Seloliman, Trawas, Mojokerto

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seloliman
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenMojokerto
KecamatanTrawas
Kode pos
61375
Kode Kemendagri35.16.04.2013
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Seloliman adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Desa Seloliman terdiri dari dua suku kata, yakni “Selo” yang berarti Batu dan “Liman” yang berarti Gajah. Jadi, Seloliman mengandung arti bahwa Desa Seloliman merupakan desa yang berbatu sebesar gajah. Letak dan posisi batu yang dikeramatkan sebagai lambang dan symbol sejarah desa berada ditengah-tengah sawah Seloliman. Sedangkan nama Seloliman sendiri merupakan hamparan persawahan yang terletak di sebelah utara desa. Pada zaman dahulu kawasan Desa Seloliman berada pada areal persawahan tersebut. Adapun petilasan Desa Seloliman yang berada di kawasan punden yang disebut dengan “Punden Sembujo”. Sedangkan sesepuh pendiri Desa Seloliman bernama Mbah Tirto yang dimakamkan di Punden Sembujo.

Secara umum belum ditemukan data khusus mengenai tahun berdiri Desa Seloliman.

Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]

Desa Seloliman dibagi menjadi 3 dusun yakni: 1) Dusun Balekambang, 2) Dusun Biting, dan 3) Dusun Sempur. Desa Seloliman merupakan serangkaian dari tiga dusun tersebut dan tiap-tiap dusun memiliki sejarah sendiri-sendiri.

Dusun Balekambang[sunting | sunting sumber]

Dusun Balekambang merupakan kawasan perkampungan baru yang sebelumnya berada di timur dusun atau lereng utara Gunung Bengkel. Warganya melakukan perpindahan dusun dalam rangka untuk mendekati sumber air. Karena, didusun yang lama mengalami kesulitan air. Mbah jimat adalah leluhur Dusun Balekambang. Petilasan yang masih bisa dilihat dari Punden Umpak Suku Domas Balekambang. Punden ini merupakan pendopo panggung. Simbol Dusun Balekambang adalah Pohon Beringin. Sampai saat ini, Punden Suku Domas digunakan warga Dusun Balekambang untuk hajatan dan selamatan dusun atau ruwat Dusun Balekambang.

Dusun Biting[sunting | sunting sumber]

Dusun Biting ini memiliki simbol dari para pendiri Dusun Biting berupa Burung Elang, Naga Dan Watu Dukun. Ada beberapa kawasan-kawasan yang dikeramatkan di Dusun Biting antara lain: Pemakaman Umum Dusun Biting (Makam Mbah Tunggul Wulung), Pertirtaan Candi Jolotundo pada bulan suro, Mbah Punden Keramat pada Bulan Ruwah. Sedangkan hajatan-hajatan khusus misalkan mencari pengobatan atau setelah melahirkan, warga menuju ke Watu Dukun (Mbah Kasiah) untuk melakukan selamatan. Hutan diwilayah Biting dahulu terkenal angker dan gaib serta ditumbuhi pohon aren. Adapun nama selaku pimpinan dalam membuka hutan Dusun Biting antara lain: a) Tunggul Wulung; kesaktiannya tinggi seperti Elang, b) Tunggul Nogo; kesaktiannya seperti Naga, c) Tunggul Nokek, d) Tunggul Sari, e) Tunggul Demang Alam, dan f) Aryo Tejo Kusumo.

Dusun Seloliman[sunting | sunting sumber]

Bersamaan dengan hilangnya Desa Seloliman, berdirilah sebuah dusun yang bernama Dusun Sempur akibat dari sebuah peperangan atau adu tanding antara Mbah Tirto dengan Mbah Ringgit, maka rakyar Seloliman menjadi pengikut Mbah Ringgit dan dipindahkan kekawasan baru yang berupa hutan dan diberi nama Dusun Sempur.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]