukristijono; Sunarto, Aloysius (1980). Buah-buahan. 8:44 – 45. Jakarta:LBN - LIPI bekerjasama dengan Balai Pustaka.
  3. ^ Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 327.
  4. ^ a b c Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2. Hal. 376-380.
  5. ^ Tariyani, Tariyani; Patty, John A; Siahaya, Victor G (2018-02-27). "Identifikasi Lalat Buah (Bactrocera spp) Di Chili, Bitter Melon, Jambu Dan Jambu Bol Di Kota Ambon". Agrologia. 2 (1). doi:10.30598/a.v2i1.281. ISSN 2580-9636. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]