Silungkang, Sawahlunto

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Silungkang
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KotaSawahlunto
Pemerintahan
 • CamatSupar, S.Pd., M.Si.
Populasi
 (2019)
 • Total11.359 jiwa
Kode pos
27431-27435
Kode Kemendagri13.73.03
Kode BPS1373010
Nagari/kelurahan5 Nagari
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aanleg spoorlijn Solok-Siloengkang. Halte Si Loenkang. Sumatera west kust TMnr 10022112.jpg
Stasiun kereta api Silungkang pada masa Hindia Belanda
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Landschap met gezicht op het station van Siloengkong Sumatera`s Westkust TMnr 60003630.jpg
Pemandangan di sekitar stasiun Silungkang pada tahun 1880-an
Silungkang di tahun 2019

Silungkang adalah sebuah kecamatan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Indonesia. Di daerah ini pernah terjadi pemberontakan rakyat terhadap pemerintahan kolonial belanda pada 1 Januari 1927.

Nagari[sunting | sunting sumber]

  1. Muaro Kalaban
  2. Silungkang Oso
  3. Silungkang Duo
  4. Silungkang Tigo
  5. Taratak Bocah

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Tentang dari mana asal nama Silungkang dan sejak kapan nagari ini memakai nama Silungkang hingga kini masih dipertanyakan. Belum ada yang secara pasti dapat menjawabnya. Karena memang belum pernah dilakukan penelitian. Di Silungkang memang ada lurah yang bernama Lungkang. Lurah itu airnya mengalir melalui Surau Bingkuang dan bertemu dengan Batang Lasi sebelum Lubuak Nan Godang. Ada yang memperkirakan dari nama lurah Lungkang inilah nama Silungkang.

Tetapi ada pula yang memperkirakan bahwa nama Silungkang itu berasal dari Sawah Lungkang. Tampaknya perkiraan ini agak jauh dari kemungkinan. Sebab di sekitar mengalirnya air lurah Lungkang sampai bertemu dengan Batang Lasi tak ada tanda-tanda bahwa pada masa lalu tempat itu adalah persawahan. Yang terkenal (dekat pertemuan lurah Lungkang dengan Batang Lasi) ialah Polak Pisang (Ladang Pisang). Sedangkan di mudiknya ialah Polak Kopi. Tak kelihatan bekas-bekasnya bahwa Polak Piang dan Polak Kopi itu dulunya sawah.

Lain pula halnya dengan buku Mambangkik Tareh Tarandam. Nama Lungkang itu dikaitkannya dengan legenda Adu Kerbau1. “Lungkang” itulah nasihat yang diberikan pemimpin-pemimpin (3 bersaudara: Nan Tuo, Nan Tongah dan Nan Ketek) Talang Tului Batu Badegui, tatkala utusan Kerajaan Bukit Batu Patah datang mencari ikhtiar guna melawan Kerbau besar dari orang Jawa.

Tatkala utusan Kerajaan Bukit Batu Patah menanyakan apakah yang dimaksud Lungkang, oleh Nan Tuo dikatakan yang dimaksud dengan Lungkang ialah “Lawan yang besar ialah yang kecil, lawan yang panjang ialah yang singkat, lawan jantan ialah betina”. Keterangan Nan Tuo itu diperkuat oleh Nan Tongah dengan kata-kata: “Itu sebenarnya. Sebab di alam ini terjadi segala dua. Cobalah berguru ke alam Lungkang”. Kemudian Nan Ketek memperkuat pula keterangan Nan Tuo dan Nan Tongah.

Utusan pun kembali ke Bukit Batu Patah, setelah ada kepastian dari pemimpin-pemimpin Talang Tului Batu Badegui itu bahwa nasihatnya dapat dipertanggung jawabkan. Tampaknya nasihat “Lungkang” itu dapat diterima Bukit Batu Patah. Dan kemudian terjadilah pertarungan kerbau besar dari Jawa dengan anak kerbau yang pakai taji dan pertarungan ini dimenangkan Anak Kerbau. Dan dari nasihat Lungkang inilah asal nama Silungkang.

