Sinyal asap

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Sinyal asap merupakan salah satu dari bentuk alat tradisional komunikasi tertua yang ada di dalam sejarah. Sinyal asap ini adalah komunikasi visual yang digunakan pada jarak yang jauh dan salah satu komunikasi yang efektif apabila berada ditempat yang terpencil.Biasanya digunakan untuk menandakan keadaan bahaya

Sejarah dan kegunaan[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya penggunaan isyarat diciptakan pada zaman Yunani masa pemerintahan raja Darius I (522 –486 SM) ketika mengalami kesulitan dalam pengiriman pesan berita kepada provinsi-provinsi di bawah kekuasaannya yang tersebar dari sungai Indus hingga Danube. Isyarat yang digunakan adalah dengan menyuruh orang berdiri di ketinggian dan kemudian menyalakan api. Setiap asap yang ditimbulkan dari api tersebut akan menciptakan beberapa pesan yang akan diterima dan dimengerti oleh orang-orang yang dituju. Kecepatan sampainya pesan atau berita dari sinyal asap ini kira-kira 30 kali lebih cepat daripada menggunakan kurir yang berlari secara maraton yang pada masa itu memang lumrah digunakan bila ada pesan atau berita penting yang hendak dikirimkan. Angka yang terbilang sangat cepat pada masa itu.

Adapun pada zaman Cina kuno, para tentara yang memiliki tugas jaga ditempatkan di sepanjang Tembok Besar Cina untuk saling memperingatkan satu sama lain akan adanya serangan musuh dengan cara memberikan sinyal melalui menara satu ke menara lainnya. Niscaya mereka bisa mengirimkan pesan-pesan yang diinginkan sejauh 480 km atau 300 mil hanya dalam waktu beberapa jam saja.

Polybius, seorang sejarawan Yunani, datang dengan sistem sinyal asap alfabet yang lebih kompleks sekitar tahun 150 SM. Dia menemukan sistem alfabet Yunani yang kemudian dikonversi menjadi karakter numerik. Sistem alfabet yang dikonversi menjadi karakter numerik ini dipergunakan agar pesan lebih mudah disampaikan. Sistem ini dilakukan dengan cara memegang sepasang obor. Ide ini dikenal dengan nama “Polybius Square" dan juga diperkenalkan dengan kriptografi dan steganografi. Konsep kriptografi pernah dipergunakan dengan hiragana jepang dan Jerman dalam Perang Dunia I.

Suku Indian dari Amerika Utara juga melakukan komunikasi dengan menggunakan sinyal asap. Setiap suku mempunyai sistem sinyal beserta artinya masing-masing yang hanya bisa dimengerti dalam lingkup terbatas. Pengirim sinyal memulai dengan api unggun, biasanya api unggun tersebut dibuat dengan menggunakan rumput kering yang dibakar dan selanjutnya akan menyebabkan kumpulan-kumpulan asap yang bergerak naik ke atas. Rumput-rumput tersebut di ambil pada saat kondisinya kering dan ikatan-ikatan rumput lain yang juga kering akan dibakar kemudian ke dalam api agar api menyala terus menerus sesuai keinginan penggunanya. Lokasi dari asap dan bentuk kecondongan membumbungnya asap (posisi membentuk semacam kerucut) tersebut mempunyai arti tertentu. Jika pengirim pesan membentuk suatu kumpulan asap yang bentuknya makin mengecil dari arah bawah ke atas (ujung kerucut di atas), ini menandakan bahwa semuanya dalam keadaan baik-baik saja. Tapi apabila sang pengirim pesan membentuk dari asap yang dihasilkannya makin mengecil dari arah atas ke bawah (ujung kerucut di bawah), maka hal itu berarti menandakan adanya bahaya yang mengintai.

Sinyal asap masih digunakan hingga saat ini untuk memenuhi berbagai kepentingan . Di Roma, asrama Kardinal (tempat para kardinal terpilih dari berbagai negara di seluruh dunia dikarantina hingga akhirnya terpilih paus baru) menggunakan sinyal asap untuk mengindikasikan terpilihnya paus baru. Kardinal-kardinal yang memenuhi syarat mengadakan surat suara rahasia sampai seseorang menerima suara minimal dua per tiga plus satu dari jumlah seluruh kardinal yang memiliki hak suara. Surat suara akan dibakar setiap habis pemilihan, tiap hasil gagal atau berhasil terpilihnya paus baru berarti bahan kimia berbeda yang dimasukkan ke dalam pembakaran agar menghasilkan warna asap yang berbeda. Di luar gereja katedral, umat Katolik menanti timbulnya asap putih dari cerobong asap, karena asap dengan warna hitam mengindikasikan pemilihan yang gagal dan asap dengan warna putih mengindikasikan bahwa paus baru telah terpilih dan hal itu berarti umat katolik telah memiliki pemimpin agama yang baru.

