Sindrom Uner Tan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sindrom Uner Tan, sindrom Unertan atau SUT adalah suatu sindrom yang ditemukan oleh ahli biologi evolusioner dari Turki, Üner Tan. Orang yang terkena sindrom ini berjalan dengan lokomosi quadrupedal dan menderita kemampuan berbicara primitif dan retardasi mental berat. Tan berpostulasi bahwa ini adalah contoh dari "evolusi terbalik". [1] Sindrom ini diperkenalkan dalam dokumenter BBC Two tahun 2006 berjudul The Family That Walks On All Fours ("Keluarga yang Berjalan dengan Empat Kaki").

Kasus-kasus[sunting | sunting sumber]

Keluarga Ulaş[sunting | sunting sumber]

Sembilan puluh Keluarga Ulas dari pedalaman selatan Turki adalah contoh utama dari sindrom ini. Tan mendeskripsikan lima anggota berjalan dengan gaya quadrupedal menggunakan kaki dan telapak tangan mereka. Pada bayi, yang mana hal ini jarang tetapi sebuah tahap normal awal dan terkadang kemudian berjalan bipedal, gaya berjalan seperti itu disebut dengan "rangkak-beruang". Anggota keluarga yang terserang sindrom tersebut juga mengalami retardasi mental berat dan kemampuan berbicara yang primitif. Tan mengajukan bahwa ini adalah gejala dari sindrom Uner Tan. [1]

Namun, Nicholas Humphrey, John Skoyles, dan Roger Keynes telah membantah bahwa gaya mereka dikarenakan dua fenomena langka yang datang bersamaan. [2] Pertama, bukannya berawal dengan merangkak saat bayi dengan lutut mereka, mereka mulai belajar bergerak dengan "rangkak-beruang" dengan kaki mereka. [2] Kedua, dikarenakan cacat otak kongenital, mereka merasa keseimbangan pada dua kaki sangat sulit. [2] Karena hal tersebut, perkembangan motor mereka disalurkan mengubah rangkak-beruang sebagai pengganti dari bipedalisme. [2]

Secara habitat dan genetis, SUT berbeda dari sindrom disequilibrium (DES - Hagberg et al. (1972)), menurut sebuah penelitian. [3]

Empat pria, dua wanita[sunting | sunting sumber]

Pada Januari 2008, Tan melaporkan keluarga lain (empat pria dan dua wanita) berlokasi di Turki bagian selatan. [4]

Lain[sunting | sunting sumber]

Empat kasus berbeda lainnya dalam keluarga-keluarga dideskripsikan dalam tingkatan berbeda mengalami SUT di antara sepuluh orang. Pria lebih mudah terjangkit daripada wanita. [3] Beberapa individu tidak sadar dengan waktu, kekurangan bahasa, memiliki retardasi mental berat tanpa ada pengalaman sadar dan berkomunikasi dengan suara keruh. Dua pria tidak bisa berdiri, sementara di kasus lainnya, bisa berdiri tetapi tidak bisa melangkah saat tegak. Kasus-kasus yang sedikit berat berjalan dengan jari kaki, yang mana merupakan sebuah fase normal dalam gaya perkembangan anak.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Lihat untuk pertimbangan: Uner Tan syndrome: history, clinical evaluations, ganetics, and the dynamics of human qaudrupedalism. The Open Neurology Journal, 2010, 4, 78-89.

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Tan U (2006). "A new syndrome with quadrupedal gait, primitive speech, and severe mental retardation as a live model for human evolution". Int. J. Neurosci. 116 (3): 361–9. doi:10.1080/00207450500455330. PMID 16484061. 
  2. ^ a b c d Humphrey, N., Keynes, R. & Skoyles, J. R. (2005). "Hand-walkers: five siblings who never stood up" (PDF). Discussion Paper. London, UK: Centre for Philosophy of Natural and Social Science. 
  3. ^ a b http://cogprints.org/5858/1/UTS_A_CASE_SERIES%2C_IJN%2C_1%2C_1-26%2C_2008.pdf
  4. ^ Tan U, Karaca S, Tan M; et al. (2008). "Unertan syndrome: a case series demonstrating human devolution". Int. J. Neurosci. 118 (1): 1–25. doi:10.1080/00207450701667857. PMID 18041603.