Sidobunder, Puring, Kebumen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

{{desa |Peta = |Nama = Sidobunder |Provinsi = Jawa Tengah |Dati II = Kabupaten |Nama Dati II = Kebumen |kecamatan = Puring |Kode Pos = 54383 |Nama Pemimpin = Sarno |Luas Wilayah =... km² |Penduduk =... jiwa |Kepadatan =... jiwa/km² Sidobunder adalah [Desa] di [Kecamatan] [Puring], Kebumen|Puring], [Kabupaten Kebumen|Kebumen], [Jawa Tengah], [Indonesia].

Batas-batas Wilayah[sunting | sunting sumber]

= Pembagian Wilayah[sunting | sunting sumber]

  1. Banasari Utara
  2. Banasari Selatan
  3. Bangbunder Utara
  4. Bangbunder Selatan
  5. Tunjungan Utara
  6. Tunjungan Selatan

Geografi[sunting | sunting sumber]

Desa Sidobunder mempunyai topgarfi wilayah berupa dataran rendah dengan ketinggian rata-rata hanya 7 meter di atas permukaan air laut. Wilayah permukiamn penduduk lebih terkonsentrasi dibagian utara dan selatan sedangkan ditengah dugunakan untuk pertanian berupa sawah. Karena diwilayah tengah dibelah oleh Sungai Kanal Telomoyo yang rawan banjir. Desa Sidobunder dikelilingi oleh sungai alami maupun irigasi diantaranya Sungai Kanal Telomoyo, SUngai Gombong, Sungai Kating, Sungai Putihan, dan Sungai Klepupayung. Hal tersebut membuat dataran Desa Sidobunder kerap terendam banjir.

Monumen Sidobunder[sunting | sunting sumber]

Di Desa Sidobunder terdapat monumen yaitu sebuah tugu untuk memperingati terjadinya pertempuran sengit antara Tentara Pelajar dari Jogjakarta pada tahun 1949 saat terjadinya Agresi Militer Belanda II, desa Sidobunder merupakan basis pertahanan dari serangan musuh Belanda yang bermarkas di Gombong, banyak korban berjatuhan ada sekitar 23 TP yang gugur di desa tersebut dan juga dari masyarakat sekitar, banyaknya korban jatuh karena kebanyakan tentara pelajar tersebut berasal dari Sulawesi yang kurang memahami peta wilayah, pada tanggal 2 September hampir setiap tahun diadakan peringatan di monumen tersebut entah itu upacara, napak tilas maupun kegiatan lain, tokoh - tokoh tentara Pelajar antara lain Bapak Sunarto mantan Lurah Gombong, Martono mantan Menteri Transmigrasi dan banyak tokoh yang akhirnya menduduki jabatan penting di Jakarta.