Bila kita lihat Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwadarminta maka Lungkang itu artinya ialah “selokan” atau “pelimbahan”. Bisa saja dalam selokan atau pelimbahan itu terdapat benda atau materi yang besar berlawanan dengan yang kecil, yang panjang berlawanan dengan yang singkat, yang jantan berlawanan dengan betina. Tetapi yang pasti Lungkang bukan berarti besar lawan kecil, panjang lawan singkat, jantan lawan betina.

Di samping itu ada pula yang mengatakan bahwa nama Silungkang ini berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Lowongan batu yang tinggi”. Nama Silungkang ini mulai diletakkan pada abad ke-4 Sebelum Masehi. Sebelum bernama Silungkang namanya Talang Tului Batu Badegui.

Ada dua uraian mengenai penukaran nama itu. Pertama penukaran nama ini adalah untuk menyesuaikan nama dengan keadaan alamnya. Silungkang adalah nagari yang tandus2, punya hanya sedikit dataran yang kiri kanannya diapit oleh bukit yang tinggi dan memang seperti lowongan batu. Kedua penukaran nama ini adalah hadiah dari Kerajaan di Periangan Padang Panjang. Dari mana sumber keterangan di atas tak ada penjelasan. Karena itu belum bisa dipastikan kebenarannya.

Apalagi bila diingat yang memakai nama Silungkang bukan hanya nagari Silungkang yang dulunya bernama Talang Tului Batu Badegui, tetapi juga terdapat nama kampung Silungkang di Sulit Air dan Palembayan. Jadi hingga kini dari mana asal nama Silungkang dan sejak kapan nama Silungkang menggantikan Talang Tului Batu Badegui masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Lepas dari persoalan dari mana asal nama Silungkang, maka kini Silungkang termasuk dalam Kota Sawahlunto. Di sebelah barat berbatas dengan nagari Kubang dan Lunto. Di sebelah timur berbatas dengan nagari Batu Manjulur dan Tarung-Tarung. Di sebelah utara berbatas dengan nagari Pianggu dan di sebelah selatan berbatas dengan nagari Padang Sibusuk.

Pada tahun 1980-an, penduduk Silungkang berjumlah 8400 orang. Sedangkan yang tinggal di perantuan sekitar 10.000 orang. Secara administratif Negari Silungkang dibagi dalam 7 Jorong: Silungkang Khusus (4300 orang); Muaro Kalaban (3360 orang); Taratak Boncah (440 orang); Bukit Kociek atau Talang Tulus (210 orang); Sungai Cocang (150 orang); Rumbio (120 orang); Bukit Kuning (110) orang.

Pada awal diberlakukannya PP No. 5 tahun 1979 di Silungkang, Silungkang dipecah menjadi 7 desa yang terdiri dari Desa Silungkang Khusus, Sungai Cocang, Rumbio, Talang Tuluih, Bukit Kuning, Tak Boncah, serta Muaro Kalaban. Ketujuh desa ini tergabung dalam Kecamatan Sawahlunto. Dengan dikeluarnya Perda (Peraturan Daerah Sumatera Barat No. 13/1983) maka Jorong-jorong itu ditetapkan menjadi Desa. Kini Jorong Silungkang Khusus telah menjadi Desa Silungkang Khusus.

Pada tahun 1987, jumlah desa diciutkan menjadi 5 desa, yaitu desa Silungkang Oso, Silungkang Duo, Silungkang Tigo, Taratak Boncah dan Muaro Kalaban yang tergabung dalam Kecamatan Silungkang.

