Syair Banjar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 24 Februari 2013 02.02 oleh Weng gou (bicara | kontrib)

Syair Banjar adalah syair-syair yang ditulis dalam bahasa Banjar, cara presentasinya sama dengan cara mempresentasikannya Syair Melayu yaitu dilantunkan atau dilagukan seperti membaca gurindam (mirip orang mengaji Al-Qur'an).

Latar Belakang

Istilah syair tidak ada padanannya dalam bahasa Banjar, sehubungan dengan itu Ganie (2007)langsung mengadopsi istilah ini sebagai nama untuk menyebut fenomena yang sama dalam khasanah puisi rakyat berbahasa Banjar.

Definisi Syair Banjar

Definisi syair Banjar menurut versi Ganie (2007)adalah puisi rakyat bertipe hiburan yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar dengan bentuk fisik merujuk kepada bentuk syair sebagaimana yang sudah dikenal secara umum, dan dengan bentuk mental merujuk kepada semua unsur kebudayaan yang menjadi identitas khas etnis Banjar.

Unsur-unsur Syair Banjar

Menurut Tajuddin Noor Ganie (2007) ada 5 unsur fisik yang membentuk batang tubuh syair Banjar, yakni :

  1. bahasa ungkapnya bahasa Banjar
  2. tipografi audio visualnya merujuk kepada syair
  3. kata nyatanya bahasa Banjar
  4. rima
  5. irama.

Bentuk Mental Syair Banjar

Sementara bentuk mental yang membentuk batang tubuh syair Banjar menurut Ganie (2007) ada 6 unsur, yakni :

  1. tema
  2. perasaan
  3. nada
  4. amanat
  5. imaji
  6. majas bahasa Banjar

Sejarah Syair Banjar

Sejak Kerajaan Banjar diproklamasikan oleh Sultan Suriansyah pada tanggal 24 September 1526, warga negara Kerajaan Banjar mulai berkenalana dengan aksara Arab. Hal ini berkaitan dengan keputusan politik Sultan Suriansyah menjadikan agama Islam sebagai ideologi negara di Kerajaan Banjar. Melalui bimbingan para ulama yang didatangkan dari Kerajaan Demak dibawah pimpinan Khatib Dayan, warga negara Kerajaan Banjar belajar menulis dan membaca dalam aksara Arab. Pada mulanya keterampilan baca tulis dimaksud dipergunakan untuk kepentingan memperlajari ajaran agama Islam yang baru mereka anut. Tapi, dalam perkembangan lebuh lanjut, aksara Arab juga dimanfaatkan untuk menuliskan segala hal, termasuk di dalamnya menulis karya sastra berbahasa Banjar berbentuk syair (syair Banjar).

Syair Banjar Anonim

Pada mulanya semua syair Banjar yang direproduksi secara manual sebagai buah kerajinan tangan di bidang tulis menulis itu bersifat anonim, tidak diketahui siapa penulis syairnya yang pertama (tidak diketahui siapa yang berhak sebagai pemegang hak cipta intelektualnya).

Syair Banjar anonim dimaksud antara lain :

  1. Syair Ratu Kuripan
  2. Syair Gunung Sari
  3. Syair Perang Banjarmasin
  4. Syair Carang Kulina
  5. Syair Perang Wangkang
  6. Syair Hemop
  7. Syair Perahu
  8. Syair Burung Jujuk
  9. Syair Burung Karuang
  10. Syair Intan Permainan

Syair Perang Banjarmasin

Syair Perang Banjarmasin [1]adalah syair anonim yang dibuat oleh pihak yang pro-kolonial Belanda, sehingga dalam teks pembukanya memuji susunan pemerintahan Belanda. Dalam syair tersebut sosok Pangeran Hidayatullah digambarkan sebagai kepala gerombolan penjahat, padahal bagi orang Banjar beliau adalah sosok patriotik yang telah membela harkat dan martabat Kesultanan Banjar. Dalam syair tersebut menyinggung pula keberadaan kerajaan Tjingal dan Manoenggoel.

Syair Banjar Lainnya

  1. Syair Brahma Syahdan karya Gusti Ali Basyah Barabai
  2. Syair Madi Kencana karya Gsuti Ali Basyah Barabai
  3. Syair Teja Dewa karya Anang Mayur Babirik
  4. Syair Nagawati karya Anang Mayur Babirik
  5. Syair Ranggandis karya Anang Ismail Kandangan
  6. Syair Siti Zubaidah karya Anang Ismail Kandangan
  7. Syair Tajul Muluk karya Kiai Mas Dipura Martapura
  8. Syair Nur Muhammad karya Gusti Zainal Marabahan
  9. Syair Ibarat karya Mufti Haji Abdurrahman Siddik Al-Banjary
  10. Syair Burung Simbangan
  11. Syair Burung Bayan dengan Burung Karuang


Referensi