Syarif Kamaruddin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tengku Besar Syarif Kamaruddin
Sultan Syarif Kamaruddin pada tahun 2023
[[Sultan Pelalawan]] ke-10
Mulai menjabat
2008
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Haji Tengku Kamaruddin Haroen bin Sultan Syarif Harun atau Sultan Syarif Kamaruddin Sultan Pelalawan ke-10 dengan gelar Assyaidis Syarif Kamaruddin Haroen Tengku Besar Pelalawan

Penguasa Negeri Pelalawan
Dibawah Kekuasaan Johor
Maharaja Dinda II 1725–1750
Maharaja Lela Bungsu 1750–1775
Maharaja Lela II 1775–1798
Kesultanan Pelalawan
Sultan Syarif Abdurrahman 1810–1822
Sultan Syarif Hasyim I 1822–1828
Sultan Syarif Ismail 1828–1844
Sultan Syarif Hamid 1844–1866
Sultan Syarif Jaafar 1866–1872
Sultan Syarif Abubakar 1872–1886
Sultan Syarif Ali 1886–1892
Sultan Syarif Hasyim II 1892–1930
Regent Tengku Pangeran 1931–1940
Sultan Syarif Harun 1940–1946
Setelah Kemerdekaan Indonesia
Sultan Syarif Kamaruddin 2008–kini

Haji Tengku Kamaruddin Haroen bin Sultan Syarif Harun atau Sultan Syarif Kamaruddin adalah Sultan Pelalawan ke-10. Ditabalkan menjadi Sultan Pelalawan ke- 10 oleh Lembaga Kerapatan Adat Melayu Kabupaten Pelalawan pada tanggal 7 Agustus 2008 bertempat di Istana Sayap , Bergelar Sultan Assyaidis Syarif Kamaruddin Haroen Tengku Besar Pelalawan.

Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]

Sultan merupakan salah satu Tokoh Masyarakat yang dihormati di- Provinsi Riau dan Kabupaten Pelalawan. Beliau pernah menjadi Dewan Kehormatan Adat (DKA) Lembaga Adat Melayu Riau . Dan juga pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau selama 2 periode dari Fraksi Partai Golkar di masa Pemerintahan Presiden Soeharto sampai berakhirnya Pemerintahan dan Kekuasaan Presiden Soeharto di tahun 1998 .

Selain itu beliau juga memiliki hubungan keluarga dengan mantan Bupati Pertama Kabupaten Pelalawan : Tengku Azmun Ja'afar dan juga dengan mantan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekda) Provinsi Riau : Tengku Lukman Ja'afar serta merupakan menantu dari alm Tengku Said Ja'afar Muhammad mantan Ketua DPRD Kabupaten Kampar .

Sultan Kamaruddin memiliki jiwa birokrat yang sangat cakap dan berpengalaman sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS) dikarenanakan sudah memulai kariernya dari umur 16 tahun, beliau juga sudah menerbitkan sejumlah buku yang berjudul: TITIK AIR 1, TITIK AIR 2, TITIK AIR 3 yang isinya menceritakan nasehat-nasehat hidup serta pantun nasehat dari ibunda beliau.

Keluarga[sunting | sunting sumber]

Dia menikah dengan Tengku Aidar binti Tengku Said Jaafar Muhammad, dan memiliki 6 (enam) orang keturunan, yakni:

  1. Tengku Junaidi,memiliki anak yang bernama: Tengku Said Assyakran dan juga Tengku Adelia Viona
  2. Tengku Amri Fuad,mempunyai 3 orang anak: Tengku Devi Zhafirah,Tengku Dhea Aqilah,Tengku Dhani Zhafran
  3. Tengku Faisal,1 orang anak: Tengku Dhafa Ghazani
  4. Tengku Helmiyati,3 orang anak: Raja Rian Alghifary,Raja Rae,Raja Adin Alghufron
  5. Tengku Jamilah, 2 orang anak: Muhammad Raihan Karmil,Muhammad Rifqii Karmil
  6. Tengku Erdawati, 2 orang anak: Tengku Wanda,Tengku Zharif Pasha

Dia juga memiliki 14 orang cucu & 5 orang cicit. Sekarang beliau berdomisili di Kota Pekanbaru

Sumber[sunting | sunting sumber]

Buku Silsilah Keturunan Raja - Raja Kerajaan Pelalawan dan Siak Sri Indrapura Himpunan H. T. S. Umar Muhammad, Tenas Effendi, T. Razak Jaafar. 1988.