Suku di Nagari Silungkang[sunting | sunting sumber]

Suku (klan) di Silungkang ada lima

  1. Suku Supanjang: Panghulu nya Datuk Bosa
  2. Suku Payobadar: Panghulu nya Datuk Mangguang Jumpo
  3. Suku Dalimo: Panghulu nya Datuk Penghulu Sati
  4. Suku Malayu: Panghulu nya Datuk Rajo Nan Godang
  5. Suku Pitopang: Panghulu nya Datuk Rangkayo Nan Godang

Kampung di Silungkang[sunting | sunting sumber]

Secara kelompok besar, Nagari di Silungkang terbagi menjadi beberapa Kampuang (Andiko) yang 18, yaitu:

Suku Malayu

  1. Malayu
  2. Panai 3 Tingkah
  3. Sungkiang / Batu Bagantuang
  4. Panai Ompek Rumah / Guguak Binok
  5. Panai Koto Baru / Lubuak / Rumah Tabuah (disingkat menjadi Paklurah)

Suku Patopang

  1. Guguak / Koto Marapak
  2. Paliang Ateh / Batu Manonggow
  3. Palakoto / Talakbuai
  4. Sawah Juwai
  5. Kutianyi

Suku Dalimo

  1. Dalimo Godang
  2. Dalimo Coca / Dalimo Tapanggang
  3. Dalimo Kosiak / Guguak Ciporan / Dalimo Singkek.
  4. Tanah Sirah / Paliang Bawuah (PATAS).

Suku Supanjang

  1. Dalimo Jao Ateh
  2. Dalimo Jao Bawuah

Suku Payabadar

  1. Malowe Ilie
  2. Malowe Mudiak

Letak Geografis[sunting | sunting sumber]

Lihat di Google Maps https://goo.gl/maps/uQ9mESGD5mM2

Nagari Silungkang membentang sepanjang sembilan kilometer.
Letak Daerah: Di antara gugusan Bukit Barisan pada sebuah cekungan yang sempit
Batas Daerah:

  1. Utara: Kubang
  2. Selatan: Taratak Boncah
  3. Timur: Kubang Sirakuak, Padang Sibusuak, Kota Sawahlunto
  4. Barat: Pianggu

Luas Daerah: 2.478 ha
Ketinggian: 153 mdpl
Temperatur: 22 - 33 °C
Sungai sungai: Batang Lasi, di Kecamatan Silungkang

Fasilitas Umum dan Sosial[sunting | sunting sumber]

Kesehatan

  • RSU -
  • Puskesmas 1
  • Puskesmas Pembantu 4
  • Praktik Dokter 7
  • Pos KB 5
  • Klinik KB 2
  • Dokter 3
  • Perawat 21
  • Bidan 11
  • Apotek 2
  • Toko Obat 1
  • Dukun 5

Sambungan Telepon

  • Bisnis 24
  • Perumahan 664

Tempat Wisata

  • Waterboom
  • Batu Runciang
  • Lubuak Silaju
  • Galau Basurek / Macrowave

Komunitas[sunting | sunting sumber]

Sebagaimana nagari-nagari lainnya di Minangkabau, Silungkang juga memiliki organisasi perantauan yang dikenal dengan Persatuan Keluarga Silungkang (PKS). Persatuan Keluarga Silungkang didirikan pada tahun 1935 oleh perantau yang bermukim di Batavia.[1] Selain di Jabotabek, kini Persatuan Keluarga Silungkang juga terdapat di Surabaya dan Padang.

Tokoh[sunting | sunting sumber]

Silungkang banyak melahirkan tokoh-tokoh yang sukses di berbagai bidang, antara lain :

  • Herman Nawas, pengusaha
  • Ria Miranda, pengusaha dan perancang busana
  • Sulaiman Labai, pejuang perintis kemerdekaan,pengusaha dan jurnalis
  • Umar Junus, sastrawan.
  • Mansyur bin Samin adalah ahli perdagangan yang mempunyai toko di Singapura bernama CV BANTEN.Beliau ditangkap oleh pihak penjajah karena memasok senjata untuk pejuang ke Jakarta, di saat penerimaan penghargaan pejuang 45, beliau tidak dapat hadir.

Referensi[sunting | sunting sumber]