Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 April 2013 00.46 oleh Addbot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 53 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q131107)
Reruntuhan Kota Tesalonika: Kota yang menjadi salah satu tujuan surat Paulus.

Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika adalah salah satu dari keenam surat dalam Perjanjian Baru selain Efesus, Kolose, 1 dan 2 Timotius, dan Titus yang dikelompokkan sebagai surat-surat deutro Paulus.[1] Disebut demikian karena diduga bahwa penulis surat ini bukanlah Paulus melainkan murid Paulus atau paling tidak orang yang menganut teologi Paulus.[1] Surat ini disebut sebagai salah satu tulisan pseudopigraf yang dengan sengaja menggunakan nama Paulus sebagai penulisnya.[1]

Latar Belakang

Penulis

Pada awalnya, Paulus diyakini sebagai penulis asli surat ini.[2] Dalam 2 Tesalonika 1:1 jelas dikatakan bahwa surat ini berasal dari Paulus beserta dua orang rekan sekerjanya yakni, Silwanus dan Timotius.[2] Akan tetapi, keyakinan bahwa Paulus yang menuliskan surat ini mulai diragukan oleh para pakar Perjanjian Baru dengan beberapa alasan.[2]

Keadaan Jemaat

Gambaran jemaat dalam surat 2 Tesalonika ini tidaklah sama dengan gambaran jemaat dalam surat yan pertama.[3] Pada 2 Tesalonika, Paulus berhadapan dengan para penganut Gnostik yang menyampaikan kedatangan hari Tuhan (parousia) telah tiba (2:2).[3] Tentu saja jemaat menjadi kebingungan mendengar pemberitaan seperti itu.[3] Dengan melihat keadaan jemaat seperti itu, penulis bermaksud memberikan penghiburan kepada jemaat agar mereka tidak termakan isu itu begitu saja.[4] Melalui surat ini diharapkan jemaat tetap melanjutkan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sambil tetap melaksanakan kewajiban sebagai orang Kristen.[4] Dalam jemaat juga berkembang ajaran Gnostik yang tidak lagi peduli pada daging (sarx) karena menganggap telah disempurnakan dalam roh.[3] Ajaran demikian membuat jemaat kemudian lebih senang dengan cara hidup yang malas-malasan dan kurang memperhatikan ketertiban.[3]

Ayat-ayat terkenal

  • 2 Tesalonika 2:7–8: Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (2:8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan napas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
  • 2 Tesalonika 3:10: Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.

Struktur Surat

Struktur surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika adalah sebagai berikut:[5] 1. Salam (1:1-2) 2. Ucapan syukur dan doa (1:13-12)

  • Ucapan syukur (1:3-5)
  • Penghakiman Allah (1:6-10)
  • Doa bagi jemaat di Tesalonika (1:11-12)

3. Tentang Kedatangan Tuhan (2:1-12)

  • Hari Tuhan yang belum tiba ( 2:1-2)
  • Tentang pemberontakan manusia (2:3-12)

4. Ucapan terima kasih dan dorongan Paulus bagi jemaat (2:13-17) 5. Kesetiaan Allah (3:1-5) 6. Kedisiplinan hidup: tentang ketidaktaatan manusia (3:6-15)

Pokok-pokok Teologis

Tentang Ketabahan Menghadapi Penganiayaan

Masalah penganiayaan yang dialami jemaat di Tesalonika membuat mereka merasakan penderitaan.[2] Melalui surat ini, penulis kemudian hadir sebagai seorang motivator yang terus mengingatkan jemaat agar tetap tabah.[2] Caranya memberikan motivasi melalui ucapan syukur.[2] Dalam ucapan syukur tersebut, Paulus menyampaikan perasaan sukacitanya atas iman yang dimiliki jemaat yang dinilainya semakin bertambah (1:3-4).[2] Paulus juga menjelaskan pada jemaat bahwa penderitaan yang sedang mereka rasakan menegaskan ada maksud dari Allah di balik semua penderitaan itu.[2]

Menyikapi Ajaran Sesat dan Parousia

Dalam surat yang kedua ini, pemberitaan tentang Hari Tuhan (parousia) sudah tiba menjadi masalah utama walaupun tidak disebutkan siapa orang-orang yang menyebarkan kabar tentang kedatangan Tuhan.[2] Inilah yang hendak diluruskan oleh Paulus yaitu bahwa jemaat di Tesalonika telah salah memahami pemberitaan kedatangan Tuhan.[2] Untuk itulah, Paulus mengingatkan jemaat agar tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran yang ia sampaikan yaitu tetap menantikan hari ketika Yesus akan datang kembali dari sorga.[2] Namun demikian, Paulus juga menyatakan bahwa sebelum hari itu tiba, akan ada tanda-tanda yang mendahuluinya termasuk penderitaan yang sedang dirasakan jemaat dan mencapai puncaknya pada hari Tuhan datang.[2] Saat itulah Allah akan memulihkankembali umat-Nya.[2]

Berdoa dan Bekerja (Ora et Labora)

Pemberitaan Hari Tuhan yang membingungkan jemaat juga semakin membuat anggota jemaat menjadi malas untuk bekerja.[2] Oleh karena itu, Paulus menasihatkan jemaat agar menjauhkan diri dari orang-orang yang sudah tidak mau bekerja lagi (2 Tesalonika 3:6).[2] Sebaliknya, Paulus mendorong jemaat untuk tetap giat dalam bekerja.[2] Dalam surat yang terdahulu, nasihat ini juga disampaikan Paulus namun di surat ini Paulus semakin memotivasi jemaat agar mengikuti teladannya.[2] Yang dimaksudkan Paulus adalah mengikuti teladannya yang tetap bekerja sebagai pembuat tenda selain melaksanakan tugas utamanya sebagai pemberita Injil.[2] Dengan demikian, jemaat diajarkan dalam penantian kedatangan Tuhan tidak hanya berdoa tetapi juga giat bekerja.[2] Paulus bahkan menegaskan dalam 2 Tesalonika 3:10b bahwa orang tidak mau bekerja janganlah ia makan.[2]

Referensi

  1. ^ a b c {id} Bambang Subandrijo. 2010, Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 1. Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 152.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t {id} Samuel Benyamin Hakh. 2010, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 182.
  3. ^ a b c d e {id} Willi Marxsen. 2006, Pengantar Perjanjian Baru:Pendekatan Kritis terhadap masalah-masalahnya. JAkarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 32,33.
  4. ^ a b {id} Dianne Bergant, Robert Karris. 2002, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Jogjakarta: Kanisius. hlm. 379.
  5. ^ {en} Leon Morris (ed). 1984, The epistle of Paul to the Thessalonians: An Introduction and commentary. Grand Rapids: William Eerdmans Publishing. hlm. 115.

Lihat pula

Pranala luar

Templat:Link GA