Suku Lembak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Suku Lembak
Daerah dengan populasi signifikan
Musi Rawas
Kota Lubuklinggau
Kota Bengkulu
Bengkulu Utara
Rejang Lebong
Kepahiang
Bahasa
Dominan
Lainnya:
Melayu Bengkulu
Agama
Islam
Kelompok etnik terkait

Suku Lembak[1] atau biasa juga disebut Orang Linggau adalah suku bangsa atau kelompok etnik yang mendiami daerah-daerah di Provinsi Bengkulu dan sebagian Provinsi Sumatera Selatan yang tersebar di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Kepahiang. Suku Lembak di Kabupaten Rejang Lebong bermukim di kecamatan Padang Ulak Tanding, Sindang Kelingi, dan Kota Padang. Di Kabupaten Kepahiang, suku Lembak mendiami desa Suro Lembak. Suku Lembak juga mendiami wilayah daerah Kota Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas yang berada di wilayah provinsi Sumatera Selatan. Dari beberapa literatur, suku Lembak berdasarkan jenisnya adalah bagian dari suku Melayu. Bahasa, adat-istiadat, dan budaya suku Lembak tidak jauh berbeda dengan masyarakat Melayu pada umumnya.[2]

Subkelompok[sunting | sunting sumber]

Suku Lembak terbagi menjadi 3 bagian subsuku yang terdiri atas:

  1. Suku Lembak Lapan
  2. Suku Lembak Bulang
  3. Suku Lembak Beliti

Lembak Delapan[sunting | sunting sumber]

Suku Lembak Lapan berada di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu, merupakan sebuah suku yang terdiri dari delapan buah dusun. Namun pada tahun 1983 nama dusun itu diubah menjadi Desa sesuai UU No. 5 Tahun 1979 tentang pemerataan desa. Kedelapan desa tersebut adalah:

1. Talang Kering

Masyarakat dari desa Talang Kering menyebar ke Tanjung Agung, Semarang, Surabaya, dan Pasar Bengkulu.

2. Taba Jambu

Masyarakat dari desa Taba Jambu ini menyebar ke Semarang, Surabaya, dan Bentiring.

3. Tanjung / Datar Tanah

Desa ini sekarang lebih dikenal dengan nama Tanjung Terdana, karena letak antara desa yang saling berdekatan. Masyarakat dari desa Tanjung terdana ini menyebar ke Tanjung Agung dan Semarang.

4. Gardin

Desa ini sekarang berubah nama menjadi Talang 4. Dulu di desa Gardin ini terdapat 4 buah pondok. Dari 4 buah pondok tersebutlah masyarakat lebih mengenal desa ini sehingga lambat laun masyarakat menyebutnya desa Talang 4. Masyarakat dari desa Gardin ini menyebar ke Pondok Kubang, Tanjung Dalam, Karang Tinggi, Ujung Karang dan sekitar Talang 4.

5. Sebenjol

Masyarakat dari desa Sebenjol ini menyebar ke Batu Raje, Plajau, Tanjung Dalam, Talang Tengah, dan Paku Haji.

6. Paku Haji

Masyarakat desa ini tetap menetap didesa ini dan mengembangkan adat istiadatnya sendiri dan berkembang dengan warga pendatang yang memasuki desanya.

7. Marulan

Masyarakat desa Marulan ini menyebar ke Linggar Galing, Bajak/Talang Boseng, Talang Pau, dan Sungai Hitam

8. Tanjung Telang

Dulunya di desa ini ada sebuah pohon besar yang bernama pohon Matiring. Masyarakat dari desa Tanjung Telang ini menyebar ke Tanjung Agung, Taba Jambu, dan Tanjung Terdana.