Secara umum sinyal asap digunakan untuk mengirimkan berita, sinyal bahaya, sebagai tanda darurat atau mengumpulkan orang banyak ke suatu area.

Contoh - contoh[sunting | sunting sumber]

Yámana[sunting | sunting sumber]

Orang Yámana menggunakan api untuk mengirim pesan dengan menggunakan sinyal asap, sebagai contoh jika di daerah mereka ada paus yang terdampar di pantai, maka paus itu akan dijadikan bahan konsumsi oleh mereka. Daging paus dalam jumlah besar tersebut membutuhkan pemberitahuan kepada banyak orang, maka daging paus tersebut tidak akan busuk sia-sia karena orang-orang akan tahu akan adanya paus yang terdampar dan beramai-ramai dan langsung mengonsumsi bagian-bagian tubuh paus tersebut untuk kebutuhan mereka masing-masing. Mereka juga menggunakan sinyal asap untuk kesempatan berbeda, jadi memungkinkan Magellan melihat api tetapi dia bisa jadi melihat asap atau cahaya dari fenomena alam.

Noon gun[sunting | sunting sumber]

Sinyal waktu Noon gun pernah digunakan untuk mengatur kronometer milik Angkata laut dalam Table Bay mereka.

Suku aborigin Australia[sunting | sunting sumber]

Suku Aborigin Australia akan mengirim Sinyal asap untuk memberitahu yang penghuni kawasan lainnya tentang kehadiran mereka, biasanya sinyal ini digunakan pada saat mereka memasuki wilayah yang bukan milik mereka.

Tim SAR (Search and Rescue)[sunting | sunting sumber]

Jika korban dari speedboat terbalik dan dalam kondisi kritis sempat melempar sinyal asap yang tersedia di speedboat, maka akan muncul sinyal asap yang berwarna jingga. Dari sinyal asap tersebut, tim search and rescue (SAR) akan mengetahui adanya korban tenggelam dan segera bergerak melakukan tindakan penyelamatan. Misalnya seperti yang dilakukan tim SAR dinas perhubungan dan lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) provinsi Jawa timur, Indonesia, untuk berjaga-jaga di kawasan wisata Sarangan yang berbasis perairan dan sangat rawan terjadi kecelakaan.

Mengarahkan antena[sunting | sunting sumber]

Sinyal asap dapat membantu kesuksesan dalam proses mengarahkan antena pada sambungan jarak jauh ke arah yang benar. Teknisi dapat membuat tanda darurat untuk menyiasati kondisi lapangan yang membuat sulit untuk memperkirakan posisi ujung sambungan antena yang lainnya . Bagaimanapun, Sinyal asap merupakan sinyal yang kompleks. Media isyarat api ini hanya bisa digunakan dalam kondisi cerah dan tidak hujan. Yang bisa mengartikan hanyalah orang-orang yang berada pada kelompok pengguna isyarat tersebut dan hanya efektif digunakan untuk mengirim pesan-pesan singkat.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

1. ^ Gusinde 1966:137–139, 186

2. ^ Itsz 1979:109

3. ^ The Patagonian Canoe. Extracts from the following book. E. Lucas Bridges: Uttermost Part of the Earth. Indians of Tierra del Fuego. 1949, reprinted by Dover Publications, Inc (New York, 1988).

4. ^ Myers, 1986: 100

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  • Gusinde, Martin (1966) (in German). Nordwind—Südwind. Mythen und Märchen der Feuerlandindianer. Kassel: E. Röth.
  • Itsz, Rudolf (1979). "A kihunyt tüzek földje" (in Hungarian). Napköve. Néprajzi elbeszélések. Budapest: Móra Könyvkiadó. pp. 93–112.
  • Translation of the original: Итс, Р.Ф. (1974) (in Russian). Камень солнца. Ленинград: Издательство «Детская Литература». Title means: “Stone of sun”; chapter means: “The land of burnt-out fires”.
  • Myers, Fred (1986). Pintupi Country, Pintupi Self. USA: Smithsonian Institution.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]