Lembak Bulang[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Suku Lembak Bulang berasal dari Desa Tabalagan yang menyebar ke daerah wilayah Samesar (yang lebih dikenal dengan Panorama). Mereka biasa menyebut diri mereka sebagai Orang Bulang. Tidak sulit untuk membedakan Suku Lembak Bulang dengan suku Lembak Delapan karena bahasa yang mereka gunakan tidak jauh berbeda. Jika masyarakat suku Lembak lapan menggunakan kata col untuk menggantikan kata tidak, lain halnya suku Lembak Bulang menggunakan kata die untuk menggantikan kata tidak.

Kelurahan atau desa yang termasuk dari Lembak Bulang adalah:

1. Kelurahan Dusun besar

2. Kelurahan Panorama

3. Kelurahan Jembatan Kecil

4. Kelurahan Pagar Dewa

5. Kelurahan Sukarami

6. Kelurahan Pekan Sabtu

7. Kelurahan Betungan

8. Desa Lagan

9. Desa Taba Lagan

10. Desa Lagan Bungin

11. Desa Bukit

12. Desa Pulau Panggung dan Sekitarnya

Lembak Beliti[sunting | sunting sumber]

Suku Lembak Beliti bisa dikatakan suku paling bungsu. Suku ini adalah adik dari suku Lembak Lapan. Dulu ada dua orang kakak beradik yang laki-laki melahirkan suku Lembak Lapan dan yang adik perempuan melahirkan suku Lembak Beliti. Kita dapat bertemu dengan masyarakat suku Lembak Beliti di daerah antara Kepala Curup (Rejang Lebong) dengan Lubuklinggau (Sumatera Selatan). Bahasa yang mereka gunakan juga sangat berbeda dari suku Lembak lapan dan Bulang. Bahasa yang mereka gunakan pada dasarnya sama, hanya agak meleok-leok.

Desa yang termasuk dari Lembak Beliti adalah:

1. Desa Beliti

2. Desa Guru Agung

3. Desa Talang Padang

4. Desa Padang Ulak Tanding

5. Ujan Panas

6. Desa Talang Rejo

7. Desa Tempel Rejo

8. Desa Kayu Ara

9. Desa Karang Pinang

10.Desa Lubuk Alayi

11. Desa Nyagung

12. Desa Tanjung Eran

13. Desa Balai Buntar

Bahasa[sunting | sunting sumber]

Bahasa yang digunakan oleh suku Melayu Lembak ialah Bahasa Melayu dialek Lembak atau biasa disebut Bahasa Col.[3] Suku Lembak bisa dikategorikan serumpun, satu rumpun (Rumpun Melayu), atau bahkan sama dengan kelompok masyarakat disekitarnya, tetapi dalam beberapa hal terdapat perbedaan. Jika ditinjau dari segi bahasanya, bahasa Melayu Lembak dengan Melayu Bengkulu (pesisir) terdapat perbedaan dari segi pengucapan kata-katanya, Melayu Bengkulu kata-katanya banyak diakhiri dengan huruf 'o' sedangkan dalam bahasa Melayu Lembak banyak menggunakan huruf 'e', selain itu banyak ditemui kosakata yang berbeda.

Budaya[sunting | sunting sumber]

Suku Lembak adalah pemeluk agama Islam sehingga budayanya banyak bernuansakan Islam, disamping itu masih ada pengaruh dari kebudayaan lainnya. Dari sisi adat-istiadat antara Melayu Bengkulu dan suku Lembak ada terdapat kesamaan dan juga perbedaan, ada hal-hal yang terdapat dalam Melayu Bengkulu tidak terdapat dalam masyarakat Lembak, dan sebaliknya. Secara garis besar, kebudayaan Melayu mendominasi kebudayaan suku Lembak.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Lembak (suku)". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses tanggal 17 Juni 2021. Lembak merupakan suku bangsa yang mendiami daerah di Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-25. Diakses tanggal 2021-10-25. 
  3. ^ Bahasa Lembak: Sejarah Singkat, Bentuk Pelestarian, dan Statusnya Kini

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]